Play yg atas dulu yah
"bukankah aktingku bagus?" ucap jihoon yang tiba-tiba membuka matanya dan tersenyum
"kau gila" ucap dokter itu yang masih sibuk membersihkan darah dari tangan jihoon.
"aku tak gila hyung, aku hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi milikku.""tapi kecerobohanmu itu kau membuat luka di pergelangan tanganmu bisa semakin parah. Lagi pula bagaimana jika jinyoung sii membiarkanmu jatuh kau bisa mati " ucap dokter itu.
"jinyoung itu orang baik ia tak akan bisa melihat orang lain dalam keadaan seperti itu, jadi aku yakin ia pasti akan menolongku" ucap jihoon tersenyum dan kemudian meringis kesakitan saat dokter tak sengaja menyentuh bagian luka jihoon.
"sakit?"
"yaa sangat sakit" ucap jihoon meringis menggigit bibirnya.
"kau harus segara ditangai intensive, pergilah ke swiss aku punya kenalan dokter saraf terbaik disana, kesanalah secepatnya."
"swiss? Itu terlalu jauh akan membosankan jika harus kesana sendiri, aku juga tidak bisa bermain game dengan woojin. Hufttt"
"tapi itu untukmu, tolong pikirkan kondisimu juga,kau terlalu sering mengiris pergelangan tanganmu. Apa kau mau tak bisa menggunakan tanganmu lagi ?"
"arashooo arashoo aku akan kesana bersama jinyoung secepatnya."
"jinyoung~sii? Apa ia mau?"
"tentu saja apa dokter tak melihat reaksinya tadi. Ia sangat panic saat melihatku hahah" ucap jihoon tertawa.
"kau tega sekali memamfaatkan dan mempermainkan perasaan orang seperti itu...hubunganmu tak akan berjalan lama kalau kau menggunakan cara seperti itu."
"aku takkan seperti ini juga saja guanlin tidak berpaling padaku. Dan apa maksud hyuung hubunganku takkan berlangsung lama ?"
"kejar saja guanlin kalau begitu kenapa kau menyiksa jinyoung sii.. Dan maksudku adalah jinyoung selalu terpaksa untuk bersamanya dan suatu saat nanti ia pasti akan mengatakan bahwa ia ingin lepas dan caramu tak akan berguna lagi"
"aku tak menyiksa jinyoung, aku hanya memberi pelajaran pada mereka. Jika aku tak bahagia,mereka juga tak boleh bahagia. Andai kata jinyoung kembali pada daehwi , belum bisa dipastikan bahwa guanlin akan kembali padaku."
"tapi dengan cara seperti ini kau takkan mendapatkan apa yang kau inginkan kau hanya akan jalan ditempat tidak akan kemajuan. Kau juga akan semakin jauh dari guanlin."
"menurutmu begitu?"
"hmm yaaa karna hubungan yang di bangun dari rasa keterpaksaan tak kan berlansung lama, jinyoung hanya akan memandangmu rendah. Ap Kau tak tau jinyoung sii sudah pulang tanpa menengokmu dulu? "
"benarkah?....kau benar juga hyung. Untuk menang harusnya aku bisa berdamai dengan musuhku. ".
"thats right. Kau harus berdamai agar kau bisa mendapatkan apa yang kau mau tanpa harus membuat tanganmu kotor dan tanpa harus menyakiti dirimu sendiri"
Jihoon tersenyum mendengar perkataan dokter itu.
"hyung.. Jadwalkan kedatanganku dengan dokter di swiiss. Aku akan berangkat besok " ucap jihoon.
"tentuuu dengan senang hati" ucap dokter itu berlalu pergi.
Jihoon menutup matanya karna mengantuk akibat pengaruh obat penahan rasa sakit yang dokter berikan.
.
.
.
.Jinyoung tiba kembali ke apartemennya. Ia menggedor gedor pintu rumah daehwi tapi tidak ada yang membukanya tentu saja karna daehwi baru saja dibawa kerumah sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/133388188-288-k753064.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Fanfic#2 tahun setelah wanna one disband. bagaimana cerita ini akan berlanjut ?