Memory 13

627 123 9
                                        


"Apa jangan-jangan orang itu lee daehwi ?"

"aku tak tau jihoonie, guanlin selalu bicara omong kosong jadi tak perlu dipikirkan"

"tapi.."

"yakk tanganmu semakin berdarah, ayo kita temui dokter" ucap woojin mengalihkan pembicaraan dan menyeret woojin keruang dokter.

/

/

"Jihoon hyung kemana kenapa belum datang sampai sekarang, padahal ia tadi berkata hanya pulang untuk mandi"

Jinyoung membuka handphonenya dan memutar music "SandGlass", mendengarkan suara merdua daehwi. Masih jelas diingatanya semua member menangis saat wannable menyanyikan part heize hingga menggema di seluruh arena sky dorm saat konser terakhir mereka diwanna one.

Ia juga ia memeluk erat daehwi yang menangis saat mereka turun dari panggung konser terakhir mereka.

"Ahh aku merindukan daehwi" ucap jinyoung menidurkan dirinya di kasurnya"

"mengintipnya sebentar tak apa-apa kan" ucapnya lagi bergegas bangkit.


Jinyoung berjalan pelan, mengendap-endap seperti maling ke arah ruangan daehwi. Ia menatap daewi dari kaca kecil yang ada di pintu masuk

Senyumnya naik saat ia menatap daehwi yang sedang memperhatikan wajahnya dicermin.

Biasanya saar bercermin daehwi selalu tak puas dengan wajanhnya tapi jinyounglah yang akan selalu menyanggahnya dengan mengatakan jika daehwi itu sempurna, jika daehwi adalah mahluk paling sempurna di mata jinyoung.

"aku akan pergi, apakah aku bodoh jika kau berharap kau akan merindukan aku meski kau tak mengingatku?" gumam jinyoung.

/

/


"Apa yang kau lakukan di depan pintu ?" tanya guanlin yang tiba-tiba berada di belakang jinyoung.

"yakk kau mengagetkanku " ucap jinyoung kaget.

"ahh miann.. " ucap guanlin.

"tak apa.. kalau begitu aku pergi dulu"

"kau tak masuk dulu?"

"ahh aniya tak usah"

"Ayoolah tak apa" ucap guanlin membawa jinyoung masuk.

/

/

"kau sudah kembali.." ucap daehwi kemudia langsung terdiam saat melihat jinyoung.

"aku sudah kembali" ucap guanlin menaruh kopi di meja kemudian mengecup kening daehwi , membuat jinyoung memalingkan mukanya.

"Lini~aa" ucap daehwi menjauhnya tubuh guanlin dari dekatnya.

"ahh daehwi~aa jinyoung hyung tadi ada didepan pintu jadi aku menyuruhnya masuk"


"ahh benarkah? ada apa jinyoung~sii"


"tidak ada apa-apa, aku hanya ingin pamit, aku  akan keluar rumah sakit hari ini"


"hmm aku sudah tau, jihoon hyung mengatakannya tadi "


"ahh seperti itu" ucap jinyoung canggung, sungguh ia ingin memeluk erat daehwi saat itu tapi ia tau jika hal itu akan memperburuk keadaan  daehwi.


"aku pergi dulu, bye semoga cepat sembuh" ucap jinyoung lalu bergegas pergi meninggalkan daehwi dan guanlin.


"aneh sekali" ucap daehwi menatap punggung jinyoung yang berjalan menjauh.


"tunggu sebentar daehwi~aa" ucap guanlin pergi menyusul jinyoung di luar kamar daehwi.


"hyunggg"


Jinyoung berbalik menatap guanlin yang memanggilnya.


"ada apa?"


"hyung, daehwi kekasihku sekarang"


"apa?"


"aku bilang dia kekasihku sekarang, jadi jangan menganggunya lagi"


"kau pasti bercanda"


"aku tak bercanda"


"ia kekasihku sekarang, kami sekarang resmi berkencan seperti kau dan orang itu"


"orang itu? park jihoon"


"ahhh  terserah panggilannya siapa. Jadi kuharap kau fokus saja pada kekasihmu dan aku fokus pada kekasihku."


"Kau mencintai daehwi?"


"apa itu penting?"


"aku tanya apa kau mencintai daehwi?"


"hmm entahlah"


"lalu kenapa sampai sejauh ini?"


"kau mengambil milikku, aku juga bisa merebut milikmu hyung"


"kau gila guanlin"


"kalian yang gila. kau dan orang itu gila. Kalian bermain gila dibelakangku. Kau merebutnya saat aku tak ada"


Jinyoung berjalan mendekat kearah guanlin dan menatap guanlin tajam.


"kau..." ucap jinyoung menunjuk dada guanlin.


"kau yang sudah meninggalkan kekasihmu sendiri tanpa penjelasan, aku meninggalkanya sendiri dalam keterpurukan, aku meninggalkanya dan melukai hatinya hingga ia tak ingin berada di dunia ini. Penyebabnya adalah kau."

Guanlin hanya diam mendengar kata-kata jinyoung

"ini  salahmu, jangan salahkan aku untuk kebodohanmu dan egoisanmu " lajut jinyoung lagi kemudian pergi meninggalkan guanlin yang masih diam.



tbc

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang