i'm sorry hyeri last part.

41 2 0
                                    

HYERI POV

Aku berjalan sendiri pantai melangkahkan kaki di pasir pantai yang lembut. Membiarkan rambutku di terbangkan angin hingga terkadang ia menutupi wajahku.
Aku sesekali melihat ke arah laut biru menghirup udara pantai terkadang membuatku rileks dan santai. Aku pun duduk di sebuah kursi santai tepat di bawah pohon rindang. Aku duduk meluruskan kakiku hingga seseorang datang dan duduk di sebelahku.
"Hai . namaku vernon sepertinya kau sedang kesepian." aku sama sekali tidak punya waktu untuk ini.
Aku pun beranjak dan berjalan kembali menyusuri kembali garis pantai. Tapi ia mengejarku hingga ia di sampingku.
"Ayolah biarkan aku menemanimu cantil." ia menarik tanganku aku dengan refleks menepisnya dan menamparnya.
"Dasar kau tidak punya sopan santun apa ini yang di ajarkan ibumu padamu ?" ia hanya tertawa sambil memegang pipinya.
"Untuk gadis cantik dan modern sepertimu ternyata memiliki sifat yang klasik kau seperti nenekku aku suka."
Aku hanya berjalan kembali tanpa melihat ke belakang walau ku tau dia akan mengikutiku.
"Ah ayolah ..." ia kembali menarik tanganku dan memeluk pingganggku aku terkejut dan berusaha melepaskannya.
"Masa' kau tidak tertarik dengan pria tampan seperti aku.?" aku pun meludah di depannya. Saat ini pantai memang sepi dan susah mencari pertolongan.
"Aku lebih baik berenang ke tengah lautan dan mati di bandingkan harus bersamamu" ia mengeluarkan smirk jahat dari mulutnya.
"Dasar wanita munafik padahal kau menyukainya kan ? Kau menyukai cara-cara kasar ternyata aku semakin menyukaimu." aku kembali melepaskan tangannya.
"Lepaskan aku ." aku menendang anunya ia seketika berteriak kesakitan dan aku pun berlari.
"Jangan lari kau! Akan ku balas kau!" aku tidak memperdulikannya aku mengencangkan lariku bahkan jika rok ku di kibas angin saat itu aku juga tidak peduli lagi.

Aku pun berhenti ketika aku yakin kalau pria tadi tidak mengejarku lagi.
Aku mengatur nafasku hingga keringatku berjatuhan bayangkan berjalan di atas pasir saja berat apalagi berlari.

Aku pun terduduk dan kembali mengatur nafasku sesekali mengipas ngipas tubuhku.
"Ahhh panas sekali." tiba tiba seseorang memelukku dari belakang.
"Hai cantik.," aku sontak terkejut
aku berdiri sambil melepaskan tangannya dan berbalik ingin menendang kembali anunya.
Tapi ia menangkap kakiku.
"Wow stooooop" aku pun melihatnya.
"Jimin...?" ia menurunkan kembali kakiku dan mundur selangkah dua langkah
"Kau mengerikan..." aku pun terduduk kembali dan jimin mengikutinya.
"Jangan kejutkan aku seperti itu.. Tadi... Ada pria aneh yang mengejarku." aku pun mperbaiki rambutku agar rapi kembali.
"Benarkah ?? Lihat saja jika dia berani macam macam... Aku..."
"Sudahlah lupakan...." jimin melihatku seketika dia pun memelukku.
"Maafkan aku... Kau tidak apa apa kan..?" saat ini aku bahkan sangat tidak baik baik saja. Aku lekas melepaskan pelukannya.
"Aku ... Bahkan tidak mengerti kenapa kau tidak bilang langsung padaku." aku pun melihat wajah jimin yang berubah jadi serius.
"Aku..."
"Sekarang aku paham kenapa kau tidak pernah menyelesaikan kalimatmu selama aku bertanya padamu maukah kau berjanji atau tidak." jimin pun tampak mengusap pelipisnya dan melihat pantai.
"Aku takut hyeri.. Aku takut akan kehilanganmu." aku melihat jimin kembali dan memegang tangannya.
" setidaknya kau yang datang padaku jimin.. Memberitahukan keluh kesahmu... Hingga tak ada salah paham antara kita." jimin pun melihatku.
"Aku hanya takut kau tidak mengerti hyeri sama seperti kejadian sebelum kau kehilangan ingatanmu." akupun teringat kejadian dimana aku kehilangan ingatanku dan melupakan dia bahkan membencinya.
"Aku takut aku akan berpisah denganmu lagi."lanjutnya
"Hingga saat ini bahkan aku sangat tersiksa jika aku harus memikirkan bagaimana aku kehilanganmu pada awalnya dan aku tau itu semua salahku." aku pun melihat pria tadi di belakang jimin, jimin menutup wajahnya dengan masker dan melihat kebelakang.

"Dia pria aneh itu?" aku mengangguk pelan,

Jimin pun berdiri dan melihat pria itu yang berjalan semakin mendekat.
"Jimin jangan lakukan apapun kita lari saja." jimin melihatku menggenggam kedua pundakku.
"Jangan takut." ia tersenyum dan kembali melihat pria itu.
Mengggenggam tanganku dan aku hanya bersembunyi di belakangnya.
"Hey gadis itu milikku. Aku ada urusan dengannya." pria itu pun membuka suara.
"Kau siapa berani beraninya kau mengganggu pacarku." pria itu pun tertawa

"Jadi wanita ini pacarmu... Dia ada utang yang harus dibayar padaku jadi ..." pria itu pun mendekat jimin pun menyuruhku mundur.

Aku pun mundur dua hingga lima langkah dari jimin.

"Aku yang akan bayar hutangnya." pria itu pun mendekat dan membisikkan sesuatu pada jimin.
Tiba tiba jimin mendorongnya hingga tersungkur

"Kau sakit.! " jimin pun mulai memukul wajah pria itu hingga berdarah. Aku terkejut bukan main dan berlari ke arah mereka untuk melarainya tapi ketika aku mendekat jimin menoleh sambil menjambak pria itu.
"Tetap di tempatmu !" aku hanya terdiam ia pun menaruh kepala pria itu dengan kasar dan menindih badannya ia pun kembali memukulinya tanpa ampun.
"Kenapa kau diam hah berani hanya pada wanita." ia pun mengangkat kerah bajunya dan membuatnya berdiri. Jimin pun memukul bagian perutnya dan akhirnya tersungkur kembali

Aku tidak bisa berbuat apa apa
Aku melihat wajah pria itu penuh darah begitu tangan jimin aku gemetaran dan mulai ketingat dingin.

"Jika aku melihatmu lagi akan ku pastikan kau mati." jimin pun berbalik dan ia terdiam melihatku yang pasti sudah pucat dan berlinang air mata.

"Hyeri a." ia melihatku terkejut.
"Kumanhae...(berhenti)" ia pun mendekat dan memelukku. Pria tadi berdiri luntang lantang dan lari.
"Kumanhae...." jimin semakin mengeratkan pelukannya.
"Miane hyeri a.... Miane..." ia pun melihat ku dan melap air mataku.
"Aku ternyata berbakat dalam membuatmu menangis." wajah jimin menjadi sendu.
Aku melihat tangannya yang juga terluka dan ada darahnya.
"Tanganmu terluka..." jimin melihat tangannya. Aku merobek bagian bawah rokku dan menutup lukanya.
"Jangan lakukan itu lagi... Kumohon jangan terluka... Kumohon jangan berdarah..." jimin melihatku dan mencium keningku.
"Untuk itu aku tidak bisa berjanji hyeri." aku melihatnya kesal dan memindahkan tangannya dengan kasar
"Kau mau membuatku sakit jantung jimin ?" ia pun melihatku dan memelukku.
"Aku relah berdarah untukmu hyeri. Aku rela badanku terluka demi melindungimu." aku semakin kesal dan memukul dadanya.
Aww" ia hanya mengusap dadanya dan memasang wajah aww nya itu.
"Jadi... Kau tidak akan marah soal LA ?" jimin kembali melihatku.
"Setidaknya kau bawa aku oleh oleh dari sana dan jangan lihat cewek lain jika iya aku akan membunuhmu." jimin tersenyum dan memegang tanganku.
"Kau tidak ikut saja." aku menggeleng
"Aku masih punya pekerjaan disini. Aku akan datang jika ada waktu luang. Lagian kau sudah mencat rambutmu kembali " aku pun memainkan rambutnya dan kembali fokus pada tangan jimin memperbaiki balutannya.
"Kau menyukainya." aku menggeleng
"Tidak.. Aku tidak mungkin tidak menyukainua." jimin tertawa dan mengusap rambutku.
"Arasso (aku mengerti) " aku pun tersenyum dan akhirnya kami pun berjalan berdua di sepanjang pinggir pantai yang semakin sore.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang