part 46 LOST

24 4 0
                                    


"Wajarkah ??!!" di hentakkannya kakinya hingga menggema ke seluruh ruangan. Pria yang sekarang berdiri di depannya ini memandangnya tanpa tau apa arti tatapannya itu.
Menyesalkah ?
Membenarkah ?
Atau bahkan dia tak mengerti sama sekali.

"Aku tau, " hanya itu saja yang keluar dari mulut pria itu.

"Sungguh tak bisa ku percaya... Hanya saja. Aku sudah menunggu begitu lama.." wanita itu meneteskan air matanya dan mengusapnya kasar.

Pria itu hanya berdiri mematung melihat wanita itu di depannya.

"Padahal sudah sangat lama..." di ulangnya lagi.

"Frizka...." pria itu memanggil namanya.

Ya sudah lama dia tak memanggil namanya seperti itu.

"Kumanhae...(hentikan) i sesang (di dunia ini) tak ada yang bisa memanggil namaku seperti mu. "
Pria itu pun melihat wanita itu lagi.

"Terasa menyakitkan ketika kau memanggil namaku.. Dan itu terasa menyakitkan juga ketika kau tidak melakukannya.."  frizka melihat kedua jarinya yang bertaut.

"Aku tidak bisa frizka.." frizka melihat pria yang di depannya ini.

"Aku sungguh tak bisa.. " pria itu pun berbalik dan hendak meninggalkannya.

"Kalau begitu... Kau tak akan melihatku lagi.." seketika pria itu berhenti.

"I'm so sick of this. " frizka melihatnya lagi.

"Aku mau jadi lelaki terbaik untukmu. Tapi dengan keadaanku seperti. Aku bahkan berpura pura bahagia padahal aku sakit. " pria itu berkata kata tanpa memberanikan dirinya untuk membalikkan badannya Melihat frizka.

"Apa ??"

"I'm so sorry .. Tapi ini semua palsu."

Frizka kesusahan mencari udara. Memukul mukul dadanya sesekali. Matanya memerah , menggenang di sana rasa kesedihan yang susah payah di tahannya.

Berbalik lah dia. Di topangnya tangan di dinding itu. Berjalan perlahan kesusahan menghirup oksigen untuk kelangsungan hidupnya.

"A.... A...arasso..(aku mengerti.) " katanya terbata-bata.

"Hiduplah dengan bahagia... Jin"

Pria itu membelalakkan matanya. Masih tak membalikkan badannya masih dalam keadaan terpatung.

Frizka terus berjalan hingga ia bisa menuju rest room. Masuklah dia ke dalam dan langsung terjatuh Bertumpu pada kedua lututnya.

"Nappundum (brengsek.) "
di pukul pukulnya dadanya.

"Na... Na...nappundum.a...(brengsek) ia bahkan tak ingat lagi dengan imagenya. Ia hanya tak peduli ia tak bisa lagi menahannya.

Menangis dia sekencang kencangnya di rest room yang kosong itu.

Sementara jin hanya sesaat berbalik ketika frizka menghilang dari kelok demi kelok ruangan itu.

Kakinya terasa lemas. Terduduk ia memandang kosong yang ada di depannya.

"Kenapa aku bisa sampai ke seni." katanya menyesal. Menengadahkan kepalanya menatap langit langit ruangan itu.

"Miane.. Miane frizka... Aku tak mau menaruh kau dalam bahaya jika bersamaku."

Dia pun mengeluarkan smirknya.

"Aku... Tau... Aku adalah bahayanya."

-------_-------_-------_--------_---------_-------

"Pergilah..." haera terduduk di samping sahabatnya itu. Walaupun dia sudah menggunakan tongkat karena kakinya belum sembuh betul.

"Kau mengusirku ?? Apa tak terbalik ?? Aku di rawat disini.." haera membetulkan kakinya.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang