part 11 so hyung pov

60 3 0
                                    

Aku menunggu dengan sabar di luar ruang operasi,tanganku gemetar, mataku sembab belum sebulan orang tuaku pergi, kakak ku pun harus seperti ini.
"So hyun a?" aku pun sontak berdiri dan melihat lawan bicaraku
"Ah ah rim a " aku pun memeluk ah rim sahabatku sejak kecil dan ia baru pulang dari america dan langsung menuju rumah sakit. Aku dan kakakku sudah berteman dengan ah rim saat ia pindah ke busan 18 tahun yang lalu.
"Miane(maaf) so hyung a aku tidak hadir sebulan lalu" aku cepat menggeleng dan melepaskan pelukan ah rim.
"Gwenchana(tidak apa-apa)" aku pun mengajak ah rim duduk di kursi.
"Aku melihat beritanya."aku melihat ah rim dan ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya.
"Unni (kakak) tidak mengingatnya dan lebih baik seperti itu."aku pun menarik nafas panjang dan melihat ponsel ah rim.
"Wahh tidak tahu malu sekali ya."
Aku kembali mengingat kembali saat itu aku masih 14 tahun dan kakakku 16 tahun.

"Unni... Oediga (mau kemana)" aku duduk di ujung tempat tidur unni  sambil melihatnya berdandang.
"Aku ingin ke pantai"
"Bersama jimin oppa ?" aku pun melempar bantal dan merusak tatanan rambutnya.
"Shireo !!" aku pun melipat kedua tanganku.
"Aaaaa so hyung a hanya sekali ini saja ah ? Jebal (kumohon)"
"Terakhir kali kau pergi dengannya aku harus menahan mama agar tidak menelpon polisi karena kau tidak bisa di hubungi dan kau belum pulang hingga jam 12 malam kau ingat itu ?"
"Itu karena aku menonton mereka latihan dan pergi makan"
"Pergi makan hingga jam 12 malam " aku menaikkan sebelah alisku.
"Ah ayolah.. Aku juga pergi berkencan puas ?" ia pun kembali merapikan rambutnya.
"Aku melarangmu karena aku sayang padamu unni". Unni pun berbalik dan menatapku.
"Aku janji tidak akan lama" aku melihat unni lagi.
"Hanya karena mama dan papa tidak di rumah unni bisa seperti ini" unni mendecak dan berbalik ke arah kaca dan kembali ke aktivitasnya.

Setelah unni pergi aku berfikir setelah jimin oppa jadi idol unni juga seperti masuk dalam dunianya menjadi yaaahh penggemar maniak walaupun jimin oppa dan unni sudah dekat dari kecil dan bahkan tanpa mereka bilang mereka sudah saling cinta satu sama lain tapi aku masih cemas akan keberadaan unni di sekitar jimin oppa.

Sudah hampir makan malam, namun unni belum juga pulang. Aku menelponnya namun tak di angkat.
Aku terus menunggu hingga akhirnya ponselku berdering atas nama unni.
"Unni ya oediga ? Aku sudah menunggu dan..... "Aku tiba tiba berhenti karena mendengar suara unni ku menangis.
"So hyung a......"
"Unni kenapa kau menangis."aku beranjak dan mengambil kunci mobil.
"Aku...... Aku....di x#c " aku pum masuk ke mobil.
"Tunggu aku ya !"
"Aku...AAAAAAA"
"Unni ? Ya UNNI !! JAWABLAH " Ia tak menjawab aku pun mengemudikan mobilku dengan kecepatan tinggi hingga aku sampai di tempat yang di katakan unni.
Di sana ramai polisi juga ada dan ambulans.
Aku pun berlari menuju kerumunan itu namun di sendat oleh polisi.
"Ku mohon sebentar saja pak" aku pun melihat wanita yang di angkat itu.
"UNNI !!!" aku mendorong pak polisi itu dan menuju wanita yang di angkat itu.
"Unni iroena (bangunlah)!! " aku pun masuk ke dalam ambulans sambil memegang tangannya. Aku menahan tangisku dan terus memggenggam tangannya.

Aku menunggu dengan orang tuaku yang baru saja sampai. Mereka membatalkan segala janji pertemuan.
Orang tuaku tidak tau kenapa kakak keluar jam itu aku hanya bilang ke mereka bahwa kakak pergi untuk membeli buku.
Hingga akhirnya jimin oppa tiba.
"Ahhh jimin ah kau tiba ! "Ibu langsung memeluknya aku hanya memandangnya tanpa berekspresi.
"Bagaimana keadaannya bibi" ibu menarik nafas panjang tak lama jimin oppa menerima telepon. Ia pun bicara pada ibu dan ibu pun memanggilku. "Tolong antarkan jimin ke depan so hyung a" aku mengangguk dan jimin oppa membungkuk.
Kami pun berjalan hingga memasuki lorong dan lorong itu sepi dan aku pun berhenti. Oppa jimin pun berhenti dan melihatku
"Waeyo ?" aku hanya mengeluarkan smirk ku dan berjalan ke arahnya.
Aku menamparnya dengan sangat keras bahkan ia terkejut dengan apa yang ku lakukan.
"Kumohon jangan temui kakakku lagi"
Jimin hanya berdiri sambil megangi pipinya yang memerah
"Maafkan aku.. Karena aku hyeri begini"
Aku pun mengepal tanganku
"Dan oppa tak bertahan barang se menit untuk menunggunya?" aku melihat wajah jimin oppa berubah menjadi sendu.
"Itu yang terbaik untuk unni . miane yo oppa" aku pun membungkuk dan pergi meninggalkan jimin oppa sendiri.

Beberapa jam kemudian dokter pun keluar, kami semua pun langsung berdiri dan ibuku langsung bertanya pada dokter.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya ?" dokter mengatakan bahwa kakak itu baik baik. Kami semua lega tiba tiba dokter kembali bicara.
"Karena ada benturan di kepala kita memastikan apakah ia kehilangan memori atau tidak."
"Amnesia?" ibuku tak bisa menahan dirinya dan akhirnya jatuh pingsan.

Aku pun berhati-hati masuk ke kamar kakak .
Bahkan aku sempat berjinjit menuju tempat tidur kakak
"So hyung a... Kenapa kau berjalan seperti pencuri" aku kaget dan melongo mendengar suara lemah kakakku.
"Ahh unni kau sadar "aku menggaruk kepalaku dan duduk di sampingku.
"Kau mengingatku unni ?" unni ku melihat aneh ke arahku.
"Keuromyon (tentu saja) noe pabo" aku hanya cengingiran di depan kakak.
Mama dan papa pun masuk dan berlari ke arah kakak
"Hyeria ah gwenchana" mama tampak sangat khawatir begitupun ayah.
"Ah naega gernchana omma " aku pun melihat kakak.
"Kau ingat unni" unni mamandang aneh aku lagi.
"Kau kenapa sih? Tentu saja aku ingat ini mama dan papa."
Aku pun merogoh sakuku dan mengeluarkan isinya.
"Keundae..(tapi) unni apakah kau mengingat orang ini" akupun  akhirnya memperlihatkan foto itu kepadanya dan dia melihatnya dengan sangat hati-hati bahkan memicingkan matanya "aku tidak ingat "aku terkejut dengan jawaban kakak.
" pasti ?"dia pun memicingkan matanya lagi
"Keubdae(tapi) ige nuguyo (ini siapa)dia tampan sekali." aku pun menutup ponselku dan menarik ibu keluar.
"Ada apa so hyung a..."
"Unni tak mengingat jimin omma"
"Sincha ? Kita harus hubungi jimin "aku pun menahan mamaku.
"Wae ? Jimin harus tau kan ?"
"Menurutku agar dia tak ingat dengan jimin oppa "
"Wae gurae ?(kenapa begitu )"
"Aku hanya tidak ingin kakak disakiti oleh fans oppa, seperti kemarin ada yang ingin bunuh...."aku pun berhenti ketika ibu paham apa yang aku kataksn padahal lebih dari itu yang ingin ku katakan.
"Ibu tak enak dengan jimin. Tapi ... Jika itu yang terbaik .. Baiklah ibu tidak akan mengingatkannya"

who am i to you ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang