21. Taken Rasa Single

1.1K 172 196
                                    

1 Month Later





"Lo ngapain sih pengen bunuh diri segala, hah? Dipikirnya gara-gara video pertengkaran lo sama Soyee viral di internet ngelebihin Mama Dandi, kehidupan lo bakalan berakhir cuma karena kata malu gitu?" Omel Eunwoo setelah dia memasuki ruangan bernomor 156.

"Gue ga bermaksud bunuh diri. Siapa juga yang tolol banget ngelakuin hal itu." Sally menjawab serak, sibuk benerin selang pernafasan di hidungnya, sementara cewek itu bergerak buat duduk sedikit menyender pada bantal dibelakang punggung.

"Nenggak baygon itu bukan termasuk percobaan bunuh diri yah? Baru tau gue." Shinbi yang baru nyusul masuk bareng Yerin, Jieqiong, Rena, Dahyun dan Umji—menyindir sarkasme.

"Ck. Serius! Gue cuma salah pegang doang waktu itu. Niatnya pengen ambil kopi disebelah, eh... malah yang gue tenggak obat nyamuk cair punya kak Hyebin yang baru aja diisi ulang."

"Kocak lo." Rena bersedekap, ekspresi wajahnya judes bukan main.

Aduh, ini kok pada sinis banget yah? Niat jenguk orang sakit, apa niat tawuran, sih?

Pusing pala Sally.

"Bukan maksud mau marahin yah, Saleh sayang. Tapi lo tuh ada-ada aja deh. Masa ga bisa bedain bau kopi, sama bau obat nyamuk? Lagi keasyikan ngelamun apa gimana?" Umji duduk di sofa setelah menaruh buket buah keatas nakas.

"Kejadiannya kecepetan. Gue ga sadar. Baru tau itu obat nyamuk pas udah ketelen. Pait."

Jieqiong gelengin kepalanya dramatis. Lirik Dahyun yang hampir nyahut ga kalah judesnya dari yang lain, cewek itu buru-buru menengahi;

"Udah ah, orang sakit jangan dipojokin kayak gitu. Malah depresi nanti." Bibirnya manyun imut.

Yang lain cuma putar mata dengerin ceramah mendadak dari maknae mereka tadi.

"Lo udah makan belum? Kita beliin buburnya mang Udin loh tadi. Mau?" Si chinese duduk diatas kursi yang berhadapan dengan ranjang Sally, kemudian mengambil kotak styrofoam dari plastik yang dibawanya untuk dibuka.

"E-eh, ga usah deh. Gue udah makan, Jie."

"Oh, udah?" Jieqiong mengangkat alis, begitupun dengan yang lain.

"Ada yang jenguk lo, tadi?" Selidik Shinbi. Soalnya ga mungkin kalo itu anak makan makanan dari rumah sakit; noh, bubur dari susternya utuh diatas meja depan sofa.

"Iya, ada yang jenguk." Sally mengangguk pelan. Susah ga susah dengan keadaan leher yang kaku parah.

"Siapa?" Tanya Dahyun penasaran. "Keluarga lo?"

"Bukan, gue gamau ribet ngurusin ongkos kalo kasih tau mereka."

"Terus?" Cecar Umji.

Sally udah mau jawab, waktu itu. tapi baru mulutnya terbuka buat ngomong, tiba-tiba—

Knock knock!

Serentak mereka menoleh, tatap kaget dua manusia diambang pintu yang baru aja balik dari kantin di belakang rumah sakit.

"Eiy, ada banyak mahasiswi kunang-kunang, rupanya." Heehyun berkacak pinggang, lalu melambaikan tangan; "Halo."

Dosen killer dari kampus sebelah, yang dikenal juga sebagai alumni universitas mereka itu melangkah masuk dengan begitu santainya.

Berbanding terbalik sama yang dilakukan Soyee sekarang; masih belum bergeming dari tempatnya semula. Terlalu keki menghadapi tatapan sengit para sahabat pacarnya.

Ekhem. Pacar yah, masih.

Ga jadi mantanan, soalnya.

"Loh, kok ada dia sih?" Eunwoo berbisik gregetan di telinga si pasien.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang