Minghyun suka sekali sama yang namanya telur rebus. Kalau ibunya memasak itu, si bungsu tersebut pasti akan langsung minta dua untuk dimakannya sendiri. Seperti sekarang ini, balita yang tak kalah gembul dengan kakaknya itu sedang lahap makan telur rebus sebagai cemilan sore harinya.
"Ma, lagi ma" Pinta Minghyun yang merasa kurang.
Ibunya kaget pasalnya Minghyun sudah habis dua dan mau minta lagi. Kalau nanti kekenyangan, takutnya Minghyun tidak makan malam. Secara dia kan juga harus makan nasi. Belum nanti kalau minta susu.
"Sudah ya, nanti ndut loh perutnya" Ibunya menolak memberikannya telur lagi.
"Lagi ma" Pinta Minghyun memelas.
"Telurnya habis nak, tuh lihat yang ini pedes. Huhaaa... sudah ya" Balas Ibunya seraya memperlihatkan sisa telur yang akan dijadikan bahan pelengkap tteoboki olehnya.
"Yang ini kan buat Sandeulie nuna. Kasihan nanti pas pulang les, telurnya habis" Ujar ibunya lagi.
"Cuci ma, telulna cuci bial ndak pedet, Minyun minta ditiiiiiiiiiit aja ma ya, ya, ya " Minghyun tak kalah pintar menjawab. Balita itu bilang pada ibunya kalau ketika telurnya dicuci maka rasa pedasnya hilang. Lagi pula kan nuna nya masih bisa makan kok. Minghyun cuma minta dikit kok.
"Ma, tatuuuuuu (satu) lagi... ma"
Iya deh iya melihat Minghyun yang memasang aegyo begitu otomatis membuat ibunya luluh, lalu diambilnya lagi sebutir telur rebus yang belum dikupas. Dan dibaginya menjadi dua.
"Ma, tetil ma telulnya (ma telurnya kecil) " Minghyun protes ketika di piringnya cuma ada separuh telur. Bentuknya tidak bulat sempurna.
Ibunya diam-diam menahan tawa, "Iya ayamnya kecil, makanya telurnya kecil" Ibunya menjawab sekenanya. Sengaja memang, telurnya dipotong agar Minghyun tidak kekenyangan nanti. Toh balita itu percaya saja pada jawaban ibunya.
"Umma, tutu ma pate dot" Tiba-tiba si sulung datang, minta di buatkan susu pakai dot.
"Hyung, pakai gelas ya"
"Tilo (Shireo) Dot umma, dot, pate dot!!!!"
Ini satu lagi si jahil, Cho Sunghyun. Datang-datang minta susu, pakai dot pula minumnya. Sudah besar tapi satu kebiasaanya itu sangat susah buat di hilangkan. Ibunya yang malas meladeninya pun hanya menuruti saja kemauan balita tersebut.
"Yuung mau ini ndak?" Minghyun menawarkan telur rebusnya pada sang kakak.
"Ndak" Sunghyun menolak lantaran melihat telurnya di piring adiknya kecil, dan tidak bulat. Kalau Sunghyun mau juga, nanti adiknya tak kenyang makan telur.
"Minyun tuta telul, yuung ndak (Minghyun kan suka telur, hyung enggak. Buat Minghyun saja)." Jawab si sulung itu kemudian,
"Telulna kok tetil (telurnya kok kecil)" Sambung si sulung lagi memberikan pendapatnya.
Minghyun pun setuju apa yang dikatakan kakaknya itu. "Umma bilan ayamna tetil yuung, matana telulna tetil juga" Sambung si bungsu.
"O" Sunghyun mengerti, sementara di dalam khayalannya ia membayangkan bagaimana si ayam kecil yang bertelur.
"Minghyunie kalau sudah cuci tangannya. Nanti bau amis sayang" Ujar ibunya pada si bungsu seraya memberikan susu coklat untuk Sunghyun.
Tapi melihat kakaknya yang minum susu, si bungsu jadi ingin juga. "Umma tutu" Pintanya.
"Sudah Minghyunie nanti ndut loh perutnya"
.
.
.Tuh kan benar apa kata ibunya. Kalau kebanyakan makan telur terus di tambah minum susu bisa kekenyangan. Hal ini yang terjadi pada si bungsu, Minghyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanfictionHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...