Sayur asamnya lezat, nasinya dimasak begitu pulan, gorengan tempenya gurih, dan pedas dari sambal terasinya juga bikin nagih buat lidah; Zhoumi tercenung, merasakan mix yang benar-benar luar biasa didalam kunyahan mulutnya.
Ini—beneran bocah itu yang masak yah? Bakatnya kok diluar dugaan sih?
Padahal luarnya boyish banget, nggak ada kelihatan handalnya di dapur sama sekali. Cuma kok—bisa bikin sesuatu yang lebih enak dari masakannya? Seorang koki ternama yang sering bolak-balik luar negeri buat jadi juri masak di kompetisi internasional?
Waduh, ancaman.
Wkwkwk.
"Ini kamu sendiri yang masak Chae?" merasa ditanya—bocah itu menunda suapan nasinya dan mengangguk. Berikan sedikit senyum kaku kearah Zhoumi, terus lirik Jieqiong yang udah nyengir lebar sambil minum gelas airnya.
"Engg—kurang enak ya Om?" Chaeyeon balik bertanya, cukup hari-hati.
Zhoumi sontak menggeleng sambil kibasin tangannya degan cepat; "Nggaklah, enak ini."
"Wah, pantes aja dari tadi makannya kayak orang kelaparan. Lahap banget! kirain emang nggak makan beberapa hari, taunya doyan." Sindir Jieqiong semangat. Gigi vampire-nya terlihat lucu saat dibawa tertawa.
Si papa hanya mendelik, lalu berikan celetukan pedas yang bikin cewek itu menghentikan tawanya; "Kamu kalo nggak ikut masak, nggak usah nyaut. Papa lagi muji kokinya, bukan tukang tidur kayak kamu."
Si chinese cemberut; "Jahat banget, pah."
"Siapa suruh malesan?"
"Orang aku nggak dibangunin, mana sempet bantu-bantu?"
"Alasan."
"Nggak kok, Om. Emang sengaja nggak dibangunin. Kasihan soalnya, capek seharian jalan." Chaeyeon menampik halus, bikin senyum Jieqiong kembali merekah, dan nggak ragu buat peluk dia susah payah dari samping; kekanakan sekali.
Sampai Zhoumi cuman bisa gelengin kepalanya seraya menendang pelan kaki sang puteri dibawah meja.
"Nggak usah pacaran disini." Ultimatumnya dengan baritone yang tegas.
Jieqiong reflek nyengir, fokus liatin Chaeyeon tanpa perduli muka papanya yang udah masam kayak sayur bikinan si doi. Sementara Chaeyeonnya lagi-lagi hanya telen ludah gugup, terus kode halus kearah Jieqiong supaya berhenti gelendotin dia kayak gitu; nggak enak sama Zhoumi.
Papa muda itu menghela nafas.
Dasar bocah zaman sekarang.
Ambil tisu buat lap tangannya dari noda makanan, Zhoumi kembali cetuskan sebuah pertanyaan buat cairkan suasana; "Omong-omong, kamu dari Jakarta langsung pulang ke Bandung?"
Cewek yang lebih tua mengalihkan pandangannya, tatap Zhoumi sedikit segan, lalu mengangguk. "Iya, Om. Kebetulan Papa sama Mama lagi ada di Milan. Makanya nggak langsung pulang ke Bali."
"Oh," Bibirnya ber oh ria, membeo ringan dengar jawaban dari Chaeyeon.
"Kirain langsung ke Bandung karena dipaksa sama Jieqiong."
Cewek yang namanya disebut langsung melotot, "Aku nggak kayak gitu, papa. Enak aja." Sedikit pemberitahuan, tangannya masih melingkar nyaman di bisep kurus Chaeyeon—gelendotan nggak tau diri, padahal Papanya udah makin tajem pandangin dia dari tadi.
Emang dasarnya keras kepala, pffft. Dibilangin tuh susah.
Chaeyeon tahan tawanya. Telapak tangannya menepuk ringan pipi Jieqiong.
KAMU SEDANG MEMBACA
APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyul
Romance[CHAEKYUL/CHAEQIONG] Cinta ga bakal lengkap tanpa lika-liku sejenis kebohongan. Seenggaknya, itu yang mereka simpulkan dari hubungan masing-masing. - APPLE STRAWBERRY - Ditulis dalam Bahasa © 2018 - 2019 | Pikasquirtle ChaeKyul/C...