Memory 40

448 121 27
                                    


Bacanya sambil play music atas yah




.

.

.

.

.




Flashback 2 hari yang lalu.

Woojin dan jihoon sudah merampungkan syuting mereka disana, awalnya mereka berencana untuk pergi berlibur setelahnya, tapi hyeonseob tiba2 tak bisa di hubungi, ia juga tak bisa menghubungi euiwoong ataupun anak ye hua lainnya. Hingga membuat woojin sangatlah khawatir. Jadi ia memutuskan untuk pulang ke korea untuk mengecek keadaan kekasihnya itu.

Woojin masuk ke apartemennya tapi ia tak menemukan hyeonseob. Ia kaget saat mendapati bahwa pakaian hyeonseob juga tak ada disana. Seolah tak pernah ada jejak kekasihnya itu, semua bersih bahkan foto-foto yang mereka juga tak ada.

"kemana seobi pergi" woojin hampir gila karna sama sekali tak tau dimana kekasihnya berada.

Woojin bergegas kerumah sakit karna ia berpikir mungkin daehwi tau keberadaan hyeonseob.

"hyung kau disini. Kau kira kau bersama belahan jiwamu disana"

Woojin tak membalas perkataan daehwi, nafasnya terengah saat ia tiba.

"ada apa?" tanya daehwi lagi.

"seobi.."

"seobi hyung? kenapa dengannya?"

"kau tau dimana dia?"

"kenapa bertanya padaku kau kekasihnya harusnya kau lebih tau daripada aku"

"yakk lee daehwi"

"wae? Apa aku salah? Kau kekasihnya bukan? Kenapa kau sampai tak tau?Apa kau pantas di sebut kekasihnya? Kau lebih peduli pada jihoon hyung kenapa sekarang kau mengkhawatirkan seobi hyung" ucap daehwi memprovokasi woojin.

Sesekali woojin harus diberi shock terapi agar bisa menentukan prioritasnya.

Daehwi sebenarnya tau dimana hyeonseob karna kekasih sang kakak itu sempat mengatakan akan memulai projek di china. Jadi kemungkinan seobi sekarang sudah berada di china sekarang. Bersama justin.

Woojin pasti akan mengamuk jika tau seobi pergi ketempat justin. Karna ia sangat cemburu pada justin.

"cepat katakan saja"

Daehwi menghela nafas panjang "aku tak tau pastinya tapi ia mengatakan bahwa ia akan ke china. "

"china ? kenapa ia tak memberitahuku. Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan"

"hyung, sebelum kau menuduk yang tidak-tidak sebaiknya kau intropeksi dirimu dulu, apa sudah kau lakuakn sampai seobi hyung pergi tanpa memberitahumu."

"aku tak berbuat apa-apa, hyeonseob baik-baik saja saat aku pergi. "

"coba hyung pikirkan dengan baik, hyeonseob bukan tipe orang yang cepat terbawa perasaan, jika ia pergi tanpa memberitahumu maka pasti ada yang terjadi jadi lebih baik hyung pulang dan merenung kesalahan apa yang sudah hyung buat."

"aku tak ingin mencampuri urusan pribadimu hyung, tapi Aku harap hyung tak kehilangan seobi hyung, siapa lagi yang mau menerimamu apa adanya seperti dia, hyung sangat sibuk tapi ia tak pernah marah. Ia selalu mengerti hyung jadi jangan pergi melepaskannya hyung akan menyesal nanti."

/

Woojin kembali kerumahnya dengan lesu. Rumahnya begitu suram tanpa kekasihnya. Biasanya kekasihnya akan menyambutnya dengn senyuman dan memeluknya tapi sekarang hanya ada kesepian yang menemaninya. Tak ada lagi senyum kekasihnya bahkan aroma kekasihnya sudah tak terendus lagi disana.

"aku merindukannmu kau dimana" gumam woojin.

Sekarang baru woojin rasakan betapa hampa hidupnya tanpa seobi. Selama ini ia tak pernah berpikir bahwa seobi akan berdampak besar pada kehidupannya. Berawal jadi coba-coba tapi lihatlah sekarang seobi sudah bagai rumah untuk woojin.

Woojin berjalan gontai ke kamarnya merebahkan dirinya di tempat tidurnya yang empuk. Tapi suara bel pintu membuatnya terbangun, ia berlari secepat mungkin kearah pintu masuk karna ia masih berharap seobi pulang. Tapi bukan seobi yang ada di depan pintu tapi pengantar paket. Ia mengantar paket kecil yang di kirim untuk woojin.

Woojin tergegesa membuka paket itu dan ternyata isinya adalah handphone rahasia woojin dan sepucuk surat kecil yang terselip di dalam paket itu.

"Woojin~aa.. Maaf aku tak bisa memberikan ini langsung padamu, ini terlalu menyesakkan. Maaf jika pada akhirnya aku mengingkari janjiku untuk selalu bersamamu. Aku ingin berada disampingmu tapi pada akhirnya aku hanya berada di belakangmu bukan disampingmu dan itu melelahkan. Woojin~aa sepertinya kita harus memikirkan kembali hubungan kita. Aku tak menyalahkan siapapun dalam hal ini. Kau hanya terlalu baik dan aku hanya tak bisa berbagi dirimu dengan yang lain. Rasa sakit yang memenuhi diriku sampai ke titik dimana aku serasa akan meledak"

Woojin meremas surat seobi, hatinya serasa seperti di tusuk ribuan pisau saat membayangkan seobi menulis surat ini. Apa yang sudah ia lakukan hingga kekasihnya bisa sangat terluka seperti ini itu yang woojin pikirkan. Seburuk itukah perlakuanny pada seobi. Woojin mengira ia sudah cukup memberikan cinta untuk seobi.

tbc

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang