Memory 17

449 104 14
                                    


Guanlin terperanjat saat melihat sihoon sudah berada di tempat tidurnya.

"ckckck ia pikir rumah ini hotel bisa datang dan pergi seperti ini, tidur seenaknya di kamar orang lain" ucap guanlin memakai pakaiannya.

Guanlin berjalan perlahan ke arah sihoon untuk memastikan sihoon benar-benar tertidur.

Guanlin tersenyum melihat layar handphonenya melihat pesan pesan dari orang yang ia tunggu.

Park Jihoon.

"whats up sweety?"

"kenapa kau tak mengangkat handphonemu, kau tau merindukanku?"

"tentu aku merindukanmu sweety tapi aku sedang mandi tadi sweety. Kau tau hampir saja daehwi yang mengangkat telponmu. Lain kali jangan telpon aku jika aku tak menghubungi lebih dulu terlebih aku masih di rumah daehwi. Kita bisa ketahuan. "

"huft lagi..... lagi lagi dia.. lagi lagi kau seperti itu lagi lagi kau mementingkan perasaan saja .Aku lelah bermain seperti ini. Kau kekasihku. Apa harus aku sendiri yang mengatakannya pada daehwi . Apa itu yang kau mau?" ucap jihoon kesal.

"Hyung sadarlah . Kau bukan kekasihku. Kekasih dan pedampingku adalah daehwi tentu kau tau itu. Dan kau harus tau batasanmu hyung. Kau harus tau posisimu, jika tak ada yang ingin hyung bicarakan, akan ku tutup. Bye " ucap guanlin mematikan handphonenya.

"maafkan aku hyung. Aku mencintaimu. Sangat .. tapi daehwi adalah hidupku. Aku tak ingin kehilangannya" ucap guanlin meremas rambutnya.

/

/

/

"Hyung gwencana?" tanya jinyoung yang baru keluar dari kamar mandi melihat jihoon meringkuk membenamkan wajahnya menangis.

"appooo" ucap jihoon menetap jinyoung.

"hyung sakit? Bagian mana ? ayo kita kerumah sakit" ucap jinyoung panik.

"hatikuu sakit. Kenapa sesakit ini" ucap jihoon memeluk jinyoung.

"ada apa denganmu hyung.. ummm ada apa? Semua akan baik-baik saja. Aku disini" ucap jinyoung memeluk jihoon dan menenangkannya.

"aku hanya ingin bahagia" ucap jihoon segukan.

"tentu,.. tentu hyung bisa bahagia" ucap jinyoung menghapus airmata jihoon membuat jihoon tenang.

"kau baik jinyoung~aa.. kau pasti akan sangat membenciku jika kau tau semua kebohonganku padamu" ucap jihoon dalam hati.

Mata mereka bertemu. Jihoon menyentuh pipi jinyoung dan semakin mendekat. Tepat sebelum bibir mereka bertemu. Jinyoung memalingkan wajahnya.

"hyung mian" ucap jinyoung menjauh dan melepaskan pelukannya membuat jihoon terdiam.

"aku pergi keluar sebentar" ucap jinyoung pergi tanpa menunggu respon dari jihoon.

"jihoon pabo. Tentu ia tak mau. Di hati dan pikiranya hanya ada daehwi" ucap jihoon tertawa miris.

Jihoon bangkit dari posisinya berdiri sambil melihat kaca besar di dalam kamar hotelnya.

"sekarang apa yang akan kau lakukan jihoon~aa ... menyerah? aniya aniya aku takkan menyerah, sudah sejauh ini tak mungkin aku menyerah sekarang. Guanlin ataupun jinyoung pasti akan kembali padaku."

/

/

tbc

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang