Part 2

97 3 1
                                    

bolpoin

aku merebahkan diri di atas tempat tidurku, di apartemenku sangat gekap karena aku belum menyalakan lampu, aku terduduk dan menyalakan lampu malam di atas mejaku, aku mencari bolpoin yang diberikan chaeri padaku. aku buka kotaknya tapi aku tidak menemukan bolpoinnya.

"astaga dimana benda itu" aku mengacak acak tasku dan tak menemukan ponsel dan bolpoinku

aku mengingat kejadian hari ini , pasti ponsel dan bolpoin itu jatuh saat keramaian tadi. astaga chaeri akan membunuhku jika ia tahu kalau bolpoin yang diberikannya menghilang. 

aku pun mengacak acak rambutku , tiba-tiba telepon rumah berdering aku beranjak dari tempat tidur dan mengangkat teleponnya

"yeoboseo (halo) " suara pria terdengar dari seberang

"nuguseo (ini siapa ?)" aku pun menjawab pria yang ada di telpon itu 

"kau P H" aku bingung dengan ucapan pria itu P H apa ini maksudnya aku P H ,,  

"P H? oh! iya bolpoin P H kau menemukan bolpoinku " aku pun mengambil secarik kertas dan pena di dekat telepon

"iya aku juga menemukan ponselmu ternyata kau imut juga" aku sedikkit tersinggung dengan ucapan pria byuntae (cabul) yang satu ini tapi aku harus mendapatkan ponsel dan bolpoin itu kembali.

"kapan dan dimana aku bisa mengambil barangku ?" aku pun bersiap menulis alamat pria itu

"aku yang akan menemuimu eodi saseyo (dimana kamu tinggal ?) ?" aku agak ragu memberikan alamatku pada pria ini "kita bertemu di halte XCX saja dalam waktu satu jam lagi call (setuju)" pria itu terdiam dan menyetujui perkataanku aku pun bersiap siap 

aku menunggu pria itu di halte tempat janji kami .

aku menunggu dan lebih sudah dua jam aku duduk di sana 

"aaaahh sial sudah jam 11 malam,, dimana dia ?" aku pun terus terusan mengumpat karena pria yang memegang ponsel dan bolpoinku belum datang-datang juga.

sekitar 11.30 mobil hitam berhenti didepanku pintunya terbuka pria yang di dalamnya memberikan isyarat untuk masuk, dia memakai pakaian serba hitam topi dan maskernya pun hitam jujur siapapun akan merasa takut untuk menuruti perkataan seseorang yang aneh dan  masuk ke dalam mobilnya.

aku tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduk ku, ia pun merogoh sakunya, aku semakin takut di dalam  benakku

"apa yang akan dikeluarkannya pistolkah ? pisaukah?" semua itu berkecamuk di kepalaku aku kembali fokus ke pria yang di dalam mobil itu ia pun sepertinya sudah menemukan barang yang di carinya ia pun memperlihatkannya padaku

"ponselku !" aku sontak berdiri dan pria itu pun mengulangi isyaratnya agar aku masuk, aku memang agak ragu tapi ponsel dan bolpoin itu sangat penting jadi aku mulai beranjak berdiri dan mulai masuk kedalam mobil secara perlahan.

setelah masuk kedalam aku pun menjulurkan tanganku untuk ponselku . bukannya memberikan ponselku ia malah menjabat tanganku, aku menarik tanganku dan meminta ponselku kembali.

"waah kau tidak sabaran ya." ia pun menjalankan mobilnya dan mengunci mobilnya secara otomatis of course siapapun akan panik jika mengalami hal seperti ini.

"berikan ponselku sekarang juga atau...atau..." pria itu melirik ke arah ku dan melepas maskernya

"aku tidak akan menculikmu aku akan mengantarmu pulang karena ini sudah larut malam" pria itu melajukan mobilnya. mataku masih tertuju ke jendela memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari mobil ini.

"bagaimana kau akan mengantarku jika kau bahkan tak tahu alamatku dasar penculik" aku pun mulai memukulnya sekuat tenaga, aku menarik topinya dan menjambak rambutnya kini aku sadar rambutnya berwarna pink itu tapi aku tidak peduli aku pun kembali menjambak rambutnya ia hanya bisa mengelak dan mengaduh kesakitan.

"dasar byuntae (cabul) " aku terus memukul dan menjambaknya akhirnya ia pun menghentikan mobilnya. ia pun memberikan ponsel dan bolpoinku aku pun membuka pintu dan keluar dari mobil nya dan berjalan menjauh.aku melihat kebelakang dan dia ternyata mengikutiku aku berbalik dan menarik tangan bajuku bersiap untuk memukulnya lagi dan kemudian aku tersadar.

"maaf kan aku jika aku membuatmu takut tapi aku tidak bermaksud,, oh tidak maskerku." pria itu setengah berlari ke dalam mobilnya dan mengambil masker dan topinya.

aku masih tidak bisa bergerak karena tidak percaya apa yang sebenarnya yang aku lihat. pria itu pun mulai menghampiri aku lagi dan kini dia ada tepat di depanku.

"kau... park..park ...." kataku terbata-bata

"ne anyeong haseyo" aku bisa melihat ia tersenyum dari matanya seketika aku merasa malu aku pun menunduk tiba-tiba 

"kamsa hamnida untuk ponsel dan bolpoinku." aku pun berbalik dan mulai berjalan lagi

"hey tunggu dulu.." aku pun berhenti seketika dan berbalik.

"aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian seperti ini, ini sudah sangat malam." ia pun berjalan ke arahku meraih tanganku dan menariku berjalan ke arah mobilnya.

"tenang saja aku tahu alamatmu dari draft message mu ,, zaman sekarang masih ada orang yang tidak memberikan password pada ponselnya" aku terkejut karena aku baru sadar ponselku memang tidak mempunyai keamanan karena aku pikir itu sangat merepotkan. 

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang