Jimin mengundangku makan malam di dorm mereka. Dia menelpon ku 10 menit yang lalu. Aku pun bersiap siap. Dan berangkat disana. Ternyata setelah sampai di sana hanya ada jin oppa dan jimin. "Apa hanya kalian berdua ?" jin mengangguk "Jungkook sebentar lagi datang" Aku pun duduk di depan jimin jin di sebelah kananku. "Apa yang akan kita makan ?" jimin memukul meja itu pelan. "Aku sudah memesan makanan sejam yang lalu tapi belum datang juga." jin menggerutu sendiri.
"Baiklah karena hyeri ada disini bagaimana kalau kita panco taruhanya siapa yang menang akan mencium hyeri" aku terkejut.
"Oppa ?! Aku tidak mau!" aku menyilangkan kedua tanganku. "Kalau jimin yang menang bagaimana?!" aku terdiam. "Baiklah aku setuju " jimin pun berpindah tempat duduk ke depan jin dan ke kiriku.
"Mwo ?! Kau gila ?" jimin tersenyum .
"Tenang saja." jujur aku sangat narah sekarang dan jika dia kalah aku lebih marah lagi pasalnya aku dijadikan taruhan.
"Ayolah berhenti..." aku pun mundur dan cemberut. Jimin melihatku dan berniat berhenti tapi ditantang oleh jin.
"Kalau kau menyerah berarti aku menang" jimin pun melihatku.
"Baiklah...." dia pun meletakkan tangannya bersama tangan jin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Liat saja jika kau kalah " jimin melihatku
"Aku tak akan kalah" Mereka pun adu panco hingga akhirnya jimin menang
Dia pun menaruh kedua tangannya di udara. "Yesss!!" dia pun mendatangiku dan memegang kedua pipiku.
"Aku minta hadiahku" dia pun menciumku di depan jin.
Jimin pun melangkah dan mengambil gitarnya. Dan jungkook pun tiba membawa rumput laut.
"Apa ada yang seru?" "Tidak ada...." kata jimin "Jungkook sudah ada dini... Hyung kau carilah kehidupan." jungkook yang tak tau apa apa hanya melihat mereka heran
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jin oppa terdiam mendengar jimin. "Aku sebenarnya punya orang yang disuka tapi sekarang dia ada di jepang." kami semua serempak melihat jin yang tiba tiba diam. "Benarkah ?" jin menganggukan kepalanya.
