Part 4

88 1 0
                                    

Pergi atau tidak

tidak ada kata lain selain membalas chat nya, ia sempat membuka ponselku berarti ia sudah tahu semua tentang aku dan bodohnya sekarang baru aku paham betapa pentingnya kunci password

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tidak ada kata lain selain membalas chat nya, ia sempat membuka ponselku berarti ia sudah tahu semua tentang aku dan bodohnya sekarang baru aku paham betapa pentingnya kunci password. setelah mengajar aku merasa semuanya terasa aneh seperti aku dikejar oleh debt collector di ruang kerjaku sendiri.

"permisi..."  aku langsung menutup ponselku dan menutupnya dengan map

"iya ohh ada apa jen ?" salah satu mahasiswaku masuk ke dalam ruanganku.

"saya ingin memberi laporan tentang acara tahunan di kampus buk."  aku tidak mengerti kenapa aku harus menjadi dosen pj untuk acara ini.

"pergi saja ke tata usaha mereka yang akan menghandle." aku pun kembali menatap monitor

"tapi menurut petugas tata usaha, ibu adalah penanggung jawab acara tahunan di kampus." padahal aku sudah menolak hal ini tapi tetap saja.

"baiklah taruh saja di sana." aku pun terus fokus ke komputerku dan mengerjakan tugasku.

"oh iya jeny jangan lupa katakan kepada teman-temanmu minggu depan laporan harus segera dikumpulkan jika tidak nilai e milik kalian" aku sempat melihat wajahnya yang berubah masam mendengar pernyataan ku tadi, ya walaupun begini aku termasuk dosen yang tidak bisa diajak untuk bermain-main.

beberapa lama setelah jeny keluar ruanganku aku mulai melirik laporan yang berada di sisi meja kerjaku, aku pun mulai membuka halaman demi halaman dan mataku tertuju pada sebuah paragraph perencaan acara.

pengisi acara : mc 1 lee jeong shin 
                               mc 2  kim jeny

penghibur      :band kampus
                             dance group kampus
penghibur utama : bangtan seoyondan (bts)

apa ini ? aku bahkan belum siap mental bertemu dengan dia lagi, aku tidak setuju, andwe (tidak akan) 

aku pun keluar ruanganku menuju ruang rapat mahasiswa, sebelum aku masuk ternyata mereka sudah diskusi dan sebagian menyebut namaku.

"semoga dia menyetujui laporan itu..." kata seorang wanita yang sepertinya itu suara jeny
"apakah kau yakin dia menyukai laporan itu ?"
"tentu aku sudah siapkan semuanya, jika memang kampus tidak mampu menyewa bts aku siap menjadi pendana"
"enak sekali kau jeny keluargamu kaya raya."

"lagian aku adalah army jadi tidak salah kan, yang kupermasalahkan adalah si nenek sihir itu kau tahu apa yang dia katakan padaku ?"
"mwo ? (apa ?)"
"pergi saja ke tata usaha mereka yang akan menghandle , iiih menyebalkan sekali,  andaikan dia bukan dosen sudah ku jambak rambutnya."
"sudahlah, semua orang pintar memang seperti itu, tidak ada hati."

tanpa pikir panjang aku masuk ke dalam ruangan itu dan melihat mereka semua langsung berdiri dan diam ketika aku masuk. 

"aku menyetujui ini, oh iya jika memang kau ingin jadi pendana utama langsung saja temui pihak dekan dan rencanakan apa yang akan kau lakukan, kalian sudah tidak perlu aku lagi kan." aku pun mengangguk cepat dan meletakkan laporan permohonan itu ke atas meja

"tapi Ssaem kampus tidak akan memperbolehkan kami mengadakan acara tanpa PJ" tampak jeny yang sudah paham maksudku dan mulai menunduk.

"baiklah sertakan namaku kalau begitu" jeny tampak terkejut dan tersenyum melihatku aku pun berlalu tanpa mengatakan sepatah katapun.

-------------------------------------------

aku membuka mataku pelan melihat ruangan yang asing ini. penuh cat warna putih banyak karangan bunga yang bertuliskan semoga cepat sembuh. aku merasakan nyeri di bagian dahiku tanganku sudah di tusuk infus. mamaku tampak memegang tanganku.

"hyeri kau sudah bangun nak. maafkan mama nak." mamaku mulai menangis tapi bibirku masih keluh tak bisa digerakkan.

"tenang saja mama akan menuruti semua permintaanmu ,,, kau mau bts kan mama akan panggilkan mereka kemari mama janji." mamaku mengelus kepalaku entah kenapa hatiku sangat senang bahkan rasanya tidak bisa ku sampaikan.

mamaku mengambil ponselnya dan berbicara dengan seseorang, ia seperti memerintah dan menutup telfonnya.

tanpa sadar aku kembali tertidur.
saat sadar kembali aku melihat karangan bunga baru itu bertuliskan semoga cepat sembuh dari bts

rasanya sangat senang aku juga mendengar suara pria berbicara dengan mama aku harap mereka ada disini.
ketika mama masuk ia sangat senang melihatku bahkan setengah berlari ke arahku yang tengah tersenyum.

"sayang kau sudah bangun." mama pun mengecup keningku

"siapa dia ma ?" aku melihat pria berkaca mata di depan pintuku ketika melihatku ia pun membungkuk aku ingat ia adalah salah satu manager bts.
mamaku tersenyum "tunggu sebentar ya" mamaku pun  keluar 

entah darimana aku mendapat kekuatan ini aku merasa sangat bersemangat dengan bertumpuh dengan tongkat infus aku berdiri mencoba berjalan menuju pintu dan aku..

"aku sangat minta maaf aku tidak bisa mendatangkan mereka, mereka sangat sibuk"
"ku mohon hanya untuk satu jam putriku sekarat "
"maafkan saya nona saya harap bunga itu mengobati nya"
"dan bunga itu bahkan bukan dari mereka"
"maafkan saya nyonya"

aku berulang kali mengatakan dalam hatiku bahwa aku tidak kecewa pada mereka tak peduli pada army yang sekarat, aku tidak benci, aku sangat tidak benci, jujur aku tidak pernah sesakit ini bertahun tahun aku menyokong mereka dari belakang, mendukung agar mereka menang setiap penghargaan. aku benci mereka . aku mengambil karangan bunga palsu itu. dan membuangnya hingga jatuh dan berserakan. 
look what you made me do.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang