"Huwee Umma, buka, buka pintunya... Sandeul mau sama umma"
"buka, bukaaaa"
Tangan kecilnya menggedor gedor pintu kamar bersalin Sungmin. Gadis kecil itu menangis meraung, di bawah dinginnya lantai rumah sakit.
Sementara di sampingnya nampak dua orang pria paruh baya berjongkok, merayu, dan membujuk cucu perempuan mereka untuk berhenti menangis.
"Huweee, andwe andwee tidak mau sama haraboji tidak mau, huweee umma...."
Tangan Hankyung di hempaskan oleh sang cucu. Ketika ia hendak menggendong Sandeul dan membawanya pergi dari sana.
Kepala keluarga Cho yang jarang muncul itu kini tengah merasa amat kewalahan menghadapi rajukan cucu pertamanya tersebut.
Dan hal tersebut juga nampak pada Kangin, saat menghadapi ulah 'nakal' cucu nya. Kangin bahkan menghela napas, lantaran karena tidak bisa terlalu lelah. Akibat operasi jantung yang ia lakukan setahun yang lalu.
Maka jadilah, Kangin pun malah ikutan duduk di samping Sandeul yang masih menggedor pintu, sembari berselonjor kaki.
"Sandeul sayang yuk kita jalan jalan lihat taman. Beli permen kapas..." celetuk Kangin kemudian.
Sesaat mendengar ajakan tersebut, sontak membuat mata Hankyung mendelik...
"Hei! harusnya kau jangan menawarkan permen padanya Kangin ssi" ucap Hankyung.
"Memangnya kenapa kalau aku membelikannya permen kapas? Dulu Sungmin kecil ku juga sangat suka itu"
"Hei! Uri Sandeul itu giginya bolong. Dan dokter tidak mau mencabut giginya sampai dia berusia enam tahun. Kalau gigi sakit bagaimana"
"Ya!!! Itu mudah saja kan setelah makan bisa gosok gigi....."
bla, bla, bla....
Sementara mereka bertengkar, Sandeul pun masih menangis...
"Huweeeee" tangis Sandeul makin keras saat seorang suster keluar dari ruangan. Dan Sandeul melihat dari celah kecil pintu, jika ibunya saat ini tengah berbaring miring, dengan punggung bagian bawahnya tengah di suntik oleh seorang dokter.
Di sana juga tampak dua neneknya juga sedang berdiri di samping katil tempat Sungmin berbaring. Heechul tampak mengompress dahinya, sedangkan Leeteuk terlihat menggenggam tangan putri semata wayangnya itu. Dan Kyuhyun, mengelusi punggung istrinya yang terasa sakit.
Keping hitam turunan Sungmin itu membola, pikirannya kemudian melayang secara hiperbolis. Sang dokter berperawakan gemuk dan berjenggot putih itu layaknya seorang monster yang tengah menyuntik ibunya dengan suntikan besar.
"Hiks"
Kelopak matanya mengembangkan air mata. Sandeul sudah akan berlari masuk ke dalam kalau saja, seorang suster menutup pintu tersebut.
Sandeul pun menjerit, jeritannya sampai menghentikan kegiatan semua orang di sana. Hingga membuat atensi semua orang beralih padanya.
"Aigoo, aigoo, cantiknya nenek, sayangnya nenek, kenapa duduk di lantai hm"
"Sini sayang sama nenek saja ya. Kita keluar cari udara segar. Cup, cup, cup ya sayangnya nenek"
Dan tahu-tahu, Heechul sudah berjalan ke sana sekaligus menggendong Sandeul. Setelah pintu kembali di tutup. Nyonya keluarga Cho itu mendelik geram pada suami dan besannya.
"Yeobo, bagaimana kau bisa menggendong Sandeul dengan begitu mudah?"
"Nde" tambah Kangin mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanficHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...