part 45 ich

19 2 0
                                    

Menjadikan semua hal yang terjadi, menjadi lebih mudah untuk dicerna bagi siapa saja yang mengetahuinya. Bahkan, orang awam saja tau bagaimana harus bertindak jika masalah menimpa padanya.

Permasalahan yang kuhadapi bukanlah termasuk permasalahan yang mudah, bukan juga permasalahan yang rumit.

Aku mencoba menjernihkan pikiranku tentang mencari jawaban yang aku inginkan atas semua pertanyaanku.

Apakah ini yang ingin kulakukan?

Jawabannya pasti tidak

Dan apakah ini yang kuharapkan?

Tidak !!

Jadi semua yang kulakukan walaupun dimataku itu benar, tapi mungkin saja tidak benar di sebagian mata orang lain.

Aku masih belum bisa menemukan jawabannya.

Berkali kali ku lihat layar ponselku sudah berpuluh puluh kali panggilan tak terjawab dari dia.

Apakah aku senang ??

Tidak

Apakah ini jawaban dari hatiku.

Entahlah.

Ingin menjadi yang lebih baik, tapi malah jadi yang terburuk. Tiba tiba merasa buruk dan ingin memuntahkan segalanya.

"Unni..."

"Hmmm"

"Jimin oppa menelponku lagi.. " aku bahkan tak berpaling.

"Angkatlah... Katakan yang sebenarnya.."

"Unni... " so hyung memelukku dari belakang.

"Hmmm...?"

"Bersikaplah seperti unni yang dulu" aku terkejut mendengar perkataan so hyung.

"aku hanya ingin menenangkan pikiran saja..." so hyung berdiri.

"Aku hanya ingin kamu menjaga kesehatanmu unni.. Aku tidak ingin kehilanganmu" so hyung pergi dan meninggalkanku sendirian di balkon.

Aku menarik nafas panjangku dan masuk ke dalam kamarku. Masih belum diubah sampai sekarang. Masih sama seperti terakhir kali aku meninggalkan rumah. Dan saat aku masih membenci BTS.

Dan ketika aku mendapatkan kebahagiaanku. Justru kenapa aku melepaskannya ??

Itu aneh menurutku.

Dan sekarang apakah semuanya kembali ?? Penyesalan memang sungguh datang terakhir.

Ku duduki tempat tidurku. Kuusap perlahan lapisan halusnya perlahan.
Perasaan aneh muncul lagi. Teringat semuanya yang telah kulalui. Memikirkannya membuatku gila. Benar benar gila. Rasanya aku benar benar hilang akal, gila... Bagaimana menggambarkannya. Stress ,,tak masuk logika. Seperti itu lah.

Aku berjalan ke menuju luar kamarku ku lihat so hyung menelfon di bawah. Diturunkannya ponselnya ke lehernya dan melihatku. Aku hanya kembali melihat lurus kedepan. Bahkan tak ambil pusing siapa yang menelpon.

Ku tuju dapur rumah kami. Masih benar benar sama seperti dulu. Ku buka kulkas dan melihat ada anggur hijau disana.

Ku makan satu buah, mengunyahnya perlahan, dan menelannya.

Kata dokter aku tak boleh sembarang, dan banyak makan. Itu tiba tiba terlintas dikepalaku.

Tiba tiba nyeri terasa di perutku konstan aku terduduk memegangi perutku.

Apa ini ??

Buah saja tak bisa ??

Keringatku bercucuran menahan sakitnya. Tangan kananku memegangi ganggang kulkas dan tangan kiriku meremas perutku.

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang