PART 18 ONLY YOU

32 1 0
                                    

DINI POV

Aku terus berjalan tanpa ku tau arah nya, mataku kabur karena air mata tanpa ku sadari, seseorang menarikku dan membiarkan mobil melewatiku.

Aku membelalakkan mataku mulai menangis tersedu sedu .

"Kau mau celaka?" aku melihat wajah nya. Suaranya ku kenal sekali.
"Oppa..." suga oppa menarikku ke dalam toilet.
Dia menempelkan sesuatu di pintu toilet itu dan masuk ke dalam.

Dia pun melap wajahku yang penuh dengan air mata.
"Kenapa ? Apa kalian bertengkar ?" aku tak menjawab.
"Perlihatkan tanganmu..." dia melihat tanganku.
"Pasti sakit... Ia menarikmu keras sekali..." aku hanya terdiam. Ku dengar suga oppa menarik nafas panjang.
"Bagaimana jika kau tadi tertabrak.?" aku melihatnya, melihatnya sedekat ini membuatku degdegan.
"Aku tak apa oppa " aku menarik tanganku perlahan.
"Tak apa bagaimana... Ahhh kalian sangat menyusahkan.." aku terduduk lemas.
"Aku benci dia... Aku sangat benci..." aku meracau hingga akhirnya semuanya gelap.

SUGA POV

Aku membawa dini ke dorm kami disana sudah ada jungkook, jin, dan rapmon. Jungkook sangat terkejut melihat dini yang sudah pingsan seperti ini. Ia pun menggendong dini ke kamarnya dan aku hanya terdiam melihatnya.
"Kalian ada apa sih ?" jin mengambil minyak angin untuk menyadarkan dini.
"Padahal kalian biasanya terlihat sangat mesra"kataku sambil minum
Jungkook tak menjawab wajahnya terlihat sangat pucat.
Aku mengikutinya dari belakang
Dan melihatnya mengurus dini sangat tekun.sesekali di usapnya tangannya dini dan di tempelnya di wajahnya. Aku pun keluar dan pergi ke kamarku

JUNGKOOK POV

Dini bangunlah.. Kumohon bangunlah..
Aku menggosok tangannya, ia masih tampak sangat pucat.
"Maafkan aku dini...."
"Kumohon bangunlah.." tak bisa ku pungkiri air mataku keluar.
"Dini ah... Maafkan aku...aku...aku minta maaf sadarlah.." aku menutup mataku rapat rapat seperti yang di lakukan anak kecil jika memohon.
Seseorang mengusap pipiku tangannya terasa sangat dingin.
"Dini...?" aku melihat dini yang sudah bangun tapi wajahnya masih pucat.
"Aku belum mati.." wajahnya terlihat masih kesal.
"Dini kau lapar biar ku ambil makanan." dia hanya diam saja tapi aku terus mengambil makaman je dapur.
"Jin hyung kebetulan sekali." aku mengambil bubur yang di masak jin hyung.
"Jaga dia baik baik" aku mengangguk cepat. Saat aku masuk ke dalam kamar aku sudah dengar dini tertawa.
"Hyung...?" suga hyung sudah ada di dalam.
"Baiklah karena makanan sudah disini, makanlah.." ia pun beranjak tapi di tarik oleh dini.
"Oppa ceritakan lagi..." suga hyung melihatku, aku memberinya bubur itu dan aku pergi keluar.

Aku pergi ke atap dan emosiku sungguh memuncak aku pun menendang satu pot bunga hingga pecah.
Aku mengatur nafasku.
"Apa sih bagusnya hyung daripada aku. ? Dia hanya orang yang tak punya hati dan sekarang dia mencoba untuk merebut dini dariku ?"

Aku terduduk dan seseorang memelukku dari belakang.
"Jadi benar kau menyukaiku.." aku terkejut menarik lengan itu dan membuatnya jatuh.
"Aww aku baru saja pingsan" aku melihat wajah dini yang terkikik kecil.
"Seharusnya kau bilang saja kau menyukaiku. " aku merasa bahwa wajahku pasti sudah merah.
"Kau masih benci padaku."
"Mana bisa aku benci pada kelinci imut sepertimu" aku memeluknya, dan ternyata ia membalas pelukanku.
"Aku hanya memikirkanmu dini a.. Walaupun banyak hyung yang bilang tak boleh terlalu dekat dengan orang asing tapi aku yakin kau orang yang tepat.
"Are you sure i'm going to be the only one ?" aku mengeratkan pelukanku.
"I'm sure"
Dia memukul dadaku.
"Kemarin kau saat kau jumpa fans kau begitu mesra." aku tertawa.
"Itu sekedar saja." aku masih memeluk dini..
"Tapi kau begitu dengan suga hyung. "
"Awalnya aku memang menyukainya ..." aku melihat dini tak percaya.
"Benarkah..?" dia mengangguk.
"Tidak boleh kau hanya harus menyukaiku."
Dini tertawa kecil.
"Dia sekarang hanya seperti abangku kau tau?" aku pun penasaran.
"Apa yang kalian bicarakan tadi".
"Anggap saja itu yang membuatku mengubah pendapatku tentangmu."
Aku pun mencium keningnya.
"Dan satu lagi jangan tiba tiba menciumku itu membuatku emosi." aku mengangguk dan memeluknya erat lagi....

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang