Minghyun tuh sebal deh sama ayahnya. Habisnya sang ayah bukannya menemani Minghyun bermain malah kerja terus. Padahal sudah jauh-jauh ke Jepang. Tapi ayahnya semenjak mendarat disana belum pernah sekali pun terlihat batang hidungnya. Langsung kerja.
Duh! Kan si bungsu itu jadi kangen. Lihat deh Minghyun masih terisak dalam pelukan ibunya. Bingung juga sih, ibunya mau mendiamkannya dengan bagaimana lagi. Karena mood nya Minghyun sudah terlanjur buruk dari awal. Jadi susah untuk di bujuk. Satu satu nya cara ya bertemu ayahnya yang sibuk itu.
"Sebentar lagi appa pulang hem"
"Minyun tanen appa, umma :( " Ujar balita itu dengan mata yang sembab dan hidung yang merah karena terlalu lama menangis.
"Kan appanya Minghyun masih kerja. Nanti kalau sudah balik kesini main deh kita ya..." Ibunya mengelus lagi kepala si bungsu itu.
"Uuh, appa mah lama... tibuuuuuuuut telut..." Minghyun sudah bisa protes dan mengeluhkan ayahnya yang kerap sibuk sehingga jarang berkumpul dan menemani mereka main.
"Iya, tapi appa sibuk buat siapa? Buat beli susunya Minghyun, Hyung, sama Sandeulie nuna-"
"Buwat beli bubel ti juga umma!"
"Chiken, chiken, Deulie suka Chiken krispi"
Terdengar Sandeul dan Sunghyun saling menyahut perkataan ibunya.
"Loh kok coklatnya di habisin" Alih-alih merespon ucapan mereka berdua, atensi wanita kelahiran Januari itu malah terpaku pada beberapa bungkus coklat di meja.
"Nuna apa yang umma bilang kalau makan coklat terlalu banyak? Hyungnim juga"
Mendengar itu sontak Sandeul dan Sunghyun menutup mulutnya. Takut kalau nanti giginya bolong. "Una gotot gigi yok" Ajak si sulung itu kemudian.
"Uwah hyungnim pintar. Bisa gosok giginya sama nuna?""Bita" Sunghyun mengangguk lalu menghampiri ibu dan adik kembarnya di ranjang. Mereka saat ini tengah berada di kamar apartement Sungjin ngomong-ngomong. Soalnya kan kebetulan dia sedang di Jepang. Lumayan jadi tidak usah memesan kamar hotel segala. Heheh, hemat.
"Buwat Minyun. Yuung titatan duwa" Sunghyun lantas memberikan dua bungkus coklat sisanya pada si bungsu.
"Maatih yuuung" Jawabnya Minghyun. Dia masih sebal nih, masih buruk moodnya.
"UMMA UMMA!" Panggil Sandeul pada ibunya, "Nanti pas appa pulang jalan jalannya jadi kan. Ke Disney Land ya umma. PLEASE. Deulie mau liat Purincess disana"
"Cuyun juga umma. Mo liyat Powel njess ya Minyun. Yeay yeay."
"Iya, tapi gosok gigi dulu ya"
"OKE" Jawab Sandeul.
"Minyun di maem ya. Cotatna umami" Ujar Sunghyun, lalu mengingatkan lagi untuk, "gotot gigi ya abit maem itu" Nasihat Sunghyun lalu menerima uluran tangan Sandeul untuk gosok gigi di kamar mandi.
Uwah! Hyungnim Jjang!.
"Umma, Minyun maem ni bole?" Cicit si bungsu dengan suara serak.
" Boleh sayang, tapi udahan ya nangisnya. Kalau nangis terus air matanya Minghyun umma buat cuci piring ya"
Minghyun pun mengangguk lalu membuka bungkus coklat itu. "Eh, kalau makan jangan di tempat tidur" Lalu ibunya pun membawa si bungsu untuk duduk si sofa kamar.
Sangat disayangkan sih, padahal cuaca cerah dan cocok buat jalan jalan. Tapi baik suami atau pun adik lelakinya masih sama-sama sibuk bekerja. Harusnya ia bisa menolak liburan dadakan ini ketika Kyuhyun mengajak. Kalau tahu akan sama saja ujung. "Uh, Minghyunie, appa mu itu memang sok sibuk"
"Ndee, appa to' tibut uuuh... Minyun amuk tama appa"
Nah loh Kyu, siap siap di amuk Minghyun ya...
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180429.22:11
.
.
.
See Ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanfictionHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...