MEMORY 8

746 145 13
                                    



"aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk membicarakannya lini~aa"

"apa lagi yang kita tunggu ? aku sendiri kau pun sendiri, aku tak tau kenapa kita harus menunda pembicaraan ini."

"ara.. hanya saja, aku belum tau apakah aku benar-benar menyukaimu"

"tak apa tak masalah jika kau belum menyukaiku, kita bias saling menjaga dan saling membahagiakan jika kita bersama. Cinta akan tubuhm dengan sendirinya.

"kau mau kan?... ayolahhh"

"hmmm"

"ayoolahh tak ada yang salah dengan mencoba berkencan denganku"

"anii.. tidak sekarang aku masih belum percaya padamu." jawab daehwi santai memakan bubur dari jihoon.

"hah... susah sekali mendapatkanmu" ucap guanlin menyenderkan kepalanya di pundak daehwi.

"yakk berat.." ucap daehwi menyingkirkan kepala guanlin.

"apakah segitu enaknya?"


"hmm sangat enak, aku penasaran dimana jihoon hyung membelinya" ucap daehwi senang.

"boleh kucoba?" guanlin mengambil sendok daehwi dan memakan bubur itu.

"ahh ini buatan jihoon hyung, ia sering membuatkanku bubur seperti ini dulu wah tak ku sangka rasanya masih sama" ucap guanlin santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ahh ini buatan jihoon hyung, ia sering membuatkanku bubur seperti ini dulu wah tak ku sangka rasanya masih sama" ucap guanlin santai.

"kau masih mengingatnya. wow" sindir daehwi.

"ani.. aniyaa bukan seperti itu maksudku" ucap guanlin panik.

"sudahlah tak apa. tak usah dibahas" ucap daehwi berhenti makan dan meminum jus labunya.


"daehwi~aa sungguh  bukan begitu maksudku"

"ara.. tak usah dipikirkan, kau tak pulang? ini sudah pagi sebentar lagi pasti sihoon hyung akan kesini" ucap daehwi kembali menidurkan dirinya di tempat tidur dan menutup matanya.

"ohh iya kalau kau pergi, sekalian kau buang itu keluar" ucap daehwi menunjuk mangkok bubur itu.

"dan matikan lampunya" ucap daehwi lagi.

Guanlin hanya bisa terdiam melihat sikap daehwi yang tiba-tiba berubah 180 derajat.

"baiklah aku pergi" ucap guanlin membawa bubur itu keluar.

"sayang sekali, bubur ini di buat sangat lama" ucap guanlin. Ia membawa bubur itu dan menyembunyikannya di belakang punggungnya saat melihat jihoon.

"kemana dia" ucap guanlin saat melihat jihoon masuk ruangan lain.

Guanlin berjalan cepat dan mengintip lewat kaca transparan di kamar itu.

"jinyoung hyung?.. apa ia sakit?" gumam guanlin. Guanlin semakin memperhatikan jihoon yang membuka rantang yang sama seperti yang jihoon bawa untuk daehwi.

"Jadi kau membawakan bubur itu untuk jinyoung juga? bagus sekali park jihoon" sindir guanlin pelan saat melihat jihoon yang menyuapi bubur pada jinyoung.

"kau tak ada disampingku saat aku hampir mati tapi kau begitu perhatian pada orang lain.. bagus sekali tingkahmu" gumam guanlin lalu berlalu pergi.

.

.

"kenapa kau bisa sakit seperti ini?" omel jihoon pada jinyoung.

"bukankah sudah ku katakan untuk tidak terlalu kelelahan? tapi lihatlah sekarang kau bahkan sampai sakit begini"

"aku tak apa-apa hyung sungguh" ucap jinyoung

"tidak, kau sakit.  sekarang kau harus istrahat, selesaikan makanmu dan istrahatlah" ucap jihoon menyuapi jinyoung.

"arashoooo" ucap jinyoung pasrah.

"bagaimana hubunganmu dan daehwi ?"

"ia tak mengingatku lalu apa lagi yang tersisa di hubungan kami, atau bahkan kami tak punya hubungan semacam itu"

"jangan bicara seperti itu ia pasti akan mengingatmu, lalu apakah ia tau kau dirawat disini?"

"ia tau, tadi pagi aku mendapatinya tidur memegang tanganku, tapi ia tetap tak mengingatku, aku rasa hatinya yang mengarahkannya kesini"

"ahhh benarkah padahal tadi saat aku kesana ia sedang tidur bersama guanlin" ucap jihoon kesal.

"huft sepertinya memang tak ada kesempatan lagi untukku" ucap jinyoung menolak suapan jihoon.

"sepertinya aku akan mengambil proyek debutku di jepang sekarang" ucap jinyoung lagi.

"jepang?"

"kau akan pergi?"

"hmm aku kan ke jepang"





tbc


MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang