"Unni.. Kita akan pulang." ku lihat unni yang semakin kurus. Walaupun begitu ia tampak baik baik saja. Mungkin karena efek di rumah sakit.
"Unni...."
"Hmmm ?"
"Kaja (mari pergi)" aku mengangkat koper kakak dia hanya mengekor di belakangku. Hingga ku dengar suara jatuh dan saat ku lihat kakak yang meringkuk memegangi perutnya.
"Unni ! Apa yang sakit ??" kakak masih memegangi perutnya aku pun memanggil perawat hingga kakak di periksa kembali.
-----_-----
"Ini adalah efek samping dari racun yang kemarin itu." aku menyimak perkataan dokter itu bersama kakak.
"Racun itu memang telah kami keluarkan. Tapi ia sudah meinfeksi saluran pencernaanmu. Memang tidak terlalu berbahaya karena ini bisa disembuhkan. Tapi kamu harus bersabar. Jangan stress dan tolong perhatikan makanannya. "
"Apa aku bisa di rawat di rumah dok ?" dokter agak berat melepas unni.
"Kalau itu yang bisa membuat anda rilex tak apa. Kita bisa melakukan check up 1 x seminggu"
-----
Kakak berjalan begitu lemah di depanku. Ia saat ini mungkin tak sadar aku ada di sekitarnya. Atau mungkin dia hanya tak ingin bicara.
Hingga ia berhenti melihat lurus ke kanannya.
"So hyung a..." panggilnya dengan suara lemah.
"Hmm ?" aku menyusulnya hingga berada di sampingnya.
"Apa yang terjadi jika...."
"Jika apa ?"
"Geunyang...(hanya saja..) "
"Unni marebwa (katakanlah unni)"
"Jika aku mati ?" aku melihat kakak yang terus melihat taman aku memeluknya sangat erat.
"Tarik kata-katamu.!" airmataku bercucuran. Aku tak mau mendengar itu.
SHIREO !!!
"Geunyang...."
"Shireo !!!" kataku mengeratkan pelukanku.
"Arasso !!" kakak mengelus kepalaku dan membalas pelukanku. Melihatnya seperti ini aku semakin takut.
-----_-----
Kami sudah sampai di stasiun KTX ke busan. Kakak sepertinya belum ada niat menelpon jimin oppa. Dan setahuku jimin oppa menjadi toddler sitter sekarang.
Ku lihat unni mengeluarkan ponselnya. Aku lebih memilih tidak menguping pembicaraannya dan mengatakan pada unni kalau aku ingin membeli minuman dulu.
Ku langkahkan kakiku malas karena harus meninggalkan unni sendiri. Tapi aku tidak enak jika harus mendengar percakapannya apalagi kalau itu dengan jimin oppa.
Aku berdiri di mesin minuman memilih minuman untuk ku beli.
Perlahan kumasukkan uang kecil dan menekan minuman rasa orenji kesukaanku."Ahh kenapa tak mau keluar" aku menepuk nepuk mesinnya tapi tampaknya minumanku stuck di dalam.
"Otokhae ??(bagaimana ini ) " aku pun mengambil uang kecil lain mulai memasukkannya tapi seseorang menahanku.
Dia memukul bagian masuk uang dengan keras bahkan suaranya mengejutkanku. Ia pun mengambil koinku dengan mudahnya. Dan memasukkannya kembali.
Ku lihat minumanku mulai bergerak dan jatuh.
"Ini minumanmu.. Mesin ini memang sering rusak... " aku menerima minuman itu dan berterima kasih sambil membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
who am i to you ?
Romanceapakah kita tidak bisa bersama ? bisakah aku bertanya ? siapakah aku untukmu ?