~
Woojin tertidur pulas sambil memeluk seobi dari belakang, begitu nyaman bagi woojin bisa kembali menghirup aroma khas sang kekasih, sedangkan seobi hanya memandang kosong pemandangan dari kamar hotel mereka.
i
Bahkan setelah melewati separuh malam panas bersama woojin ia masih ragu. Jangan salahkan perasaannya yang terluka. Ia menjadi sangat penakut sekarang.
Seobi mengusap tangan woojin yang melingkar di pelukannya.
"Apa ini keputusan yang tepat" ucapnya lagi.
Seobi berbalik dan menatap woojin yang masih menutup matanya. Menyingkirkan rambut yang ada di kening woojin dan menatap wajah kekasihnya itu. Tapi hal itu malah membuat woojin terbangun dan membuka matanya pelan. Mata sayu dan bengkak itu menatap seobi lembut.
"mian mengganggu tidurmu" gumam seobi.
Woojin hanya menggeleng dan mendekat mengecup kening seobi. Woojin masih bisa merasakan dan melihat kesedihan dimata seobi.
"woojin~aa, apa kita bisa kembali seperti dulu, apa kau takkan melepaskanku"
"seobi~aa aku takkan pernah melepaskanmu. bisakah kau membayangkan kita hidup tanpa satu sama lain? tentu kita bisa seperti dulu. Sampai kau bisa mencintai orang lain, sampai aku bisa terbiasa hidup tanpamu, sampai hari itu datang. Hanya jika hari itu datang barulah aku melepaskanmu. Tak peduli kau mau atau tidak, aku akan tetap seperti ini mencintaimu dan setia padamu, sampai aku terjatuh dan tak bisa berjalan lagi hanya jika hari itu datang barulah aku melepaskanmu."
"Woojin~~aa"
"ummm" jawab woojin pelan.
"itu lirik lagu roy kim sunbenim.. iya kan?"
Tenggorokan woojin tiba-tiba kering ia tak bisa menatap mata seobi karna malu.
"tidak kreatif sekali"
"aku hanya berusaha" ucap woojin membelakangi seobi.
Seobi tersenyum menatap punggung woojin.
"Benar. Kami bisa kembali seperti dulu. Aku mencintainya. dan itu sudah cukup" ucap seobi dalam hati.
"Woojin~aa berbaliklah"
"ahh tak mau aku malu, tidak bisakah kau pura2 tidak tau itu lirik lagu roy kim sunbenim"
"Jika kau tak berbalik dalam sekarang. aku akan menelpon justin untuk menjemputku " ancam seobi dan seketika itu juga woojin berbalik dan langsung menarik seobi kepelukannya.
"Jangan" rengek woojin sambil mengeratkan pelukkanya.
"Haha arasooo...lepaskan aku tak bisa bernafas"
"aniya.. kalau ku lepaskan kau akan pergi"
"aku takkan pergi"
"janji?"
"umm aku janji. seperti katamu. hanya jika Sampai kita bisa hidup tanpa satu sama lain kita barulah kita saling melepaskan."
"Tapi kita takkan bisa hidup tanpa satu sama lain. dan aku selamanya aku takkan melepaskanmu. Kau dihukum untuk bersamaku selama sisa hidupmu."
"siapa yang memutuskan hukuman itu?" tanya seobi
"aku.. aku yang membuatnya. Kau yang memberi hukuman itu. Kau di vonis bersalah sudah membuatku gila. Jadi kau harus dihukum dengan hukuman yang setimpal. Bersama denganku untuk waktu yang lama. Selalu mendampingku berada disampingku. Kau harus berada disampingku saat aku tidur dan saat aku bangun di pagi hari."
"Menggelikan " ucap seobi memerah.
"Kenapa wajahmu memerah? kau mau membuatku makin gila? kau mau hukumanmu di tambah hah? kemarilah" ucap woojin menggeliti seobi.
Entah apa yang terjadi besok, Woojin dan seobi tak peduli. Ia hanya ingin saling mengisi satu sama lain, setidaknya untuk sesaat mereka ingin melupakan masalah mereka di korea. Mereka ingin memberikan quality time untuk hubungan mereka.
tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Fanfiction#2 tahun setelah wanna one disband. bagaimana cerita ini akan berlanjut ?