Baejin pun datang

838 171 85
                                    

*judul apaan itu heran sma diri sendiri*
*PLAY MUSICNYA DULU YAH*









"inikan alamat daehwi" gumam woojin saat minhyun mengirimkan alamat jinyoung. Tapi ia tak terlalu ambil pusing dan menyuruh supir taxi untuk pergi ke alamat itu. Karna woojin sudah sangat terburu-buru.

"lalu aku? Apa arti aku bagimu?"

Daehwi menanyakan arti dirinya bagi jinyoung.

Bagi jinyoung daehwi adalah segalanya. Tapi entah kenapa jinyoung tidak dapat mengatakan hal itu.

Jinyoung membiarkan daehwi berlalu pergi.

Setengah hati jinyoung berkata

"yakkk bodoh ... Cepat kejar daehwi apa kau ingin kehilangannya lagi?"

Tapi setengah hatinya lagi berkata

"jihoon membutuhkanmu jinyoung~aa, jangan egois"

Jinyoung menyusul daehwi keluar , menggedor gedor pintu daehwi. Tapi daehwi tidak membukanya meskipun Daehwi duduk bersandar di balik pintu itu.

"daehwi~aa kumohon mengertilah jihoon hyung sedang kritis.. Ia membutuhkanku, kumohon buka pintumu aku tak punya banyak waktu." ucap jinyoung.

Daehwi masih tidak bergeming. Dari posisinya.

"daehwi~aa aku tidak punya waktu untuk membujukmu. Jihoon membutuhkanku.. Kumohon mengertilah."

Daehwi bangkit dari posisinya dan membuka pintu.

"Tapi aku juga membutuhkanmu. Aku ingin kau tetap disampingku." ucap daehwi dengan berlinang airmata.

Hati jinyoung begitu pedih saat melihat daehwi menangis.

"mianeee .. Mianeeee.. Kumohon jangan menangis" ucap jinyoung menangkup wajah daehwi dan memeluknya.

"kumohon jangan pergi. Kau sudah berjanji untuk tidak akan pergi"

"tapi jihoon hyung sedang kritis daehwi~aa kumohon mengertilah.. Aku sedang terburu-buru bagaimana jika terjadi sesuatu pada jihoon hyung" jawab jinyoung meninggikan suaranya. Handphone jinyoung terus berbunyi

"kenapa kau begitu sangat khawatir ia juga takkan mati jika kau tidak kesana hyung" ucap daehwi berani"

"PLAAAAAAKKKKK"

sebuah tamparan keras mendarat di pipi daehwi. Jinyoung tidak bisa menahan emosinya saat mendengar daehwi semudah itu tentang kematian.

Mata daehwi memerah menahan tangis, ia mengusap pipinya bahkan sudut bibirnya sampai berdarah akibat tamparan jinyoung.

"hwi... Mianee... Mian..mianeee tak bermaksud menyakitimu" ucap jinyoung mencoba mendekat  dan menyentuh wajah  daehwi.

"jangan mendekat. Pergilah.. PERGIIIIIIIIIIII" teriak daehwi.

"daehwi~ku mohon maafkan aku ... " ucap jinyoung mencoba memegang tangan daehwi tapi daehwi menepisnya.

"PERGIII PERGILAH PADANYAAAAA JANGAN PERNAH KEMBALI. HARUSNYA SEMALAM KAU MEMBIARKANKU PERGI, KAU TAK SEHARUSNYA MEMBERIKANKU HARAPAN... KAU HARUSNYA MEMBIARKANKU BANGUN DARI MIMPIKU."  teriak daehwi mendorong tubuh jinyoung yang mencoba memeluknya.

Daehwi kembali masuk kerumahnya. Tubuhnya merosot dibelakang pintu ia dan ia menangis sejadi-sejadinya. Ia

Sementara jinyoung masih berlutut didepan pintu rumah daehwi.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang