DINI POV
aku sudah berada di bandara incheon dengan song joong ki. Aku masih ingat perlakuan manis joongkok saat aku datang ke korea untuk ke dua kalinya.
Perasaan itu kembali muncul. Perasaan sakit dari rindu dan cinta yang tak terbalas lagi. Cinta ?? Aku tak berfikir bahwa itu akan sesakit ini.
"Hey kenapa melamun.?" aku mengerjapkan mataku dan melohat song joong ki dengan sweater hitam dan scraf di lehernya.
Aku tersenyum nelihat gaya joong ki.
"Kau tau kan di indonesia itu panas ?" aku menarik koperku berjalan menuju pesawat yang telah memanggil kami.
"Aku tau.. Tapi di korea masih dingin, nanti saja ku lepaskan." aku tertawa kecil dan kembali menatap jalanku hingga teleponku berdering.
"Haloo?" kataku dengan ramah.
Lama tak ada jawaban dari seberang telepon.
"Halo ? Jika ini lelucon akan ku matikan"
"Jangan pergi...." hatiku berdesir mendengar suara itu.
Suara itu menyimpan kesedihan dan penyesalan.
"Apa maumu ?" aku berjalan kembali.
"Aku hanya ingin kau tetap di korea."
Aku mematikan ponselku dan masuk ke dalam pesawat.
Aku duduk di sebelah jendela dan joongki di sampingku."Siapa telfon tadi tampaknya cukup serius ?"
Kata joong ki sambil mengambil sebuah majalah."Hanya teman lama .. Tak penting" kataku dan kembali melihat ke luar jendela.
"Kau tak apa?' aku mengangguk dan menutup mataku karena jujur saat ini aku sangat mengantuk.
Akhirnya indonesia aku sampai juga. Aku menarik nafas pelan pelan. Walau sebersih apapun udara di negeri orang. Udara di negeri sendiri yang bisa membuatku bernafas dengan nyaman.
"Ayo !! Aku lapar.." joong ki menarikku menuju taxi
"Ahh padang cukup panas " aku menggeleng karena perasaan aku sudah memperingatinya..
"Kama uni ( kemana uni [sebutan untuk seorang wanita])"
"Ke resto a#-j " bapak itu mengangguk.
"Bilang apa tadi ?"joong ki melihatku.
"Aku bilang tujuan kita dan kita akan di antar kesana" joong ki mengangguk.
Tak lama kami sampai di tujuan. Ini resto yang biasanya kami kunjungi dengan tika. Dan aku trringat, apa urusan tika pulang ke indonesia aku bahkan tak tau alasannya.
"Waah makanannya banyak sekali." aku tersenyum.
"Makanlah aku ke toilet dulu. Sepertinya aku masih pusing"
Aku beranjak dan joong ki menarik tanganku."Mau ku temani."
"Tak apa..." aku tersenyum dan berlali dari hadapannya.
Semakin aku berjalan menjauh semakin hatiku terasa perih. Aku bergegas ke dalam toilet dan mencuci wajahku.
Aku tak bisa menyembunyikan air mataku. Bahkan air mataku dapat dilihat walau butiran air yang membasahi wajahku masih ada.
Aku melap wajahku dengan sapu tangan dan kembali ke resto.
"Waah makanmu banyak sekali." joong ki melihatku dan tersenyum dengan pipi yang menggembung. Aku akui dia memang imut.
"Tenang saja aku yang bayar" katanya sambil makan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
who am i to you ?
Romanceapakah kita tidak bisa bersama ? bisakah aku bertanya ? siapakah aku untukmu ?