Memory 23

407 88 27
                                    


Daehwi mengunci studio setelah sihoon pergi.

Pada akhirnya ia tak mengatakan apa-apa tentang masalahnya pada sihoon ia begitu tau watak sang kakak. Kakanya itu pasti akan langsung mengamuk jika ia tau yang terjadi.

Biar ia saja yang tau, cukup ia saja, biar ia yang menanggung semuanya. Ini salahnya, ia yang menerima guanlin begitu cepat saat itu. Ia yang bodoh tak ada yang bisa disalahkan selain dirinya sendiri.

Daehwi membaringkan dirinya di sofa besar yang ada disana. Sofa yang dihadiahkan donghyun untuknya agar ia bisa tidur dengan nyaman bahkan dalam studio sekalipun. Daehwi pun kaget saat pertama kali kembali ke studio setelah pulang dari rumah sakit sudah ada sofa itu.

Daehwi mematikan handphonenya karna guanlin terus menghubunginya. Itu sangat memuakkan menurut daehwi.

/

/

"lini~aa sedang apa.. kita harus syuting" ucap jihoon menarik guanlin.

"daehwi tak mengangkat telponya tunggu sebentar hyung" ucap guanlin masih sibuk menelpon daehwi.

"mungkin ia masih mengerjakan musicnya lini~kau bilang tadi ia sedang di studio pasti sekarang masih siperti itu. Kau tau sendiri daehwi bagaimana pasti ia sedang sangat fokus sekarang.. ayolah staff sudah menunggu" ucap jihoon menarik guanlin masuk ke lokasi.

Guanlin tidak bisa menenangkan hatinya baru 2 hari ia pergi daehwi sudah berduaan dengan jinyoung. Guanlin tak bisa membiarkannya, bagaimana jika ingatan daehwi kembali saat bersama dengan jinyoung. Guanlin tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika daehwi kembali mengingat jinyoung dan perasaan cintanya pada jinyoung. Daehwi pasti akan segera meninggalkanya. Ia tak ingin daehwi meninggalkanya. Ia membutuh daehwi di sisinya. Ketenangannya ada pada kekasihnya. Kenyamanannya ada pada daehwi. Tempat ia pulang hanya pada daehwi. Ia tak ingin "rumahnya" di miliki orang lain.

Bukankah Guanlin begitu egois, Ia tau itu. Ia tak ingin berbagi daehwi dengan orang lain tapi ia sendiri membagi hati dan tubuhnya pada orang lain selain daehwi. Tapi Guanlin tetap tidak bisa melepaskan daehwi, jika meninggalkan daehwi, daehwi pasti akan kembali terluka oleh jinyoung dan ia tak ingin daehwi terluka. Ia ingin selalu melindungi daehwi dari semua hal yang menyaktinya.

Ia sudah berjanji untuk membahagiakan daehwi apapun yang terjadi, menjaga daehwi dengan sepenuh hatinya meskipun itu artinya ia harus mengorbankan cintanya atau membagi cintanya untuk jihoon pada daehwi. Ia harus tetap melakukannya.

"lini~aa fokus" bisik jihoon pelan. Mereka sedang syuting di sebuah rumah makan di sana.

"hyung~aa setelah ini . Kita bisa langsung kembali kehotel kan? Aku sedang tidak mood untuk jalan-jalan" bisik guanlin.

Jihoon merasa sedih tapi ia tak memiliki alasan untuk tak menurutinya.

"gelombang marahmu terlalu berlebih lini~aa jangan terlalu larut kumohon" ucap jihoon dalam hati. Ia tau semuanya. Ia juga melihat postingan daehwi. Jihoon tau itu adalah penyebab guanlin tidak mood.

"jika kau seperti itu aku bisa membenci daehwi lagi, Kumohon jangan terlalu menunjukkan perasaanmu padanya di hadapanku, kau mengatakan hanya aku. Maka hanya akan ada aku. " ucap jihoon lagi menatap guanlin yang berjalan menjauh darinya saat syuting selesai.

/

/

Jinyoung berguling-guling di tempat tidurnya saat daehwi memposting foto mereka. Ia begitu senang sampai hampir gila di buatnya. Ia tersenyum sambil menciumin dan memeluk handphonenya.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang