Memory 10

610 140 13
                                    

"apa ia serius?" ucap guanlin bingung saat daehwi tiba-tiba menelponnya lalu mematikannya tiba-tiba.

"ahh apa peduliku yang penting sekarang aku sudah bersamanya. Jalan menuju pembalasanku akan berjalan lancar setelah ini." ucap guanlin yang sibuk membolak balik buka jihoon.

"kyeopta" gumam guanlin melihat setiap goresan buku itu. Buku daftar garis kerinduan jihoon selama ini. Jihoon mengirimkannya pada guanlin dan baru sempat di lihat oleh guanlin.

"mianee aku tau kau masih mencintaku hyung tapi aku tak bisa melupakan pengkhianatan mu dan jinyoung."

"Jinyoung hyung.. kau bisa merebut jihoon. Aku juga bisa merebut daehwi, apalagi aku menyadari jika daehwi sudah seperti obat untukku, aku takkan melepaskannya tidak sampai aku bisa membalasmu dan jihoon hyung"

"tenang saja aku pasti akan kembali padamu tapi tak sekarang"

Guanlin menidurkan dirinya di tempat tidur setelah meminum obatnya. Ia berencana akan kembali kerumah sakit setelah istirahat sejenak. Guanlin mengirim pesan ke daehwi sebelum ia terlelap tidur.

"ini hari pertama kita.. mari kita rayakan. Aku akan kesana sore ini. bye sweety ILY"

/

"its just Fake love"

/

/

/

/

"jadi kau akan keluar rumah sakit hari ini"

"iya hyung. Aku tak sakit parah.. aku hanya kelelahan dan stress tapi sekarang sudah jauh lebih baik"

"baiklah aku akan mengantarmu pulang kalau begitu, kau tak membawa barang sama sekali? mana tasmu?"

"terima kasih hyung, aku memang tak bawa barang apapun"

"aigooo.. sebentar aku ambilkan baju ganti di mobil" ucap jihoon pergi.

/

/

Daehwi masih kesal dengan apa yang ia lihat dan memutuskan membeli kopi di cafetaria rumah sakit.

"kenapa kopi ini pahit sekali" omel daehwi, padahal ia sendiri yang memesan kopi tanpa gula.

Daehwi mengejar lift yang hampir tertutup, untung saja orang yang didalam mau menunggu daehwi yang berteriak dari jauh.

"ahhh terima kasih.. " ucap daehwi memegang dadanya yang sesak karna jalan terburu-buru, ia belum melihat siapa yang ada di hadapannya.

"jihoon hyung" ucapnya kaget saat melihat jika orang itu adalah penyebab kecemburuannya tadi.

"ahh daehwi~aa.. kenapa kau disini kau masih sakit kenapa kau berkeliaran seperti ini." ucap jihoon panik.

"aku tak apa hyung" ucap daehwi singkat tanpa menatap jihoon.

"ahh baiklah" jawab jihoon canggung.

Sejak di wanna one hubungan mereka memang tak pernah dekat. Mereka sangat canggung satu sama lain apalagi dengan semua kejadian ini hubungan mereka semakin canggung.

Mata daehwi tertuju pada kantong pakaian yang jihoon bawa.

"untuk siapa itu hyung?"

"ahh ini.. untuk jinyoung hyung. ia akan keluar dari rumah sakit hari ini mungkin sore ini. Ia tak membawa baju ganti jadi aku mengambil pakaiannya yang ada di mobilku"

"ahh begitu" jawab daehwi singkat.

"kau sudah menengoknya? kamarnya tak jauh dari kamarmu."

"ahh tidak terima kasih, aku rasa aku tak punya alasan untuk menjenguk orang asing. Aku duluan hyung" ucap daehwi langsung berlalu pergi menuju kamarnya setelah pintu lift terbuka.

"he.. munafik" ucap jihoon pelan menyinggungkan senyum sinis, mendengar perkataan daehwi, lalu ikut keluar dari lift dan menuju kamar jinyoung.

Daehwi sama-sama berhenti di pintu kamar masing-masing, mereka saling menatap dan tersenyum palsu sebelum daehwi masuk kekamarnya dan jihoon masuk kekamar jinyoung.

.

.

.

TBC



MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang