Hari ke 2
Author pov
Mereka semua pulang pada pagi hari hyeri mengantar eun jo neneknya serta tika dan dini.
Dan hyeri pulang ke apartemennya dan ternyata ketika ia masuk apartemenennya sudah berantakan."Ahh kenapa ini." ia mengambil barang yang berserakan itu mulai dari lampu di lantai karpet penuh lumpur dan hyeri terpaku pada satu hal. Ia mengamati jendela yang ke arah lau itu. Ia mengamati tulisannya. Ia pun mengambil teleponnya dan menelpon nomor darurat.
"Ne halo pak apartemen saya sepertinya di bobol dan di jendela saya ada tulisan merah..."
"Ahh tulisannya ?? Itu... Menyerahlah atau .....,........mati." hyeri menarik nafas panjang dan terduduk tanpa melanjutkan telfonnya lagi.
'Apa aku harus menelepon jimin." ia menggeleng dengan cepat dan menelepon eun jo dia lebih mengerti jika ia menelepon so hyung pasti ia akan takut dan panik.
Tak lama setelah polisi datang eun jo datang ke apartemen hyeri.
"Kau baik baik saja ?" hyeri mengangguk.
"Ada yang mengetahui hubunganmu dengan jimin." hyeri melihat eun jo?
"Maksudmu apa ?" eun jo mengangkat kedua bahunya.
"Secara dia idol yang banyak fansnya dan dia pasti punya satu fans gila." hyeri merasa eun jo ada benarnya ia pun mengambil ponsel. Dan mengambil photo tulisan itu."Apa perlu aku menelpon jimin" eun jo mengangguk.
"Nona hyeri..." polisi tadi manggil hyeri dan membuka bukunya.
"Kau mengatakan bahwa kau pulang dari area piknik di xcc jam 9 pagi dan ya tulisan di dindingmu adalah darah hewan
Kami akan meningkatkan penjagaan di apartemenmu.""Apakah saya dalam bahaya ?" polisi itu mengangguk tak yakin
"Bisa saja ini hanya gertakan tapi bisa juga ini ancaman yang berbahaya."Eun jo pun mendekat dan membisikkan sesuatu.
"Hubungi jimin..."HYERI POV
Aku terkejut mendengar eun jo menyarankan agar aku menghubungi jimin aku takut ia akan panik dan membuat semua achedule nya terbengkalai di tambah dia akan berangkat besok. Aku pusing dikarenakan ini.
"Eun jo aku akan menginap di tempatmu boleh ?" eun jo mengangguk dan mengambil tasku.
"Ayoo!" ia menarik tanganku.
"Tunggu akan ku ambil beberapa pakaianku." aku pun ke kamarku dan ternyata kamarku juga sama berantakannya saat aku membuka lemari sesuatu jatuh dari dalam membuatku berteriak. Semua orang pun datang ke tempatku aku bahkan tak bisa berdiri hingga aku terduduk lemas."Itu hanya bantal guling." polisi itu pun memeriksa semua bilik termasuk dalam lemari.
"Menyedihkan sekali...ini sudah tak bisa ditolerir" eun jo mendekat dan membantuku berdiri.
"Bantal guling itu ada photoku disana dan berdarah." aku tak sanggup bernafas dadaku terasa sesak.
"Ya! Hyeri a... Kau tak apa apa ?"
"Akan ku serahkan padamu pak. Aku akan ke rumahmu eun jo aku takut" eun jo tampak khawatir dan mengangguk.Eun jo mengemudi dan tak lama aku sampai di rumahnya neneknya sudah menunggu di dalam dan ia tampak khawatir.
"Ahh hyeri kau tidak apa apa kan ? Tidak ada yang menyakitimu kan ?" nenek memelukku dan melihat seluruh tubuhku.
Aku mengangguk tiba tiba dini datang dan memberikanku teh
"Gumawo (terimakasih) maaf telah mengacaukan liburan kalian." aku pun duduk dan nenek meluruskan kakiku yang gemetaran.
"Tidak apa apa justru aku senang kita bisa berkumpul lagi" dini tersenyum
"Tika mana ?" eun jo duduk
"Tika membeli balsem...entahlah aku juga tidak tau apa itu." dini tertawa.
"Aroma theraphy " kata dini
"Dioles dan ada sensasi panasnya membuat orang rileks" eun jo pun mengangguk."Tapi siapa yang berani berbuat seperti itu ? Menyedihkan ?" dini pun melipat kedua tangannya.
"Entahlah kalau menurutku ada seseorang yang mengetahui hubungan kalian dan dia ingin memiliki jimin dan kau tau menyuruh menyuruhmu menyerah." aku melihat eun jo tak lama bel berbunyi dan nenek membukanya tanpa panjang lebar aku melihat jimin masuk wajahnya tampak khawatir dan langsung memelukku.
"Kenapa tak bilang padaku? Kau tak apa apa ?" akupun mengangguk pelan.
"Sudah hubungi polisi? Ada bodyguard disana ?" aku pun melihat eun jo. Dan eun jo hanya mengatakan mian(maaf) tanpa bersuara.
"Aku tidak apa apa jimin." jimin mengelus kepalaku dan mencium keningku dan ponselnya berbunyi.
"Ahhh sincha sungguh menyebalkan" ia pun mematikan ponselnya.
"Kau pasti kabur dari latihan kalian kan ?" akupun melap keringat jimin di keningnya
"Ahhhh iyaaaa" aku tersenyum
"Kembalilah aku akan baik baik saja" jimin tampak tidak mau pergi tapi aku tetap memaksanya pergi latihan.
"Baiklah tapi jangan lupa untuk mengabariku 10 menit sekali ah anyia 5 menit sekali arasso ??"
Aku tersenyum
"Baiklah pak "aku menghormat padanya
"Ahh aku akan datang nanti malam kau jangan kemana mana ah ?" ia pun mengelus kepalaku dan beranjak.
"Aku pergi dulu "
"Ahhh lama sekali dia akan aman tenang saja " dini yang merasa kesal mendorong jimin ke pintu dan membuka pintunya dan menutup kembali.Dan aku hanya tertawa melihatnya, melihat jimin yang begitu khawatir membuatku sadar bahwa ia sangat mencintaiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
who am i to you ?
Romanceapakah kita tidak bisa bersama ? bisakah aku bertanya ? siapakah aku untukmu ?