Menjelang petang, Serenity ramai! —keadaan itu persis hari biasa ketika Heehyun datang mengecek, selesainya dia dengan tugas mengajar.
Kring! —bel berdering. Pintu terbuka silih berganti dengan muda-mudi saling bercakap mendekap buku sekedar pulang kuliah dan niat buka bersama. Sementara sebagian kecil ada pula yang hanya duduk berdua di suatu tempat. —kelihatan kencan, tapi terlihat sopan dengan ga terlalu mengumbar kemesraan diposisi bulan Ramadhan seperti ini. Jadi... yah, dia pikir itu aman terkendali.
"Yo! Kak bro! Hari ini, datang lebih cepat, yah? Mau makan apa? —sampean dari tadi fokus sekali perhatiin orang. Padahal jelas baru sampai dan kayaknya kelihatan capek! Kalo saya bisa bantu, ngomong aja ke saya. Nanti saya bilangin ke orang dapur buat bikin sesuatu." —Sadar akan Dino yang baru saja datang ke mejanya dengan tampang serius dan omongan panjang melebihi kali Citarum, Heehyun tersenyum menepuk halus pundak anak itu. "Ga usah! Saya cuma sebentar, kok. Ga bakal lama. Ada mobil yang harus dijemput dari bengkel karena kemarin nekat terobos jalur yang lumayan banjir. Jadi, ya, mungkin waktunya tarawih juga cabut."
"Aih..." Dino mendesis keberatan. "Teh aja kalau gitu, yah? Belum buka, kan?" —menimang sebentar, Heehyun lantas balas angguk dan bikin cowok itu tersenyum sedikit cerah, "Bentar!" Pesannya sebelum dia melangkah pergi.
"Astaga." Heehyun memijit pelipis. Ngerasa pusing tapi terkekeh dengan perhatian dari salah satu pegawainya.
Ya, memang nasib baik orang ramah yang selalu dapat perlakuan manis karena keakrabannya dengan siapapun. Walau kadang, sayang sekali—Heehyun ga jarang dikerumuni penjilat dengan kepalsuan setingkat iblis yang bikin dia ga bisa bedain mana orang baik yang bener-bener baik karena dia juga baik, atau— orang yang cuma pura-pura baik karena berpikir saking bodohnya Heehyun terlalu welcome untuk ikut di permainan yang sebenernya ngerugiin dia sendiri; terutama masalah hati.
—Kayak Yebin Kinanta.
;
Cewek cantik yang masih gagal di proses move on. Tapi malah ngajak dia sengsara sama-sama dengan ngejadiin Heehyun ga lebih baik dari posisinya. Dimana sakit akan tekanan batin, memang kerap kali muncul atas rasa cinta yang ga sampai.Cinta bertepuk sebelah tangan. —begitu tepatnya.
Dan mengharap seseorang buat suka ke dia, sementara dia pun tau orang itu ga bisa berhenti mencintai orang lain. —yah... gitulah sialnya.
"Hhh..."
"Cuaca diluar dingin, Kak! Ini musim panas ga terprediksi yang bakal se-ekstrim ini kondisinya."
Tak,
Cangkir kaca diletakan diatas meja. Dino duduk di sebrang, celingak-celinguk sekilas menatap sudut-sudut tempat yang syukurnya sedikit lengang menjelang waktu adzan maghrib. —sementara orang disebrang terimakasih sekilas, terus langsung ambil cangkirnya untuk diseruput, habis berdoa. 'Haah, alhamdulillah.'
"Omong-omong... maaf kalau agak menyinggung." Dino memotong. Maka reflek, HeeHyun mengangkat alis. "Apanya?"
Yang lebih muda hela nafas, terus beberapa sekon, dia lanjut bicara ditengah senyum kering cenderung kikuk.
"Jujur, setelah kejadian waktu itu saya khawatir kalau... pengunjung kita ga akan nyaman untuk datang lagi kemari, karena rasa takut, waswas, terganggu, atau—yah, apapun itu. Tapi... Ternyata ketakutan saya ga terbuki. Soalnya... kondisinya malah makin ramai, kak! Ada banyak orang yang datang kesini untuk menanyakan kak Chaeyeon, bahkan! Entah sekedar untuk tau nama, uname sosmed. Atau paling parah—ID Line, nomor telfon, dan bahkan alamat tempatnya tinggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyul
Romance[CHAEKYUL/CHAEQIONG] Cinta ga bakal lengkap tanpa lika-liku sejenis kebohongan. Seenggaknya, itu yang mereka simpulkan dari hubungan masing-masing. - APPLE STRAWBERRY - Ditulis dalam Bahasa © 2018 - 2019 | Pikasquirtle ChaeKyul/C...