75. Lembar Baru? (END)

818 105 162
                                    



"Maafin kami, Om. Jieqiong nggak bisa kami temukan. Bahkan sahabatnya... Kami juga nggak tau mereka ada dimana."

"Nggak, nggak! Saya nggak mau tau! Pokoknya kalian harus bisa bawa pulang Jieqiong hari ini! Ngerti?! Lagian saya tuh udah percayain Jieqiong ke kalian lho! Bisa-bisanya kalian teledor sampe dia bisa lolos dari pengawasan kalian kayak gitu? "

"Kami dikerjain, om. Ada yang sengaja naruh obat pencuci perut di makanan saya sama Minghao, kemarin. Dan—saat kami mulai sibuk keluar masuk toilet, kayaknya... teman-temannya itu curi kesempatan buat bawa Jieqiong pergi."

"Ck!" Zhoumi mendongak kesal, darahnya mendidih. Dia memijit pelipis niat meredakan rasa pusing. "Harusnya kalian bisa lebih waspada, dong! Kenapa sampe mampu diperdaya kayak gitu? Teman-teman Jieqiong tuh cuma sekumpulan anak kemarin sore, tau nggak?! Terus kamu sama Minghao kalah, gitu?! Wah... Kalian sekomplot sama mereka buat ngelabui saya atau gimana?"

"Om—nggak! Nggak gitu, Om. Minghao sama Jun nggak ada niatan untuk berbuat kayak gitu. Kami cuma—"

"Oke, udah! Nggak usah dijelasin sekarang! Saya nggak butuh, karena saya tau kita udah nggak punya banyak waktu! Lebih baik kalau kalian memang ingin bantu saya, hari ini juga, kita bergegas untuk cari Jieqiong lagi. Sebelum kita kehilangan jejaknya lebih jauh! Karena saya yakin, bocah begundal itu pasti berniat bawa Jieqiong pergi dari Bandung!"

"Jadi Jieqiong lari dari rumah?"

"Hn?" Zhoumi mengangkat alis terkejut mendengar suara seseorang dari balik punggungnya.

Dan ketika dia menoleh, menemukan Nayoung Samudra didepan pintu rumahnya. Zhoumi mematung. Berpikir bahwa masalah telah datang satu lagi, dan dia nggak akan bisa menghadapinya dalam satu hari ini.

'Astaga.'

;
Si jangkung dari keluarga Samudra itu mengeraskan rahang sembari masuk kedalam rumah. Kemudian menghentikan langkah, sedikit membanting koper, ketika dia telah sampai dihadapan Jun, Minghao dan Zhoumi dengan alis menukik tajam.

"Jieqiong pergi?" —Masih nggak ada beda. Nada dingin dan wajah arogannya selalu jadi sesuatu yang berhasil Zhoumi ingat dari 4 tahun lalu sejak dia memutuskan untuk pindah ke Auckland.

Nayoung Samudra... masih jadi kakak yang seprotektif itu buat Jieqiong Radhea.

"Hhh..." Zhoumi meringis jengkel. 

Berbalik punggung, dia masih memijit pelipis dengan otak berputar buntu.

'Sial, sial, sial!'

Kenapa pula anak ini harus muncul disaat-saat yang nggak tepat seperti ini? 'Benar-benar!'

Fajar Chaeyeon Mahendra dan Nayoung Samudra, nggak heran keduanya berteman baik karena mereka seperti dua trouble maker yang mampu memorak-porandakan Zhoumi, hanya karena dia membiarkan Jieqiong bergaul dengan dua bedebah ini.

'Ah, brengsek.'

"Om belum jawab pertanyaan saya. Jieqiong pergi? Apa yang saya lewatkan selama saya nggak ada disini? Beberapa waktu lalu dia nangis-nangis dan minta saya untuk datang kesini, terus bawa dia pindah ke Auckland supaya tinggal sama Mama. Dan sekarang? Apa? Saya baru datang dan malah mendapat kabar kalau dia kabur dari rumah? Lelucon macam apa—"

"Heh, jangan menghardik dulu! Akan lebih baik kalau kamu minta kejelasan sama teman kamu itu!"

"Teman?"

"Ya! Fajar Chaeyeon Mahendra! Kamu tau apa yang udah dia lakukan ke Jieqiong? Dia cuci otak Jieqiong! Bikin Jieqiong jadi anak yang pembangkang! Saya papanya, saya tau apa yang terbaik buat dia! Dan bareng sama Fajar—bukan suatu solusi untuk bangun bahagianya. Tapi dia pergi... Fajar ajak dia pergi dan bikin dia mengabaikan segala kewajibannya bahkan itu kuliah!!"

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang