i am sorry hyeri part 3

52 1 0
                                    

HYERI POV

Aku masuk ke dalam mobil dan jimin memgambil kemudi.
Jimin hanya tersenyum melihat kejadian tadi.
"Ternyata kau dosen yang berbahaya." aku terkikik mendengarnya.
Aku menggenggam tangannya dan melihatnya ia pun melihatku dan matanya yang kecil itu.
"Kau belum berjanji padaku" jimin melihatku dengan bingung
"Janji apa ?" jimin pun menyalakan mobilnya.
"Janji tidak akan meninggalkanku." jimin tampak terkejut dan berhenti seketika dan mobilnya.
"Ahh mobilnya nyala. Kau lapar mari kita makan." aku menggenggam tangan jimin sangat erat.
"Berjanjilah dulu" jimin pun menggenggam tanganku. Dan tersenyum.
"Aku.  .  . " belum selesai jimin bicara kemudian ponselnya berdering. Ia pun .
"Oh taehyung a..."
"Benarkah..."
"Baiklah aku akan kesana" jimin pun menutup ponselnya
"Aku harus ke dorm" aku melihat jimin dan hanya mengangguk.
"Jadi hotel ?" .
"Kami hanya sebentar disana kau ingat.? Ada pertemuan karena malas pulang jadi nya menginap disana jadi nya begitu" jimin pun memgusap kepalaku.

EUN JO POV

Sesampainya aku di rumah jantungku berlomba. Bahkan wajahku pun sangat merah. Aku memegang kedua pipiku yang terasa panas. Apa ini ? Jangan bilang aku malu. Nenek ku melihat ku yang terduduk di depan pintu tertutup.
" eun jo kenapa kau kotor sekali" nenek pun mengusap pipiku.
"Tadi ada pesta ulang tahun nek" neneknya hanya menggeleng.
"Dan bibirmu kenapa seperti ini."
"Ahh tadi aku terjatuh dan jadi seperti ini."
"Aigoo aigoooo kau harusnya berhati hati. Jangan buat nenek khawatir." neneknya pun membantu eun jo berdiri.
"Bersihkan badanmu dan makanlah." aku hanya mengangguk.
"Eun jo ? Bukankah kau pakai jacket tadi ?" aku teringat jacket itu.
"Ah iya nenek tadi temanku tak membawa jaket aku kasihan dan meminjamkannya." nenekku tampaknya tidak curiga.
"Ahh kau sama saja seperti mendiang ibu dan ayahnu menolong orang tanpa melihat keadaannya sendiri itulah penyebab mereka meninggal" nenek mulai menangis di depan photo ayah dan ibu.
"Sudahlah nenek. Aku sayang nenek aku tidak akan meninggalkanmu."
Nenek pun mengangguk.

Aku pun mandi setelah mandi aku pun melihat kaca memegang bagian ujung bibirku yang mulai membiru aku meringis.
Tiba tiba aku teringat tae tae dan perbuatannya tadi. Tiba tiba aku refleks tersenyum. Dan memggeleng Cepat.
"Tidak eun jo kau tidak boleh menyukainya lagi. Jangan sampai" tapi ketika aku mengingatnya lagi jantungku berdetak lebih cepat.
"Aku tidak bisa seperti ini" aku memegang kedua pipiku dan melompat ke tempat tidurku dan mengguncanh guncangkan kakiku.
"Eun jo makanlah" aku pun sontak berdiri dari tempat tidur dan menuju ruang makan.
Nenek sudah meletakkan sup tahu pedas kesukaanku.
"Ah andaikan ada daun bawang akan terasa sangat enak."
"Apa sudah habis?" aku pun membuka kulkas ternyata memang habis.
"Baiklah akan ku beli."
Aku pun menuju kamar dan mencari dompetku.
"Mana ya " aku mengacak acak tasku tapi tak menemukannya kemudian aku teringat kalau dompetku ada di dalam jacketku.
"Ahhh sial" aku pun keluar dari kamar.
"Ada apa tak jadi beli?" nenek yang menungguku pun hanya menatapku aneh.
"Hehehe uangku habis" nenek hanya tersenyum dan mengambil
Uang di sakunya.
"Akhir akhir ini kau boros sekali." aku hanya tertawa dan keluar rumah. Mana mungkin aku bisa mengatakan bahwa 'nenek uang tidak habis tapi ada di jacket dan jacketnya dibawa oleh Makhluk menyebalkan nan ganteng...... Taehyung ?" aku melihat laki laki yang bersender di dinding seperti cicak dan memegang jacketku ia melihatku dan memghampiriku aku hanya pura pura tak melihatnya dan berjalan lurus. Semakin dekat dengannya jantungku pun semakin berdetak sangat kencang.
Aku sengaja melewatkannya namun ia menarik tanganku dan aku hanya bisa terdiam melihatnya.
"Aku tau kau melihatku" taehyung bicara walaupun di balik maskernya itu dan mampu membuat ku berdesir.
"Aku harus pergi" aku mencoba melepaskan tanganku tapi tak bisa
"Aku ikut" ia pum menggocangkan jaketku
Aku meraih jaketku tapi di elakkan olehnya.
"Bilang apa ?" ia pum mendekatkan wajahnya.
"Terimakasih bi" taehyung menaikkan sebelah alisnya
"Baby ???" aku pun mengambil paksa jaketku .
"Bukan terima kasih dasar babi" aku berlari sekencang mungkin.
Taehyung mungkin akan mengejarku tapi aku masuk ke dalam supermarket dan masuk ke lika liku supermarket tak lupa aku mengambil daun bawang dan berjalan membungkuk membuat orang melihatku aneh.
Hingga akhirnya seseorang menepukku dari belakang.
"Nona ada yang bisa saya bantu" tanpa melihat sekitar.
"Hushh hussh biarkan aku sendiri " tapi pria ini sangat menyebalkan.
"Nona kalau mau bayar di kasir saja." aku pun berbalik.
"Kan sudah ku bilang tinggalkan aku sendiri opps " taehyung ternyata sudah berdiri di belakangku dan melambaikan tangannya. Aku hanya tertawa dan pergi berjalan dengan sangat cepat ke arah kasir.
Aku pun meletakkan uangku tanpaengambil kembaliannya meninggalkan v di dalam dan pergi ke lorong dan gang kecil untuk menghindarinya.
Tak sadar ada orang yang mengikutiku dari belakang dan aku yakin itu adalah taehyung.
Aku pun berbalik melihat siapa di belakangku ternyata aku salah
Dia bukan taehyung melainkan pria berwajah seram penuh tato dan luka. Sontak aku gemetar tak bisa bergerak karena ketakutan aku pun menghilangkan segala ketakutanku dan berlari namun celaka pria itu menangkapku dan membekapku. Aku pun menggigit tangannya ia melepaskanku dan mencoba untuk memukulku aku menutup mataku dan beberapa detik aku tak mersakan sakit aku pun membuka mataku sungguh aku tak percaya apa yang kulihat. Aku malihay taehyung memukul pria itu dengan sebuah kayu dan tangannya bergetar.
"Ka ka kau siapa jangan ganggu dia pergi sa sa sana " aku berdiri dan mengambil daun bawangku. Aku ingin lari tapi aku melihat taehyung aku pun menjatuhkan daun bawangku. Aku meloncat dan mendekap lehernya aku pun memukul kepalanya dengan tanganki. Begitupun dengan taehyung ia pun menarim kakinya hingga pria itu tersungkur aku pun memukul pria itu dengan kayu yang di pegang taehyung hingga ia tak sadarkan diri aku menarik taehyung dan berlari hingga kami berada di pusat keramaian.
Aku melihat taehyung yang tengah mengatur nafasnya.
Oh tidak.. Taehyung melihatku dan kami saling bertatapan.
"Maskerku!!!"
"Daun bawangku!!!" kami sama sama berteriak membuat perhatian mengarah pada kami

Saat itu aku hanya memikirkan daun bawangku tapi sesaat juga aku melihat taehyung yang sudah panik dan menyembunyikan wajahnya. Aku pun beranjak ke arahnya dan menutup wajahnya dengan tanganku sehingga badannya membungkuk aku pun menariknya dan berlari namun ada yang menjambak rambutku.
"Yaaaaa !!!" aku terus berlari hingga rambutku tercabut.
Taehyung melihatku ia akhirnya merubah posisi ia yang menarikku kini. Aku pun berlari terus hingga akhirnya kami memasuki gang sempit yang berliku. Aku melihat tangga ke bawah aku pun melompat dan bodohnya membuat kakiku terkilir taehyung yang mendengar rintihan ku pun ikut melompat.
"Ya noe gwenchana ?? (Apakah kau baik baik saja ??)" dia melihat kakiku dan menyentuhnya.
"AWW " ia langsung membekap mulutku karena ada suara kaki yang berdatangan.
"Ya kemana oppa taeku ?"
"Mungkin mereka kesana." mereka pun terdengar seperti belari lagi dan tidak melihat lagi.
"Ahh kakiku..." aku terus melihat kakiku yang terasa nyeri hingga akhirnya taehyung jongkok dan membelakangiku.
"Naiklah" katanya sambil memukul pundaknya.
"Shireo(tidak mau) " aku mundur dari posisiku.
"Ayolah ini sudah sangat sore" taehyung mundur lagi. Aku pun melihat hari itu sudah semakin gelap. Dan akhirnya aku pun menurutinya.
Dia pun menggendongku di punggungnya.
Aku menutup wajahnya dengan tanganku in case ia tidak mempunyai masker cadangan namun ia tiba tiba berhenti.
"Ada apa ?? Ayo jalan lagi !" ia pun memperbaiki posisiku di punggungnya.
"Tanganmu jadi maskerku ??" aku pun segera melepaskan tanganku.
"Tidak tidak jangan lepaskan, aku tidak bawa cadangannya." aku pun kembali menutup bagian hidung ke bawah dengan tanganku.
"Tanganmu harum" aku terkejut dengan pengakuan taehyung secara aku tidak memperdulikan tanganku.
"Wangi apa telur ?" taehyung tertawa.
"Apa rumahmu masih jauh?" aku pun melepaskan sebelah tanganku.
"Itu dia di sebelah cafe itu." aku pun mengembalikan tanganku lagi.
"Eun jo a.... "
"hmmm"
"Apakah kau tau??"
"hmmm"
"Kau adalah orang pertama yang membuatku sepeerti ini."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eun jo a ??
"Soelma (tidak mungkin) Jjanya? (kau tidur?)"

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang