Hanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up)
Fanfiction Disclaimer
fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...
"Dengar ya Sandeul, cuma oreo milkshake saja oke. Jangan minta..."
"Sama rainbow cake juga~~" pintanya manja.
"Arraseo, oreo milkshake dan rainbow cake. Habis itu sudah arrachi..."
"Ndee samchon"
Sandeul tersenyum lebar sedangkan Sungjin tampak merengut. Ini akhir bulan dan uang jajannya sudah menipis.
Bukannya Sungjin pelit sama Sandeul, cuma itu anak kalau sudah ketemu sama yang namanya jajan bisa habis jatah uang Sungjin buat seminggu ini.
Belum lagi siang tadi, ibunya menyuruh Sungjin menjemput Sandeul di sekolah. Lantaran orang tuanya ada acara di luar kota. Sementara si kembar bersama neneknya.
Aigoo, Sungjin cemberut melihat beberapa lembar uang bermata won di dompetnya. Mana gajiannya sebagai pegawai part time caffee ini masih lama lagi.
Sebetulnya sih bisa saja ia minta uang sama ayahnya, tapi kan malu. Masa sudah besar masih minta orang tua. Makanya ia bekerja sambilan di caffee.
Oh ya saat ini mereka ada di caffee tempat Sungjin kerja part time ngomong-ngomong. Pemuda itu sengaja membawa Sandeul kesini sebelum mengantarnya pulang. Lagi pula juga sebentar lagi jam kerjanya selesai. Tanggung mau ijin pulang. Masih ada dua jam sebelum kerjanya berakhir, kan lumayan bayarannya. Hehe...
"Oreo Milkshake dan rainbow cake buat tuan putri"
"Uwah gomawo ya samchon"
Manik Sandeul berbinar cerah saat menerima pesananya.
"Habiskan, samchon mau lanjut kerja lagi. Sandeul jangan nakal oke" katanya sembari mencuil cream cake milik Sandeul sedikit. Gadis kecil itu mengangguk kemudian mengambil potongan kecil kuenya dan menyuapkannya ke sang paman.
"Ndee samchon" katanya "Gomawo kuenya,hehehe..."
Aduh anaknya siapa sih ini.... Sungjin gemas mau menjawil pipinya. Sandeul itu jarang bersikap manis sama dia. Mereka juga jarang-jarang akur. Manisnya kalau saat-saat begini saja huh... tapi siapa yang tahan kalau di beri aegyo seperti itu.
Unch Unch Unch....
Terkutuklah nunnanya yang menuruni Sandeul aegyo miliknya...
Sementara Sungjin kembali bekerja sebagai barista di caffe itu, si Sandeul masih menikmati makanannya dengan nikmat.
Sandeul duduk anteng di kursinya. Sesekali kakinya ia goyangkan seraya bersenandung lagu anak-anak...
"Kyaaa Oppa~"
Tiba-tiba caffe jadi ramai teriakan kakak-kakak SMA. Sandeul yang masih menyedot oreo milkshakenya sih cuek saja.
Hingga manik bulatnya menangkap adegan ketika sang paman yang dikerubuti oleh kakak-kakak tadi.
Apasih yang eoniedeul itu lihat, padahal kan samchonnya itu cuma menyeduh kopi saja. Apanya yang keren sih?
"Kyaaaa Kyaaaa Kyaa...."
Tuh belum lagi mereka berteriak seperti Eunhyuk ahjumma saat nonton drama. Mereka juga memotret samchon terus....
Pamannya kenapa? begitu pikirnya.
Dari tempatnya duduk Sandeul masih cuek saja, namun fokus perhatiannya masih sesekali tertuju pada gerombolan gadis SMA disana yang mengerubungi Sungjin.
Yang dia lihat pamannya itu tampak sibuk tersenyum saat d diphoto oleh mereka, sementara tangannya sibuk meracik kopi.
"Uwah caffe ini jadi ramai berkat Sungjin yang populer di kalangan gadis SMA" celetuk seorang pria bertumbuh tambun.
"Lihatlah banyak gadis yang suka padanya. Hahahahaha" ucap pria itu lagi.
Sandeul ber Oh ria. Tidak sangka jika pamannya itu sudah punya pacar sebanyak itu. Karena dalam pengertian Sandeul jika ada seorang wanita menyukai pria atau sebaliknya, maka mereka disebut pacaran.
"UWAH" Sandeul terpekik ketika melihat pamannya itu senyum seyum sendiri setelah diberi bunga oleh seorang eonnie berseragam tadi.
Benaknya, Sandeul berpikir saat ini, apakah Baro oppa juga akan sesenang samchon jika ia memberikannya bunga.
"Oke!!" Sandeul membuat keputusan. Gadis kecil yang sudah kelas satu SD itu mengangguk-angguk.
Mungkin setelah ini, ia akan mampir ke toko bunga. Membeli bunga yang indah untuk diberikan ke Baro. Dan tentu saja minta dibelikan samchon.
"Kkkkk"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
