MEMORY 47

602 96 19
                                    


*play musik diatas yah sambil baca, aku bikin sambil dengan lagu ini, bacanya pelan-pelan aja*









Woojin duduk di sebuah kursi menggetarkan kakinya tak sabar, ia sedang menunggu kekasihnya di tempat yang sudah di janjikan. Ia sudah berdandan dengan sangat rapi, ia juga sudah berlatih bicara agar tak gugup di depan seobi.

dan setelah setangah jam menunggu akhirnya yang tunggu datang juga, ia tersenyum melihat seobi berjalan kearahnya.



Woojin berlari menuju seobi dan memeluknya erat.


"kau darimana saja, aku mencarimu kemana-mana"


"kau mencariku? maafkan aku sudah membuatmu menunggu" ucap seobi melepaskan pelukan woojin.


"tak apa, tak masalah karna kau sekarang sudah ada di hadapanku"


"aniya aku masih merasa bersalah padamu, aku membuatmu tersiksa dan frustasi aku menghalangi perasaanmu, karna itu aku ingin menebusnya. mungkin ini juga yang kau inginkan sejak dulu. "


"maksudmu?"


Seobi menarik nafasnya panjang, ia mengambil tangan woojin dan menggenggamnya.


"woojin~aa maafkan aku sudah menjadi penghalang bagi perasaanmu, kau pasti sangat tersiksa selama ini sekarang kau tak usah khawatir kau bisa melakukan semua hal yang ingin kau lakukan yang tak bisa kau lakukan saat kau masih bersamaku.

Dan ummm Terima kasih atas semuanya, terima kasih setidaknya kau sudah mengizinkan merasa begitu dicintai olehmu itu sudah cukup untukku.

Fakta bahwa kau datang kemari sudah membuktikan segala bahwa aku yang salah dan bukanlah dia, aku yang salah mengartikan semuanya menjadi cinta, kau datang kemari berarti kau sudah menentukan keputasanmu bukan? baiklah aku akan menerimanya"



"seobi~aa aku"

"tapi woojin~aa apa kau tau, jauh dalam lubuk hatiku aku benar-benar tak ingin melihatmu disini, aku berdoa pada Tuhan agar kau tak ada di tempat ini, bahkan dalam perjalananku ku kesini aku berharap kau tak benar-benar datang dan berada di hadapanku saat ini.



Woojin terdiam masih tak mengerti apa yang terjadi, badanya kaku saat seobi memeluknya, ia lalu merapikan rambut woojin juga membenarkan jaket woojin menaikkan resleting jaket sang mantan dan menempatkan tanganya di dada woojin, merasakan detak jantung orang yang ia cintai itu untuk yang terakhir kali.


"jangan selalu bertengkar dengan daehwi, katakan pada yerim bahwa aku minta maaf tak bisa menepati janjiku untuk menemaninya liburan, jaga kesehatanmu, jangan terlalu banyak makan yang berminyak jika tidak penyakit radangmu akan kambuh.

Jangan hanya memakai baju kaos saat musim dingin seperti yang biasa kau lakukan.

Kau mengerti?" ucap seobi menahan airmatanya.


seobi mengulurkan tanganya untuk menyentuh wajah woojin


"kata yang ingin hatiku katakan adalah aku mencintaimu dan kata yang airmataku ingin ucapkan adalah aku minta maaf"ucapanya dalam hati dan mengurungkan niatnya menyentuh woojin


seobi berbalik membelakangi woojin


"Aku pergi selamat tinggal" ucapnya pergi tanya menengok kebelakang.



"jangan menangis jangan menangis jangan menangis jangan menangis" gumam seobi sepanjang perjalananya menjauh dari woojin.

"apa kau kau mendengar hatiku, apa kau melihat airmataku? didunia ini hanya ada yang kau, yang kubutuhkan hanya kau tapi kau membuatku menangis,

kau berada dekat denganku seakan aku bisa meraihmu tapi kenyataanya tidak, aku menjalani cinta ini sendirian, cinta yang hanya menyisahkan airmata"  ucap seobi dalam hati sambil berlari dari tempat itu.




sedangkan woojin terdiam melihat punggung seobi menghilang dari pandangnya.






tbc

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang