Kalau dibilang repot tentu saja aku amat kerepotan ketika harus mengurus ketiga anak ku ini. Kalau dibilang sulit, ya tentu saja sudah pasti sulit. Apalagi ketika aku harus diuji ekstra sabar ketika menangani rengekan dan kerewelan si kembar. Oh, jangan lupakan juga kalau aku masih punya Sandeul yang keperluan paginya harus aku urus juga.
"Appa bukan yang itu, salah!" Tuh kan salah lagi. "Sandeul maunya pakai jepit hello kitty. Yang appa ambil itu keropi" Aku bahkan tidak tahu kalau mengikat rambut Sandeul lebih repot ketimbang menyuruh si kembar mandi.
Tugas istri itu berat, apalagi kalau dikerjakan oleh seorang suami seperti ku. Jadi makin berat. Tapi apa boleh buat, diriku ini harus selalu siaga kan. Lagipula kasihan istriku sedang demam begitu. Dia pasti kelelahan dan butuh istirahat banyak.
Beruntung ada bibi Kim juga yang membantu ku. Jadi tidak perlu susah payah memasak dan membersihkan rumah. Tapi asli, hanya mengurus ketiga anak ini energi bahkan sudah terkuras banyak.
Ya ampun! Aku salut padamu Ming nuna. Tenaga mu super sekali!!! Jjang!
Ketika sudah mengantarkan Sandeul ke sekolah bersama si kembar, aku pun bergegas berangkat ke kantor. Hanya setengah hari saja kok, tentunya bersama si kembar. Sengaja mereka ku ajak bekerja agar tidak mengganggu ibu mereka yang harus bed rest. Dan ibu mereka aman di rumah, di jaga oleh ibu mertuaku.
Aigoo, baru saja turun dari mobil aku sudah jadi pusat perhatian begini saat turun bersama si kembar. Banyak pegawai kantor yang menyapa dan merasa gemas pada si kembar. Bahkan ada beberapa diantara pegawai wanita yang menawarkan jasanya untuk membawa tas keperluan si kembar yang ku bawa atau juga ingin menggendong mereka. Tapi aku tentu saja menolak. Aku bisa sendiri kok.
Lagi pula si sulung jagoan ku ini rewelnya minta ampun. Dia terus minta di gendong sampai pakaian ku kusut sana sini. Tapi tidak apa-apa lah. Sementara si bungsu kesayanganku ini terlihat kalem saat ku tuntun.
Rambut jamur Minghyunie bergoyang ketika dirinya berjalan beriringan dengan ku. Sesekali si bungsu ku itu menyedot susu coklatnya yang di taruh di botol air minum bergambar power rangers yang dikalungkan di lehernya.
"Tayo, he tayo, dia but tetil lamah,, he, he tayo" Astaga imut sekali sih Minghyun ketika bernyanyi seperti itu.
"Minghyunie kita mau kemana sekarang?" tanyaku padanya, dan langsung saja dia menjawab dengan ceria, "Telja itut appa" Ikut appa kerja katanya.
Lalu atensi ku pun beralih pada si sulung Sunghyun yang masih cemberut. "Hyungnim kalau cemberut jelek ih" Aku menggodanya.
Kini kami bertiga ada di dalam lift. Mau naik ke lantas atas, tempat ruangan kerjaku. Dan ketika sampai, sekertaris Park langsung datang menghampiri kami dan membantu ku membawakan barang bawaan si kembar.
"Beri salam sama paman Park" Perintah ku pada si kembar, mengajarkan mereka sopan santun.
Minghyun menurut dan bilang hallo lalu selamat pagi tentu saja dengan suaranya yang tidak jelas. Hehehe, bungsu ku ini malu sepertinya.Nah, giliran Sunghyun nih yang susah. Masih ngambek dia. Soalnya tadi di jalan minta dibelikan bubble tea tapi karena masih pagi dan aku aku harus buru-buru ke kantor jadinya tidak bisa.
"Ayo ucapkan salam pada paman Park" Perintah ku pada Sunghyun yang ngambek.
"Sunghyunie lagi ngambek ya..." Kali ini giliran sekertaris ku itu yang menggodanya. Memang sekertaris ku ini sering datang ke rumah ketika harus membawakan dokumen penting. Makanya dia sudah akrab dengan anak-anak juga.
"Main sama paman saja Yuk! Lihat paman mau berubah jadi power rangers" Ujarnya jenaka seraya ikut melakukan gerakan perubahan seperti power rangers.
Minghyun yang melihat itu jadi terpekik senang. Dan ikut berubah bersama sekertaris Park juga. Aigoo... "Tuh, ikut paman Park ya. Nanti beli bubble tea" bujuk ku lagi pada Sunghyun.
Aku masih harus menghadiri rapat sepuluh menit lagi, karenanya aku berusaha membujuk Sunghyun agar mau bersama sekertaris ku ini sebentar.
"Hap, hap, hap berubah. Power Ranger. Ranger Merah"
"Yeay, Minghyuni powel njes tunin"
Ya ampun! Aku geleng kepala melihat betapa kerasnya usaha pria bernama lengkap Park Chanyeol ini membujuk Sunghyun agar mau ikut dengannya. Mungkin setelah ini aku akan menaikkan gajinya. Atau membelikannya tiket nonton bioskop, ku rasa itu ide yang lebih bagus.
"Yuung ayok itut powel njess. Paman beli bubel ti ya, yok" Minghyun pun juga berusaha mengajak kakak kembarnya agar mau turun dari gendongan ku. "Appa mau telja yuung..."
Eh!
Tiba-tiba saja aku tersentak ketika Minghyun mengatakan hal itu. Ya ampun. Si bungsu kesayangan ku yang pengertian. Tahu jika ayahnya sedang sibuk.
"Appa" Panggil Sunghyun, bocah ini masih cemberut tapi tiba-tiba mencium pipi ku, "Teljana danan lama-lama (Jangan lama-lama kerjanya)" Ujarnya. Soalnya Sunghyun takut kalau appa kerjanya lama.
Iya iya deh Hyungnim sayangnya appa. " Sama paman Park dulu ya, mau beli apa tadi-"
"Bubel ti!" Jawab mereka kompak.
Aigoo! Sekertaris Park aku titip anak-anak padamu. Ujarku lalu bergegas merapihkan jas ku dan menuju ruang rapat.
Tak terasa hari semakin siang dan si kembar kini tengah tertidur di sofa ruanganku. Sepertinya mereka kelelahan lantaran bermain kejar-kejaran di lobi kantor. Si kembar bahkan puas bermain disana hingga mereka lelah.
Setelah merenggangkan tubuh ku yang kaku, ku ambil ponsel pintar miliku. Lalu menelpon rumah dan menanyakan kabar ibunya anak-anak.
Ibu mertuaku bilang, demamnya sudah turun dan Sungmin juga sedang makan sup bersamanya. Perasaan ku menjadi lega mendengarnya.
"Kyu bagaimana anak-anak?" Istriku bertanya di telepon.
"Mereka baik-baik saja dan sedang tidur sekarang. Kau sudah baikkan?" Tanya ku balik.
"Nde, berkat kau dan ibu aku jauh lebih sehat. Lekaslah pulang, rumah sepi tanpa kalian. Jangan terlalu banyak bekerja. Aku tak mau kau nanti gantian sakit" Ih, manisnya suaranya. Lagipula kalau sakit pun aku rela. Kan ada dia yang merawatku. Bisa manja-manja pula. Muehehehehe....
Usai percakapan kami di telepon. Aku pun perlahan menggendong si kembar. Agak susah karena ada dua anak yang sedang tidur dalam gendongan ku. Sekertaris Park pun kembali membantu sampai akhirnya kami berada di mobil untuk pulang ke rumah.
"Jemput Sandeulie nuna dulu baru kita pulang." Perintah ku pada pak Kim yang selalu setia mengantarkan ku kemana saja. Oh, Pak Kim mampir ke toko bunga juga. Sekalian beli bunga untuk ibunya anak-anak" Hehehe, biar romantis.
Oh iya readers-nim ^^ selagi menunggu bunga untuk Ming nuna selesai di rangkai, aku membuka sesi tanya jawab untuk kalian. Silahkan tanyakan apa saja yang ingin kalian tahu tentang keluarga kami. Dan sebisa mungkin akan ku jawab.
Atau mau tanya pada Ming nuna, Sandeul dan si kembar juga boleh. Mau bertanya pada samchon, halmonie, harabojie, dan yang lainnya juga boleh, nanti ku sampaikan.
Tanya Hyejinie juga boleh, tapi aku tidak yakin dia akan menjawab. Hahahaha... Yang penting silahkan tulis saja apa yang mau kalian tanyakan di kolom komentar nanti pasti akan kami jawab.
Bunganya sudah selesai dirangkai. Baiklah kalau begitu aku mau jemput Sandeulie nuna dulu. Sampai bertemu di rumah readers-nim. Anyeong^^.
.
.
.
FIN
.
.
.
Sign
hyejinpark©
20180322.11:32
.
.
.
see ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanficHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...