17. Bangkai Yang Tercium

1.4K 177 266
                                    



Baru pulang beberapa hari dari Vietnam, dan Soyee merasa kalo dia cukup kehilangan banyak waktu buat ngelakuin beragam hal romantis sama Sally seperti dulu.

Jadi dengan terlalu niat, pagi-pagi sekali dia berdandan cukup rapi. Siapkan sendiri beberapa bekal makanan yang bisa dijadiin sarapan sekaligus menu makan siang buat pacar tercinta, sebelum akhirnya gaspol menuju kosan china-nya buat jemput cewek itu dan nganterin doi pergi ke kampus.

How sweet.

Soyee menyeringai senang dibalik stir kemudi.

Sedikit berpikir; kapan terakhir kali dia bisa bersikap layaknya pacar yang manis buat cewek bawel itu? Terlalu lama kah? Soyee sampe jadi ga inget sama sekali jadinya.

Cuma kebayang kalo waktu itu mereka lagi berada di masa yang kurang baik. Dimana Soyee sama Sally lebih sering menghabiskan waktu bersama yang tersisa dengan pertengkaran-pertengkaran kecil.

Gara-gara yang satu terpaksa harus ngikutin permintaan orang tuanya buat pindah ke luar negeri; membesarkan usaha keluarga disana. Sementara yang satu lagi meminta buat dia tetap tinggal; karena merasa ga sanggup pisah lama-lama.

Tapi syukurnya—cewek itu berakhir ngertiin posisinya. Jadi meski berat, Sally tetep ngizinin dia buat pergi.

Status; masih sama. Pacaran, tetap. Tapi gataulah, dia bener-bener suka cemas kalo bayangin masalah kesetiaan.

Soyee cuma bisa berharap kalo Sally ga pernah macem-macem selama mereka LDR bertahun-tahun. Sama seperti apa yang dia lakukan, cewek itu juga pengen kalo pacarnya bakalan setia ke dia sampai detik ini.

Walaupun yah—persentasenya kecil untuk mempercayai seseorang yang hampir ga pernah berada dekat disisi.

Sulit kepantau, dan otomatis—dia ga bisa mengawasi Sally dengan baik.

Tapi ya udahlah. Kalo emang cinta harus saling percaya kan? Toh yang penting, mereka udah bisa nyampe titik ini sekarang; terlalu jauh buat meragu. Soyee ga punya alasan apa-apa buat curigain Sally dengan begitu randomnya.

Greb

Mengeluari mobil dan tutup pintunya sekali dorong, Soyee berjalan pelan menuju seorang perempuan berdaster motif bunga yang sedang menyapu halaman didepan rumah.

"Permisi, buk?" Tegurnya lembut.

"Ah iya neng, kenapa?" Pemilik tempat kost berbalik, pandangi cewek cantik yang lagi berdiri didepannya dengan kening berkerut-kerut.

"Erm gini, Saya kesini mau ketemu sama Sally. Orangnya—masih ada didalem ga yah?"

"Oh neng Sally! Dia baru aja pergi."

Lah? Kerajinan banget? –bermonolog dalam hati.

Soyee melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 6.40 pagi.

Dan kedua alisnya otomatis menukik tajam.

"Pergi sepagi ini?"

"Iya! Baru aja naik angkot, tadi."

Ho.

Mengangguk.

"Ya udah deh buk, makasih yah. Kalo gitu saya permisi dulu." Menyalami tangannya sekilas, bocah itu hampir saja kembali memasuki mobilnya.

Sebelum tiba-tiba seorang cewek juga datang diwaktu bersamaan, menghampiri sang ibu kost, lalu menanyakan hal yang sama; "Sally nya ada buk?"

Soyee reflek berbalik. Pandangi heran seorang cewek manis yang lagi menggigit jarinya didepan sang ibu, bertanya ga sabaran, dengan ujung converse miliknya yang mengetuk-ngetuk tanah beberapakali.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang