Memory 28

445 110 24
                                    

"Ini banana stroberi" ucap jinyoung memberikan segelas besar minuman kesukaan daehwi.

"wahhh dari mana kau tau aku sangat menyukai ini?"

"tak ada yang aku tak ketahui tentangmu"

"jinjja? Lalu kemana kau saat aku koma? Kau baru datang saat aku sadar."

"aku ada di swiss saat itu. Aku menemani jihoon hyung menemui dokter untuk terapi. Jika bukan karna jihoon yang mengatakannya maka aku akan menyesal seumur hidupku, meskipun pada akhirnya aku juga terlambat. "

"jihoon hyung?"

"ya.. saat itu jihoon mengatakan ia mendengar dari seorang fans disana tentang keadaanmu karna itu kami langsung pulang."

"ohh seperti itu jihoon hyung sangat baik"

"iya.. ia sudah sangat baik sekarang. Kondisinya sudah membaik sekarang."

"kau terlihat sangat peduli padanya.. Kau pasti dulu sangat mencintainya"

"ha? Aniya.. mungkin dulu ku kira begitu tapi aku sadar aku tak pernah seperti itu. Ternyata memang sejak dulu hanya ada kau. Dan salahku adalah tak menyadari hal itu."

Daehwi menyeruput minumannya dan memandang jinyoung.

"apa aku harus percaya pada orang ini atau tidak?" ucapnya dalam hati.

"ada apa ? kenapa kau diam?"

"tidak.. tidak apa-apa" Jawab daehwi mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"ahh iya mana max?"

"max?" aku menitipkannya pada jisung hyung". Jisung memang akan dengan senang hati di titipkan max karna ia tidak punya peliharaan lagi setelah "sarang" anjing itu meninggal 4 tahun lalu.

"ouchh kukira kau membawanya"

"ani.. aku tak membawanya.. kenapa? Kau ingin bertemu dengan max? Akan ku ambilkan max jika kau mau" ucap jinyoung yakin.

"bisa kah? Ahh tidak usalah" ucap daehwi menghela napas panjang.

"aigoo aneh sekali kau" ucap jinyoung mengusap rambut daehwi.

"aku juga bawa buah ? mau kupaskan?"

"ndeeee" ucap daehwi kembali ceria.

Jinyoung tersenyum dan mengupaskan daehwi buah.

"kau harus tau aku tak pernah sebaik ini. Aku melakukannya karna kau adalah daehwi."

Ucapan jinyoung membuat daehwi tersipu malu

*Gaspoll terus mas jinyoung*

Sedang asik bercanda dengan jinyoung tiba-tiba pintu kamar daehwi terbuka membuat daehwi kaget.

"woojin hyung" ucap daehwi kaget. Ia hampir tersedak karna kaget, pasalnya kakakny itu sudah hampir sebulan tak pulang. Ia kira woojin sudah di hilang dihutan belantara.

"wow..aku kagum kau bisa mengenalinya" ucap sihoon dari belakang dan menaruh barang daehwi di lemari.

"yak yak yakk kau tak apa? Tanya woojin memeriksa tangan kaki dan kepala daehwi takut-takut ada yang terluka.

"aku tak apa-apa hyung astaga" ucap daehwi menjauhkan woojin karna ia memegang kepala daehwi untuk melihat ubun-ubun daehwi.

"jinjja? Kau tak apa?" tanyanya lagi.

"sudah kukatakan ia tak apa. Kau saja yang berlebihan"

"apa yang kau lakukan disini?" woojin akhirnya menyadari ke hadiran jinyoung.

"aku.."

"pergilah. Sudah ada kami disini." Ucap woojin dingin.

"tapi aku.."

"yakk kenapa kau kasar sekali" tegur daehwi memukul woojin.

"tak apa.. aku pergi sekarang.. nanti aku kesini lagi" ucap jinyoung tersenyum.

"arashoo hati-hati jinyoung~sii"

"ndee.. sihoon ~sii woojin hyung aku pergi dulu selamat sore" ucapnya pamit.

/

/

"kau bodoh... Kau percaya padanya?" tanya woojin pada daehwi.

"yakk kenapa kau mengatakan adikmu sendiri bodoh?" jawab daehwi kesal.

"jika kau tak bodoh lalu apa yang kaulakukan denganya disini?"

"ia hanya menengokku. Ia bilang ia sangat khawatir." Ucap daehwi menunduk.

"ia baru khawatir sekarang? Kemana ia dulu saat kau koma? Ia tak ada disampingmu kan. ?"

"ia bilang ia ke swiss ia tak tau kondisiku saat itu. Lagi pula ia kesana untuk menemanimu kembaranmu itu berobat."

"bohong. Itu bohong. Jika ia mengatakan tak tau kondisimu"

"aku sudah mengatakan pada jihoon sebelum ia dan jinyoung berangkat swiss tentang kondisimu, aku sudah menyuruh jihoon untuk menyampaikan."

"apa? Apa hyung bilang tadi?"

"sebelum ke Swiss?"

"umm Aku menelpon jihoon karna saat itu ia baru keluar dari rumah sakit saat kau masuk rumah sakit. Saat itu ia masih di bandara dan aku sudah menitipkan pesan pada jihoon agar menyampaikan pada jinyoung soal keadaanyamu. Tapi buktinya ia tak peduli kan? Ia tetap menemani jihoon ke swiss ? ia tetap berangkat."

"Tapi tadi jinyoung bilang ia baru tau keadaanya beberapa hari setelah ia tiba di swiss. Tak mungkin ia berbohong"

"lalu jadi jihoon yang berbohong, begitu menurutmu?"

"bisa saja kan" ucap sihoon menyambung .

"tak mungkin kau tau itu tak mungkin."

"sihoon hyung benar... bisa saja jihoon hyung yang berbohong. Saat itu mereka kan masih bersama bisa saja saat itu jihoon hyung sengaja tak mengatakannya pada jinyoung kan" ucap daehwi bicara.

"lee daehwi !!!! tutup mulutmu. Jangan bicara seperti tentang jihoon. Dia hyungmu"

"Kau yang harusnya tutup mulut sekki yakk.... keluarlah jika kau hanya ingin membentak daehwi.. sana pergilah ke kembaranmu sana" ucap sihoon mengusir woojin keluar dari ruangan itu.



TBC

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang