"hyung kenapa setelah pulang dari busan hyungku menjadi seperti itu ?" namjoon melihat park jihyun yang duduk disampingnya "dia bahkan terlihat seperti orang stress,, apa terjadi sesuatu ?"
namjoon hanya menarik nafasnya panjang. " aku juga tidak tau.. bisa kau tanyakan padanya.. dia juga tidak pernah mengatakannya padaku,,,," park jihyun mengangguk dan mulai berjalan memasuki kamar hyungnya. bisa ingat bagaimana kamar di acara horror begitulah keadaan kamar jimin sekarang. gelap,, bahkan j-hope tak berani masuk ke dalam karena aura yang super menyeramkan.
"hyung...." jimin melihat jihyun.
"ne...?" jimin kembali melihat jendela menekuk kedua kakinya.
"kau menyeramkan.." jihyun duduk di sampingnya dan menyikutnya sedikit mengharap agar hyungnya itu merespon.
"menyeramkan ...? aku hanya tidak tidur... itu saja..." jihyun melihat hyungnya dan menyilang kedua tangannya.
"dan berapa hari tepatnya hyung tidak tidur... ahhh ayolah hyung.. apapun yang terjadi di busan lupakanlah,,, dirimu terlihat mengerikan.. keluarlah,, member lainnya mulai mencemaskanmu.. dan aku juga akan menyelesaikan urusanku di seoul dan pulang ke busan. kau juga akan ada pemotretan hari ini kan ?" jimin melihat dongsaengnya itu dan melepas tekukan kakinya.
"kurasa kau benar.. " tiba tiba pintu kamar terbuka memperlihatkan j-hope membawa makanan untuk jimin.
"kami sangat mencemaskanmu jimin ah... kau bahkan belum makan." j-hope berjalan maju mendekati jimin dan jihyun.
"maafkan aku hyung.. " tiba tiba para member mulai bermasukan dan mulai menyemangati jimin. dan walaupun kejadian kemarin membuatnya semakin tidak karuan setidaknya ia mempunyai alasan untuk melanjutkan kegiatannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"ayah... aku siap..." lelaki paru baya itu melihat putrinya yang berdiri di depan meja kerjanya. melihat ke arahnya dan perlahan semakin dekat dengannya.
"siap untuk apa ?" alis lelaki itu saling mengangkat tidak mengerti apa maksud putrinya itu.
"hmmm siap untuk,,, hmm meneruskan semuanya.." lelaki itu berdiri melihat putrinya
"yeobo !! yeobo !! " teriak lelaki itu sambil tersenyum sumringah seorang wanita paru baya pun memasuki ruang kerja lelaki itu.
"ada apa yeobo ??"
"frizka... sudah mau.. dia sudah siap... dia sudah dewasa sekarang.. ahhh" kata lelaki itu memeluk putrinya.
"kita sudah lama menunggu ini,,,ikutlah meeting mulai besok. " frizka mengangguk dan mengundurkan diri dari ayahnya. berjalan ke kamarnya.
"ahh ku harap ini adalah ke putusan yang baik." terduduk dia di atas tempat tidurnya dan mulai mengantuk. di checknya ponselnya berkali kali tanpa tahu apa sebenarnya yang diharapkannya ketika melakukan itu. dia hanya menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.
"menyebalkan...." gumamnya hingga tanpa sadar ia melakukan itu sampai lupa berapa kali tepatnya hingga ia benar-benar tertidur.
keesokan harinya ia dan ayahnya pergi ke meeting yang sudah di tetapkan sebelumnya dan ya menurutnya ini benar-benar membosankan, setidaknya dia akan menguap 1 kali dalam 5 menit karenanya.
"menurut saya mall yang ada di daerah xox akan lebih ramai pengunjung jika ada sejenis pendorongnya presdir."
"maksudmu ?" ayah frizka tampaknya tertarik dengan ide dari bawahan nya itu.
"kita bisa bekerja sama dengan bts menjadi ambasador mall kita, karena menurut saya mereka sedang sangat populer saat ini, para gadis mungkin akan menyerbu mall kita." tiba- tiba ayahnya melihat frizka yang mulai gelisah akan ide itu.
"baiklah cukup sekian meeting hari ini.. akan saya hubungi jika memang itu jalan terbaik yang kita punya." perlahan ruangan meeting menjadi kosong dan menyisakan frizka dan ayahnya.
"bagaimana menurutmu.." frizka melihat kertas pengajuan itu.
"menurutku menjadikan bts ambasador mall kita sepertinya hal yang baik," ayahnya tersenyum.
"bisakah kamu menjadi penanggung jawab atas tugas itu frizka ?" frizka melihat ayahnya.
"aku tau salah satu temanmu ada di bts jadi menurutku akan lebih memudahkan jika kau yang melakukan tugas ini." frizka menarik nafasnya.
"akan kuusahakan ayah..." ayahnya mengangguk dan mempersilahkan frizka melanjutkan kerjanya.
frizka melihat gedung bighit yang sekarang sudah di depannya dia pun melangkah masuk bersama beberapa bawahan yang diercayakan ayahnya. ia masuk dan menemui pemilik big hit itu sendiri setelah membuat janji.
"saya sangat senang ketika pewaris grup king datang menemui kami. dan saya juga sangat tertarik dengan penawaran ayah anda dari telepon tadi."
"jadi bagaimana ?" bang sihyuk tersenyum dan membaca kontrak yang telah di sediakan .
"baiklah kita akan mengadakan rapat dengan bts nanti.. akan saya kabari untuk hari dan waktunya karena anda tahu bts akan berangkat untuk billboard dan beberapa acara di america nantinya." frizka mengangguk.
"baiklah kalau begitu saya akan tunggu informasi dari anda. baiklah saya mohon izin untuk undur diri."
"tapi..." frizka kembali menatap bang sihyuk yang menyambung kembali percakapannya.
"tampaknya anda kurang bersemangat akan kerja sama yang akan kita jalani ini." frizka menatap kosong ke arah bang sihyuk, tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam pikiran frizka.
"ah... hahahaha... itu hanya perasaan anda saja.. " terlihat sekali tawa frizka yang palsu itu.
"saya memang orang yang sangat serius. tidak bisa menampakkan ekspresi lain... baiklah saya akan pergi .." bang sihyuk pun berdiri bersalaman dengan frizka dan mengantarnya hingga frizka naik ke mobil.
"tawa anda terlihat palsu frizka Ssi.." frizka melihat wanita yang dijadikan ayahnya sebagai pembimbing frizka dalam melaksanakan tugasnya.
"aku memang tidak suka dengan tugas yang diberikan presdir ini." wanita itu tersenyum dingin.
"saya tau.. tapi setidaknya cobalah untuk tersenyum yang meyakinkan orang lain. anda begitu dingin setelah menerima tugas pertama anda frizka Ssi."
"jadi anda mau apa ?" wanita itu membalas tatapan tajam frizka.
"cobalah untuk lebih bekerja sama dengan perusahaan presdir. anda adalah wajah presdir ketika melakukan tugas ini. ketika anda menunjukkan ekspresi dingin seperti ini makan perusahaan kita juga akan di cap dingin." frizka menoleh melihat jalanan yang di laluinya.
"lagian mereka juga setuju kan ?" tawa kecil menyepelekan dari wanita itu terdengar sehingga membuat hati frizka sedikit tersinggung.
"ceo nya mengatakan akan mengabari anda nanti.. masih ada celah untuk dia tidak menyetujui permintaan anda bekerja sama."
"anda tau ?? anda cukup menyebalkan.." wanita itu tersenyum sambil melihat kertas jadwal nya.
"terima kasih, saya tau itu." frizka menatap tak percaya dengan wanita yang satu ini. dimana ayahnya mendapatkan pekerja tidak sopan seperti ini.
"jika anda berniat memecat saya anda harus jadi presdir dulu.." katanya bahkan tak melihat frizka yang menganga tak percaya.
"aku bahkan tidak memikirkan itu.." wanita itu tersenyum kecil.
"apa schedule selanjutnya ?"
"tidak ada.. hanya ada janji makan siang dengan klien dekat presdir. "
"klien dekat ?"
"presdir tidak mengatakan hal lain, tapi dia ingin anda juga datang."
frizka menarik nafasnya
"tampaknya ini juga akan sangat membosankan."
"tidak juga setidaknya anda makan nanti.."
"baiklah setidaknya makan membuatku ada kerjaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
who am i to you ?
Romantizmapakah kita tidak bisa bersama ? bisakah aku bertanya ? siapakah aku untukmu ?