he can't see me right ?
aku terbangun karena suara notif dari ponselku.
jimin : hey kami akan tampil di kampus tempatmu bekerja.
bisakah kita ketemu.ahhh aku merasa malu harus bertemu terutama setelah kejadian kemarin itu, lagian aku tidak menyukai mereka lagi untuk apa ini harus terjadi padaku.
jimin : hey
datang saja read.
semua mahasiswa sudah mulai masuk ke dalam tempat acara dan mencari tempat duduk masing-masing, aku memang seumuran dengan rata2 mahasiswaku dan terkadang mereka bahkan tidak mengenal dosennya dan bahkan bicara informal padaku.
"Chogiyo (permisi) bisakah kau tunjukkan dimana toilet " lamunan ku buyar mendengar suara itu. Aku tidak berbalik karena aku hapal suara itu. "Disana " aku menunjuk sembarang dan berjalan pelan ke depan
"Apakah kau menghindar dariku" aku terdiam cukup lama dan berbalik
"Aku tidak menghindari siapapun " aku pun menatap wajahnya yang di tutupi masker itu
"Apakah kau benci padaku" matanya mulai sendu dan suaranya mulai berubah
"Kenapa kau berpikiran begitu"
"Matamu mengatakan seperti itu" ia pun merapihkan topinya dan kembali masuk ke dalam menuju tempat mereka bersiapAku hanya terdiam dalam batinku jadi ,ia bisa membaca watakku begitu ?
Aku pun berbalik dan menuju ruanganku. Disana ternyata sudah ada jeny menunggu apa maunya sekarang pikirku."Ssaem !" dia melangkah maju dan berada di depanku
"Waeyo? (Ada apa) " membuka pintuku dan jeny menahan tanganku sebelah kanan
" terima kasih karena tadi dan maaf juga" kemudian seaeorang mengalungkan tangannya di bahuku
"Dia pasti akan memaafkanmu" kata suara itu lagi dan benar saja.
"Hoksi (anda) ? Nuguseyo ? (Siapa )" jeny pun memicingkan matanya
Aku menutup mataku kumohon jangan lakukan hal macam 2
Ia pun melepaskan rangkulannya dan berkacak pinggang
" sebenarnya aku juga tidak tau siapa aku baginya tapi yang jelas saat ini. Aku sedang meminta penjelasan darinya jadi kalau boleh bisakah kau ...? " jeny pun mengangguk dan permisi padaku kemudian berlalu begitu saja.
Pria itu main masuk saja ke ruanganku tanpa aba2 dariku apa maksudnya ini pikirku. Dan bodohnya aku pun mengekor dari belakang
Ia dengan cepat berbalik ke arahku dan menyilangkan kedua tangannya."Baiklah mantan army apa kesalahan kami sehingga kau jadi "mantan army" ?" dia pun memberikan tanda kutip dengan kedua tangannya
"Apa sih maksudmu aku saja tidak mengerti!" aku pun mendur selangkah karena bahkan di ponselku tidak menyebutkan mantan army"Jangan bohong " ia pun melepas maskernya dan topinya
"Aku tau tentang mu dari banyak sumber" aku pun mulai paham dan memicingkan mataku
"Ponselku dan..... Chaeri ?" aku menoleh ke arah lain dan mengumpat dalam hati
"Binggo tapi dia tidak menjelaskan kenapa sebabnya kau berhenti jadi army" aku hanya bersandar ke mejaku tak berani menatap wajah pria yang berdiri di depanku
"Itu kesalahanku bukan salah kalian "
"Maksudmu ?"
"Iya kesalahanku karena aku terlalu banyak berharap.. Dan berharap itu sakit sekali" aku pun mengambil ponselku kemudian ia meraih tanganku
"Apa yang kau harapkan " ia meraih tanganku
"Apakah itu penting bagimu ?"
Aku mengibaskan tangannya dari tanganku
"Tentu itu penting bagiku" ia meraih paksa tangan ku
Aku hanya menatap ke arah lain menyembunyikan wajahku darinya menyembunyikan rasa marahku pada mereka.
"Kau bilang kau banyak sumber kan ? Cari tau saja di sumbermu itu " aku pun mengibaskan tanganku dengan kasarnya ia hanya menahannya sebentar kemudia melepasnya aku pun keluar secepatnya dan semoga ia tak melihat air mataku yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
who am i to you ?
Romanceapakah kita tidak bisa bersama ? bisakah aku bertanya ? siapakah aku untukmu ?