CHAPTER 17 I LOVE U

39 2 2
                                    

TIKA POV

Jhope oppa tertidur. Aku tak sadar banyak hal yang dikeluhkannya dan bahkan aku saja tak bisa membayangkan jhope yang seceria biasanya mempunyai masalah sebanyak ini.

Ding dooong

Aku lekas membuka pintu dan betapa terkejutnya aku.
"Tante ?"
PLAAAAK

Dia menamparku ? Aku pun nelihatnya sinis dan ia menangis.
"Kau tau.. Aku sangat gila tak mengetahui kabarmu tika.!"

Dia pun memelukku dan tak lama ia melihatku
" siapa dia tika ?"
"Sayaaang ini di taruh dimana.?" aku melihat asal suara itu dan benar saja eric nam. Pria yang selama ini ku kutuk agar tidak bertemu lagi.
"Hai tika !" aku diam saja.
"Tika nugu ?(siapa)?"
Aku melihat jhope oppa.
"Uri halmoni .(bibiku)"
Jhope melihat eric.
"*dan ini eric suaminya*(anggap berbahasa korea*)"

Jhope pun melangkah ke depanku.
"Anyeong haseyo na ireumun jung hoseok inmida.. Tika neun namja chinggu(hi nama saya jung hoseik pacarnya tika)"
Aku terkejut mendengar jhope oppa.. Ternyata dia mengingatnya aku bahkan tak sadar saat itu aku sudah tersenyum.
"Tante dia pacarku Jung Hoseok panggil saja hoseok" jhope oppa menggenggam tanganku dan mempersilahkan mereka masuk."

Tante ziah memang sudah fasih berbahasa korea tapi eric mungkin harus meraba raba kalau korea karena ia hanya ingat beberapa kosa kata.

"Tante kenapa tante kemari." tante ziah menyeka air matanya.
"Karena ini musim dingin aku ingin berbulan madu di sini iya kan sayang" eric membuatku tak nyaman.

"Kalian nginap dimana" aku pun menyandarkan kepalaku di pundak jhope dan dia membelai rambutku pelan.
"Hmmm rencana kami akan tinggal berasamamu." aku tak mau benar benar tak mau.
"Di hotel saja...." kata jhope nyeletuk.
"Aku berharap kita semakin dekat tika apalagi sekarang ada hoseok. Kita semua akan utuh lagi" aku tak bisa berkata kata lagi.
"Baiklah seminggu , jika lewat ku depak" tante ziah tertawa dan aku pun menunjuk kamar tamu yang memang ukurannya kecil karena pada awalnya ruangan itu di buat untuk ruang kerja. Tapi karena kami belum punya kerja jadilah kami sulap ruangan itu jadi kamar tamu.

EUN JO POV

Kami sampai di daegu tempat ini memang indah. Tak lama taehyung menggandengku berjalan di taman yang sedikit di kunjungi orang.

CKREEK
Aku menoleh ke taehyung dia mengambil gambarku.
"Apakah bagus?"
"Ippo (cantik)" aku terdiam dan pipiku terasa panas
Dia mendekat padaku. Jantungku semakin berdetak kencang.
"Lebih cantik jika..." dia pun menyalipkan bunga kecil di telingaku.
"Kan benar ... Cantik" jantungku semakin berdebar.
Ia mendekatkan wajahnya padaku. Entah kenapa aku tak bisa bergerak.
Ia pun menciumku lembut. Aku merasakan kehangatannya. Kelembutannya sebagai pria.

Ia terus menciumku bahkan memelukku. Dan bodohnya aku tak bisa menolaknya. Tak bisa mengatakan aku tak menyukainya dan sekarang rasa dulu hanya memandang cinta taehyung sebagai idol mampu mengubah itu menjadi cinta pada seorang pria.

"Aku tak tau kapan aku memulainya tapi sekarang aku sadar aku menyukaimu eun jo"
"Kau tau aku hanya seorang army kan tae ?" dia memelukku erat.
"Aku tak peduli. Kau wanita yang ku pilih tak peduli kau army atau tidak." aku pun memeluknya.
"Aku juga taetae..." dia melihatku
"Kau sangat imut memanggilku taetae seperti itu. "
Aku tertawa.
"Saranghae taetae..." dia menampakkan senyum khasnya.
" boleh aku dengar sekali lagi " dan menggeleng.
"Kau harus menangkapku kalau bisa" aku pun berlari kecang.
"Ah YA !!" dia pun mengejarku.
"Akan ku tangkap kau." aku mengeluarkan lidahku.

DINI POV

Aku dan jungkook pergi ke sebuah cafe ia menyewa satu ruangan karaoke untuk kami berdua.

Aku bernyanyi dengan sepenuh hatiku.
"Suaramu buruk" aku menyerahkan mic itu pada jungkook.
Dia menyanyikan lagu taeyang eyes lips and nose.

Aku baru sadar kalau suara jungkook itu sangat bagus.
"Baiklah kau menang..."
Dia tertawa dan kami menyanyikan lagu baru mereka mic drop.
Bahkan menari sedikit di ajari oleh jungkook.
"Sudah sudah aku capek..." jungkook menarikku lagi
"Ayo akan ku ajari gerakan lain." aku menggeleng bahkan terbatuk batuk.
"Ayolahh" dia menarikku badan ku tertarik dan jungkook malah terjatuh dan aku menimpanya.

Oh ya tuhan jangan sampai ada yang lihat apalagi suga oppa..
Jangan sampai.

JUNGKOOK POV

Aku melihat dini yang jatuh di atasku. Jantungku berdebar sekali bahkan saat dia tertawa kecil.
"Kan sudah kubilang jangan kan jadi jatuh." dia pun terduduk. Aku pun termangu melihatnya.
Aku menarik wajahnya dan menciumnya. Tapi , dini refleks melepaskanku.
Wajahnya tampak merah dan bibgung.
"Kookie a ?" aku mengalihkan perhatianku.
"Dini...." dini melihatku marah matanya berlinang.

Ya tuhan aku melakukan kesalahan.
"Dini maafkan aku..." dini tak menjawab sama sekali.
"Aku ...aku pulang duluan..." dia mengambil tasnya dan keluar. Aku pun keluar mengejarnya.

"Dini biar ku antar" aku menyusulnya.
"Tak apa ..... Aku bisa pulang sendiri..." aku menarik tangannya.
"Lepaskan aku.!" dia menarik tangannya.
"Kumohon lepaskan." dia menarik tangannya dan mulai menangis. Tapi aku masih terus menariknya ke arah mobil.
"LEPASKAN!!" dini berteriak dan aku berhenti.
Aku melihatnya terduduk dan menangis.
"Dini ah...miane.. " aku bertumpu pada kedua lututku dan memeluknya tapu dia memukul dadaku sangat keras.
Tapi sekeras apapun pukulannya akan lebih sakit jika nelihatnya menangis.
"AKU BENCI PADAMU ... AKU BENCI BENCI BENCI.SANGAT BENCI" aku masih terus memeluknya dan dia terus memukulku.
"Jungkook ah ?" aku menoleh ke sumber suara.
"Hyung ?" suga hyung berdiri sambil memegang lattenya bingung melihat kami.
Dini terbatuk batuk saat menangis

"Biarkan aku sendiri" dini mendorongku dan berdiri berjalan ke arah lain. Namun suga hyung mengejarnya.
"Pulang lah jungkook aku akan mengurusnya." aku tak bisa melakukan apa apa aku melihat bati di sampingku dan melemparnya ke segala arah dengan sangat keras bahkan setara dengan peluru.

HYERI POV

Laut busan memang indah dari dulu. Tampak jimin live di depanku dan aku menatap punggungnya.
Entah kenapa tapi hanya menatap punggungnya begitu membuatku merasa aman. Dia akhirnya menyelesaikan livenya.
"Kau menunggu lama?" aku menggeleng dan mengecup bibirnya.
"Seandainya sang waktu dapat mengerti.. Aku ingin bersamamu seperti ini." ia menggandeng tanganku. Aku pun menyandarkan kepalaku di dadanya.
"Denganmu rasanya sempurna" ia pun melihatku.
"Kapan hyeri ku ini menjadi puitis seperti ini." dia kembali berjalan.
"Tau tidak... Kalau aku mati.. Apakah kau akan mencari wanita lain ?" jimin terdengar menarik nafas panjang.
"Aku tidak akan mencari wanita lain karena kau akan selalu di sisiku" aku hanya tersenyum.

Aku pun melihat anak kecil bermain pasir dan menghampirinya.
"Anyeong!" anak itu tersenyum padaku.
"Imut ya ?" kataku pada jimin.
"Iya... Kau juga imut" aku mencubit pipi jimin.
"Aduduh jimin berhenti menggodaku." ia pun mencoba menangkapku tapi aku menghindar.
Dia akhirnya menangkapku.
"Kena kau !" ia menggelitikku hingga aku terjatuh dan ia menangkap kepalaku agar tak terbentur.
"Hahaha hampir saja" aku juga tertawa.
Jimin pun mengecup bibirku lagi.
"I love you"
"Me too" kami pu. Berjalan lagi menyisiri pantai busan di sore hari.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang