Hujan

1.3K 192 16
                                    

*puter musik diatas yah supaya lebih dapat feelnya *

...
Ku pakai pakaian terbaikku untuk berpenampilan sebaik mungkin karna ini perayaan 1 tahun hubunganku dan jihoon. Setelah memastikan penampilanku sempurna ku ambil tanaman hijau yang aku tanam di apartemenku dari bibit yang diberikan jihoon hyung padaku. Sebenarnya minhyun sering datang ia yang merawat tanaman itu hingga sekarang.

Kami berjanji bertemu di cafe langganan kami, sebenarnya cafe yang juga menjadi langganan setiap selebiriti korea karna tempat yang nyaman dan tertutup bagi paparazi.

Entah mungkin Tuhan ingi mempermainkan hatiku, Saat aku keluar dari apartemenku aku bertemu dengan sosok yang membuatku selalu berdebar. Bahkan saat aku merasa sudah cukup bahagia dengan hubunganku dan jihoon hyung saat ini, hatiku masih berdegub kencang saat melihatnya, Lee Daehwi. Seseorang yang telah ku sakiti hatinya,seseorang yang juga sangat berarti untukku,seseorang yang telah banyak mengeluarkan airmatanya untukku.

"Flashback"

1 tahun yang lalu

Hatiku sedang sangat bimbang, jantungku berpacu begitu kencang saat perjalan menuju bukit bersama daehwi. Melihatnya tersenyum semakin membuat hatiku sakit. Kumasukkan tanganya ke mantelku saat aku melihatnya kedinginan lalu ia semakin merapatkan tubuhnya padaku dan menyandarkan kepalanya di pundakku. Kupanggil namanya berkali-kali, hanya untuk mendengar suaranya menjawabku. Tapi airmataku tidak terbendung lagi. Aku memeluknya hatiku terasa sangat sakit, aku tidak tau kenapa bisa sesakiti bahkan saat aku sudah memilih jihoon , kenapa sesakiti ini untuk melepaskanya. Ku ingin ia berjanji bahwa ia akan selalu bahagi, bahwa ia akan selalu tersenyum. Aku bahkan menciumnya,sesuatu yang harusnya tidak aku lakukan saat aku berencana meninggalkannya tapi aku tidak bisa menahan perasaanku, ku ciumi setiap bagian wajahnya tidak menyisahkan seinci pun ruang untuk terlewatkan. Aku menciuminya bahkan tanganya karna aku tidak tau mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku bisa menyentuhnya memeluknya seperti ini.

Bibirku begitu keluh saat ingin mengatakan tujuan sebenarnya aku mengajaknya kemari, seperti tidak ingin berpisah. Seperti tidak bisa menerima keputusanku sendiri untuk melepaskan daehwi dari pelukanku. Saat ku coba katakana hujan turun menguyur bumi padahal langit tadi begitu cerah. Kami berlari cepat kemobil kugunakan mantelku untuk melindunginya dari hujan. Ku hidupkan penghangat di mobilku tapi daehwi masih terlihat kedinginan, jadi kuraih tangannya,menggosoknya dengan tanganku untuk menghangatkannya. Ia tersenyum begitu cerah aku tidak tega mengatakan yang sebenarnya saat ia menanyakan apa yang ingin aku katakan tadi, kucoba mengulur banyak waktu untuk bersama daehwi. Tapi tidak berlangsung lama, telpon dari jihoon hyung mengingatkanku. Bahwa aku harus segera pergi jihoon hyung membutuhkanku. Aku harus segera kembali pada jihoon hyung.

Aku tahu harus memulainya dari mana, jadi langsung saja kukatakan bahwa hari ini adalah hari dimana aku resmi menjadi sepasang kekasih dengan jihoon. Aku tidak tau harus berbuat apa saat airmatanya menetes ke tanganku. Hatiku begitu perih saat melihat airmatanya menetes. Daehwi turun dari mobil berlari menerjang hujan. Ia marah wajar ia sangat marah, Aku memang sudah sangat menyakitinya. Tapi aku tidak bisa aku harus segera kembali, kutinggalkan ia ditengah hujan, Hal terakhir yang kulihat adalah airmatanya. Bagaikan seribu pedang menusukku secara bersamaan melihat airmata Daehwi mengalir karnaku.

"Daehwi~aa mianhe jinjja minhee" aku membisikkan kata itu dan berlalu pergi tanpa menengok kearahnya karna aku takut, aku takut akan berlari kearahnya lagi.

Airmataku terus mengalir hatiku begitu sakit begitu sesak hingga tak mampu bernafas, kupukul-pukul dadaku sendiri untuk mengurangi rasa sakitnya sepanjang perjalanan bahkan saat telah sampai dibasemant aparteman jihoon hyung, aku tidak bisa keluar dari mobil karna airmataku tidak bisa berhenti mengalir "Daehwi~mianhe..jinjja minhee" kulepas gantungan photo kami yang sejak lama tergantung di mobilku.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang