i am sorry hyeri part 4

47 2 0
                                    

TAEHYUNG POV

Aku menggendongnya lebih dari 25 menit untuk sampai di tempat ini , dan aku harus naik tangga ? Tak bisa ku percaya, dan lebih menyebalkannya lagi dia tidur, dia tidur di punggungku, apa bisa seseorang tidur di tempat tak biasa seperti ini. Wahh dia memang sesuatu.
"Akhirnya" aku pun berhasil naik ke lantai dua apartemen itu aku tau karena tertera di sana kediaman 'Song'
Tangan eun jo masih berada di wajahku tapi setelah aku memperbaiki posisiku tangan sebelah kanannya pun jatuh. Aku pun menekan bel apartemennya dan suara tiba di intercom.
"Eun jo ya ?" aku pun melihat ke arah intercom.
"Bukan aku temannya aku membawa eun jo kakinya terkilir." tiba tiba wajah wanita itu yang ku pikir adalah nenek eun jo tiba tiba berubah menjadi mimik khawatir.
Ia akhirnya membuka pintu dan mempersilahkan kami masuk.
"Aigoo kenapa bisa seperti ini?" aku terus mengangkatnya hingga tempat tidurnya.
"Apa dia pingsan ?" aku cepat menggeleng agar nenek itu tidak membuat opini yang macam 2
"Tidak tidak dia hanya tertidur." aku pun mengurut sedikit tanganku.
"Pasti kau lelah sekali ayo akan ku buatkan teh untukmu." nenek itu pun berjalan bersamaku hingga menuju ruang makan.
"Maafkan aku hanya ini yang ada." nenek itu pun memberikan sup tahu pedas namun sudah ada daun bawangnya.
"Entah kemana eun jo dia hanya butuj sedikit daun bawang dan membelinya di supermarket di dekat sini tapi dia pulang seperti ini."
"Dia gadis yang bersemangat. Terima kasih atas makanannya".
Nenek itu mengambil nafas panjang, dan aku mulai memakan supnya.
"Sebenarnya dia lebih dari hanya sekedar bersemangat." aku pun melihat nenek itu dengan wajahnya yang mulai berubah sendu.
"Semenjak kedua orang tuanya meninggal saat ia masih bayi, dan ketika ia masuk sekolah ia sering di ejek , oleh teman temannya . tapi ia tak pernah memperlihatkannya padaku."
Aku pun mulai tertarik dengan cerita nenek itu tentang eun jo.
" ia tak pernah menangis di depanku seperti anak anak pada umumnya." nenek itu pun meminum supnya.
" apakah halmoni (nenek) tau dia di bully ?" neneknya pun melihatku seketika.
"Kau lihat bibirnya yang lebam itu, ? Itu tidak mungkin karena jatuh. Pasti itu adalah luka pukul. Hari bukan ultahnya tetapi kenapa ia pulang berantakan seperti itu., aku tau dia dibully. Hanya saja ia tak mau memperlihatkannya."
Aku pun teringat ketika itu saat suga hyung mengatakan eun jo tidak tau terima kasih.
"Ya aku memang tidak tau terima kasih. Tidak tau malu dan tidak tau tata krama. Hanya karena tidak ada yang bisa mengajariku"
Aku mengingat kata kata eun jo dan sadar ternyata orang tuanya sudah meninggal.
"Hal yang ku impikan sebelum aku mati adalah aku ingin mwlihatnya setidaknya mengadu dan menangis tentang apa yang di laluinya." nenek itu pun beranjak dan mengambil gelas.
"Karena itu nenek akan panjang umur." nenek itu langsung melihatku.
"Maksudmu ?"
"Karena dia akan lama berbuat seperti itu. Jadi nenek harus menunggu lama." nenek itu hanya terkekeh karena ku.
"Oh iya aku belum tahu namamu"
"Nama saya taehyung ,kim taehyung inmida " nenek itu melihatku secara lekat dengan matanya.
" wajah mu tampan sekali. Kau yakin berteman dengan eun jo.? Namamu juga bagus sesuai dengan orangnya."
"Ahhh halmoni bisa saja." kami pun tertawa bersama dan meminum teh buatan nenek.

JIMIN POV

Aku pulang saat setelah hyeri mengantarku karena aku tidak bawa kendaraan sama sekali. Ya aku memang menghindari pertanyaan nya itu karena, aku tidak bisa berjanji. Jika aku berjanji maka aku harus meninggalkannya dan menyakitinya lagi. Namun jika aku tidak berjanji maka di mata hyeri aku adalah laki laki yang tidak mencintainya.

Aku pun mengacak rambutku dan duduk di sofa dorm kami. Aku bahkan tak melihat batang hidung taehyung yang menyuruhku pulang tadi. Aku pun beranjak dan lewat dari ruang pribadi rapmon hyung. Ternyata ia sedang live dan aku mengganggunya dengan menari nari di depan pintunya yang sedikit transparan dan aku pun mendengar nya mengatakan.
"Yorobun (semuanya) jimin butuh banyak cinta" aku pun terkikik sendiri dan duduk kembali aku melihat handphone ku dan melihat wallpaperku wajah hyeri.
Aku mengusapnya berkali kali. Hingga para hyung kadang bosan dengan tingkahku ini.
"Hyung !" jungkook datang dan duduk di sampingku.
"Hmm ?" aku menoleh padanya dan menyimpan ponselku.
"Aku semangat untuk minggu depan."
Aku mengangguk mengiyakan kata jungkook.
"Hyung kau sangat tidak bersemangat. Apa karena hyeri noona ??" aku pun menutup mulut jungkook tiba tiba.
"Hati hati nanti staff bisa tau." jungkook pun mengunci mulutnya walaupun hanya gerakan saja.
"Kau memberi tahukan dia ya ?" jungkook pun menepuk nepuk pundakku.
"Whaiting hyung." aku pun menarik lengan jungkook yang hendak beranjak.
"Kau lihat taehyung ?" jungkook berfikir.
"Tidak aku belum melihatnya. Setauku tadi tae hyung keluar."
"Keluar kemana ?" jungkook hanya menaikkan kedua bahunya.

12.30 pm

Kriiiiiinggg
Aku mengangkat ponselku cepat dan melihat nama taehyung.
" yaaa kau dimana? Kau menyuruhku cepat pulang tapi kau malah menghilang."
"Bisakah kau menjemputku ?" suara taehyung sepertinya sangat lelah.
"Dimana ?"
"Di jalan XcxB gedung aparten B no 2"
"Ya taehyung a kau habis apa suaramu lelah sekali."
"Ceritanya panjang jemput aku ya saranghae ummmach" dia pun menutup teleponnya tiba tiba aku merasa mual jika tae begitu.

Aku pun mengambil jaket maskee dan topi tak lupa kunci mobil dan berangkat menuju lokasi yang diberi tahu taehyung.
Aku pun membaca nama yang ada di samping pintunya.
"Kediaman song ? Dia buat apa kesini ?" aku pun menekan bel dan aku pun menjawab intercom yang sudah menyapaku.
" ah anyeong haseyo (halo) nama saya jimin saya teman taehyung saya ingin menjemputnya." wanita tua itu mengangguk dan akhirnya dia membuka pintunya.
"Kau teman taehyung ya ... Yayaya... Syukurlah kau datang dia sangat kelelahan dan mungkin lelah juga menunggumu akhirnya dia tidur di sofa." aku pun melihat taehyung yang sudah tertidur di sofa.
"Tehyunga a... Iroena (bangun)" taehyung tidak menjawab bahkan ia hanya menggeliat sedikit.
"Ahhh lucu sekali jangan bangunkan dia angkat saja." aku terkejut dengan imo (bibi) yang satu ini. Bagaimana caranya secara aku lebih kecil dari pada taehyung.
Dan di otakku saat ini jika imo (bibi) ini tidak ada aku akan berteriak.
"HEY TAEHYUNG BRENGSEK BANGUN ATAU KU SIRAM DENGAN AIR MENDIDIH" ya cara itu mungkin bisa membangunkannya tapi situasi tidak berpihak padaku.
Aku pun membungkuk dan membiarkan imo (bibi) mendorong tubunya yang terduduk itu agar berada di punggungku. Setelah itu aku pun menarik nafas panjang dan mengangatnya. Imo(bibi) mengantarku ke luar pintunya agar ia dapat membantuku turun tangga dan tak membiarkan taehyung jatuh.
'Awas saja dia bangun akan ku minta dia membayar ini semua.' aku pun memasukan taehyung ke dalam mobil dan mengucapkan salam perpisahan pada imo(bibi) dan pergi.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang