Hati siapa? (part 6)

703 149 30
                                        

"hoonie~aa kau mau kemana?" jinyoung menahan tangan jihoon untuk tidak pergi

"bukan urusanmu" jihoon menepis tangan jinyoung dan sempoyongan membuka pintu.

Jinyoung tau di keadaan seperti ini jihoon tidak bisa dikasari jika ia dikasari maka ia akan semakin nekat.

Jinyoung mengambil jaketnya dan mengikuti jihoon dari belakang. Ia membiarkan jihoon  berjalan kemana pun ia ingin pergi sedangkan jinyoung mengawasi jihoon dari belakang.

Meskipun tidak pernah ada jihoon dihatinya tapi ia tetaplah kekasih jihoon. Ia mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga jihoon.

Jinyoung menghentikan langkahnya karna melihat jihoon berhenti berjalan.

Jihoon menatap patung besar di taman dan menendang pohon itu

"yakkk kau ... Kau pikir kau siapa menolakku? Kau tidak tau aku sudah menunggumu sangat lama?kau brengsek" jihoon meluapkan kemarahannya pada patung itu. 

Tapi setelah itu ia menangis meraung memeluk patung itu

"aku merindukanmu, kau tau seberapa besar rinduku?  Lihatlah aku masih menepati janjiku,  aku menulis setiap rinduku padamu." Jihoon menunjukkan agenda itu pada patung tersebut.

"yakk kenapa kau tidak menjawabku Lini~aa ?, apa kau tidak merindukanku? apa aku sudah tida berarti apa-apa untukkmu?"

"jawab aku brengesek... jangan diam saja seperti itu." Jihoon mencekek patung yang tida bersalah itu.

"Karna itu hanya patung hoonie~aa" jawab jinyoung santai. Ia duduk taman pesisi di belakang jihoon.

"Nugu seyo?"

"aku?"

"ya siapa lagi selain kau disini?" Jihoon mabuk sampai ketahap ia tidak mengenali jinyoung.

"aku kekasihmu "

"kekasih?"

"ya kekasihmu" ucap jinyoung sambil menunduk. Jinyoung berpikir apakah ia masih kekasih dari jihoon setelah guanlin kembali? atau jihoon akan kembali pada guanlin?

Jinyoung merasa khawatir pada jihoon, tapi jika ia ditanya apakah hatinya merasa sakit saat melihat jihoon seperti ini?  Jawabannya 'Tidak', ia khawatir tapi tidak cukup untuk membuat hatinya nyeri seperti saat melihat airmata daehwi menetes.

"jangan mengaku-aku,  kekasihku itu guanlin, kau tau guanlin?  Dia sangat tampan dan tinggi. Dia dari Taiwan" kata jihoon masih mabuk.

"ahhh dia kekasihmu?  Jadi dimana dia sekarang?" jinyoung semakin iseng bertanya pada jihoon.

"dia baru saja pulang, aku menunggunya sangat lama tapi kau tau apa yang ia lakukan setelah ia pulang?" tanya jihoon setengah berbisik, ia duduk mendekat ke arah jinyoung dan membisikkan sesuatu.

"hmm aku tak tau memang apa yang ia lakukan? " tanya jinyoung sambil mendekatkan telinganya. Meskipun terlihat bodoh tapi ini lebih baik dibandingkan jihoon bicara dengan orang asing.

"saat aku memeluknya ia mendorongku, ia mencampakkanku dan ia menggandeng seseorang yang sudah seperti adikku sendiri, aku melihatnya menarik tanganya, lebih tepatnya menggengam tanganya, hatiku sakit sekali" jihoon berbisik dan memperagakan tangan guanlin yang memenggam tangan daehwi erat.

Jinyoung menghela nafas panjang mengingat itu.

"yaaa aku tau rasanya itu sangat menyakitkan" sahut jinyoung tersenyum miris melihat jihoon"

"apa kau melihat orang yang kau cintai bersama orang lain juga?" tanya jihoon polos.

Jihoon bertanya dengan polosnya seolah itu bukan masalah mereka berdua, seolah ia tiba-tiba lupa siapa itu jinyoung.

"hmm dan orang yang menggemam tangan orang yang kucintai itu adalah seseorang yang kuanggap adikku sendiri." jawab jinyoung."

"lalu kenapa kau membiarkannya pabo~aa, harusnya kau merebut orang yang kau cintai itu, apa kau mau menyerah pada cintamu " ejek jihoon.

"aku tidak bisa berbuat apa-apa karna aku mempunyai seorang kekasih yang harus ku jaga perasaannya." jawab jinyoung menatap jihoon dan menggengam erat tangan Jihoon.

"jadi kau mencintai orang lain dan bukan kekasihmu? Hehhhh bagaimana bisa... Kasihan sekali kekasihmu, ia pasti sangat mencintaimu hingga ia bertahan seperti itu"

"aku rasa kekasihku juga mencintai pria lain , aku bahkan berpikir aku tidak pernah ada dihatinya selama ini."

"lalu kenapa kalian bertahan jika kalian tidak saling cinta? Bukankah itu hanya akan menyiksa perasaan kalian? "

"entahlah. . . Mungkin karna ia sahabatku aku tidak ingin meninggalkannya sendiri, aku ingin menjaganya." jawab jinyoung tertawa kecil.

"aihooo pabo~aa kau mengorbankan perasaanmu?  Hatimu? Aku tidak habis pikir...  Jika itu aku aku tidak akan melepaskan orang yang ku cinta, tidak untuk apapun atau siapapun juga."

"ahh benarkah, jika ku kukatakan jika aku ingin  kembali bersama orang yang aku cintai apkah menurutku kekasihku itu akan baik-baik saja? "

"mana ku tau aku bukan kekasihmu kau tanyakan sendiri saja padanya.  Sudah yahh aku harus menyusul kekasihku dulu, aku harus memisahkannya dari daehwi. Jika ia terus dengan daehwi.. Lini pasti akan jatuh cinta padanya, karna adikku daehwi itu lebih cantik dari wanita, dia juga sangat baik dan lucu tidak ada yang bisa melawan pesonanya,  aku takut lini akan jatuh cinta... " ucap jihoon berjalan sempoyongan ke arah patung tadi dan memeluk patung itu.

"lini~aaaa bogosippo" jihoon memeluk patung itu dan kembali tertidur dengan pose yang tidak elit.

Jinyoung melepaskan patung itu dari cengkraman jihoon. Menaruh jihoon dipanggungnya menggendong jihoon  pulang.

"semua akan baik-baik saja kan hoonie"?

Jinyoung menggedong jihoon Sepanjang jalan,  menyanyikan lagu tidur untuk jihoon  agar jihoon terlelap nyenyak. Hingga mereka sampai kerumah. Jinyoung membaringkan kembali tubuh jihoon di tempat tidur. Membuka mantel jihoon berserta sepatunya lalu menyelimuti tubuh 'kekasihnya itu'. Dan kembali keruang tengah dan tidur di sofa

Keesokan paginya.

"daehwi~aa bangun" guanlin mainkan rambut daehwi yang masih tertidur memeluknya.

"ini sudah jam 9, bangunlah tanganku keram" guanlin mencubiti pipi daehwi. Tapi daehwi tetap tidak bangun

"kenapa pipi daehwi kenyal sekali, apakah bisa di gigit"

Guanlin mendekatkan wajahnya dan membuka mulutnya
"aaaaaa"

Tbc

😂 bersambung dulu yah 😂



MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang