Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar hangat di akhir pekan. Suasana tenang masih menyelimuti rumah keluarga Cho pagi itu. Belum terdengar juga keributan yang berarti yang biasanya meramaikan suasana rumah.
Kyuhyun menguap sangat lebar sampai-sampai air matanya keluar. Tubuhnya ia renggangkan di tempat tidur untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku. Ayah tiga anak itu masih belum bisa membuka matanya yang lengket padahal dirinya sudah beranjak duduk. Kemudian digaruki pipinya yang terasa gatal.
"Ming" Panggilnya dengan nada parau khas orang baru bangun tidur. Bersyukur ini adalah akhir pekan. Jadi Kyuhyun mau bangun siang pun tak masalah.
Dan tak berselang lama yang dipanggil pun datang dengan membawa air putih dan potongan buah pepaya dingin di nampan.
Kyuhyun kemarin mengeluh kalau dia sembelit. Dan bukannya dikasih solusi malah dia dinasehati untuk rajin makan sayur dan buah. Makanya pagi ini istrinya itu menyiapkannya buah dan air putih untuknya. "Ming suapi" rengek Kyuhyun ketika istrinya itu sudah menaruh nampan di nakas.
"Jangan manja, aku masih harus mengurus Sandeul. Gigi geraham anak itu mau tumbuh. Badannya agak hangat" Ujarnya yang sembari menyibak tirai di jendela. Kyuhyun pun mengerinyit ketika cahaya matahari masuk menyinari kamarnya yang semula gelap.
"Sudah dikasih obat? Apakah rewel?" Tanya Kyuhyun lagi sembari ia menusuk potongan pepaya dingin tersebut dan memakannya setelah ia menghabiskan segelas air putih yang telah disediakan.
"Ani, tidak rewel seperti biasanya. Hanya saja dia susah untuk mengunyah makanan sepertinya-"
"UMMA"
Belum sempat wanita Januari itu melanjutkan ucapannya kepada Kyuhyun, atensi mereka berdua pun beralih pada suara Sandeul yang memanggil sang ibu.
"Ndee Sandeulie" Sahut Sungmin, bergegas menghampiri balita itu.
"Putrimu membutuhkan ibunya. Jangan manja dan lekas bersihkan dirimu" Sungmin pun memberi kecupan selamat pagi di dahi Kyuhyun sebelum ia beranjak pergi untuk memenuhi panggilan Sandeul.
.
.
."Masih sakit gusinya?" Ibunya bertanya pada Sandeul yang sedang berusaha menelan bubur. Gadis kecil berusia delapan tahun itu mengangguk. Kemudian beringsut bersandar di pelukan ibunya.
"Udah umma, tapi masih lapar perutnya" Sandeul mengeluhkan gusinya yang bengkak dan sakit. Ia masih lapar tapi mulutnya susah untuk mengunyah dan menelan. Wajar memang karena yang mau tumbuh itu gigi geraham yang paling ujung.
"Dipaksa ya, umma encerkan lagi buburnya. Biar nuna gampang makannya. Langsung telan-telan saja... " Ibunya membujuk lagi agar anak itu mau makan biar pun sedikit.
"Mau, tapi nanti umma. Elus-elus pipinya Deulie. Hiks sakiit" Sandeul merengek lagi lantaran rasa ngilunya datang lagi. Obat yang diminumnya belum bereaksi mungkin lantaran baru diminumnya kurang dari sepuluh menit yang lalu.
"Umma/Umma" Panggil Sunghyun dan Minghyun bersamaan.
Ibunya menengok si kembar sementara tangannya sedang sibuk mengelus pipinya Sandeul, "Ada apa hem?" Tanya ibunya.
Si sulung lantas menunjuk sebuah meja di dekat jendela. Di meja itu tampak si kucing peliharaan kesayangan sedang berusaha menggapai meja dan melihat ikan-ikan kecil yang berenang di dalam wadah kaca. Itu adalah ikan-ikan yang di beli Sandeul saat ia ikut ke pasar bersama bibi Kim ngomong-ngomong.
"Meonna matan itan ma (Meongnya makan ikan umma)" Sunghyun mengadu sembari menunjuk kucing tersebut. Minghyun mengangguk, si bungsu itu sedih karena ikannya tinggal dua.
"HYAKU!" Sandeul yang sedang merasakan sakit di gusinya jadi reflek berteriak lantaran melihat ikan peliharaannya mau di makan kucing itu. Tapi seketika ia jadi mengaduh sakit, "Umma huweee" Sandeul lupa kalau dia membuka mulutnya lebar gusinya akan bertambah sakit.
Mendengar suara pekikan Sandeul, sang ayah yang sedang sibuk dengan urusannya di kamar mandi jadi ikutan kaget. Lalu langsung buru-buru Kyuhyun keluar dari sana.
Sementara di luar sana Sandeul mengaduh sakit. Dan si kembar yang menutup telinga mereka karena berisik. Dan ibunya sibuk menenangkan Sandeul yang menangis kejar.
"Yuung itanna telban! (Hyung ikannya terbang!)" Minghyun berseru pada kakaknya. Kaget melihat si ikan mas koki tiba-tiba loncat keluar aquarium ketika kaki berbulu Hyaku masuk ke dalam sana kembali.
Si ikan malang itu terbang dengan naas dan mendarat di kepala Kyuhyun ketika pria kelahiran Febuari itu baru saja melangkahkan kakinya ke luar kamar.
Kyuhyun yang berlari panik sekaligus kaget ketika akan menghampiri Sandeul jadi bertambah kaget lagi ketika ada ikan jatuh di kepalanya. Sungguh, Kyuhyun berpikir itu adalah cicak atau laba-laba yang hinggap di kepalanya. Apalagi ketika itu si kembar juga histeris menunjuk-nunjuk ayahnya.
"Hiii, appa, appa, itu, itan itan!!!" Ujar mereka berdua tidak begitu terdengar jelas olehnya.
Kyuhyun pun reflek loncat lalu bersandar ke dinding. Setelah mengibas ngibaskan rambutnya. Dikagetkan seperti itu membuat jantungnya nyaris copot.
"Omo, omo, omo" Sang istri yang melihat kekonyolan suaminya itu cuma bisa tertawa geli. Begitu pun Sandeul yang tadinya mengaduh sakit tiba-tiba jadi senyum lagi. Rasa nyeri di gusinya mendadak hilang. Ketika melihat ayahnya yang melompat lompat lucu, "Appa masa takut sama ikan kecil ya umma, hihihihi" Ujar gadis kecil tersebut.
Well, mungkin sehabis ini Kyuhyun bakalan menutup rasa malunya pada anak-anak dengan ikutan tertawa juga.
Hehehe...
.
.
.
FIN
.
.
.
Sign
hyejinpark©
20180317.10:13
.
.
.
See Ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanficHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...