Ibu tiga anak itu pusing sekali menghadapi tingkah polah anak-anaknya yang aktif. Bagaimana tidak, dari buka mata di pagi hari sampai mau menutup mata lagi di malam hari, si kembar dan nuna nya ribut saja. Selalu ada saja hal yang mereka ributkan.
"Hiks, ma~~, hiks, maaaa~………huweeee" Nah kan, itu Sunghyun yang menangis. Balita itu berguling guling di lantai tak jauh dari tempat ibunya berdiri, sedang mencuci piring.
"Sunghyunie kalau masih nangis terus nanti air matanya umma buat cucu piring ya"
Padahal Sunghyun sudah menangis sampai berguling-guling seperti ini. Suaranya bahkan sudah sangat serak hingga terbatuk-batuk. Tapi kenapa ibunya justru tidak menggendong atau memberikan apa yang balita itu inginkan. Begitu pikir si sulung.
Ya jelas lah, ibunya diam saja. Dan membiarkan si sulung itu menangis. Lantaran Sunghyun minta main keluar malam-malam begini. Dia juga minta di belikan buble tea rasa coklat.
Lah, ini kan sudah malam. Mana cuacanya dingin sekali pula. Kedainya juga sudah tutup. Tapi tampaknya si sulung itu ngeyel, dan kekeh ingin minum buble tea sekarang juga.
Mungkin itu karena tadi Sunghun sempat lihat iklan buble tea rasa coklat di TV. Makanya sekarang dia merengek minta di belikan itu.
"Nah kan batuk lagi. Makanya diam sayang, kan capek menangis terus" Ibunya kasihan juga. Lalu setelah menyelesaikan pekerjaanya, ia pun mengangkat Sunghyun. Mengelap ingus dan air matanya.
"Mau bubel ti ma, ayok ma beli itu!!!" Tapi Sunghyun ini masih merengek dan kembali menangis.
"Sudah malam Sunghyunie, tuh lihat gelap kan di luar. Besok kita belinya." Ucap ibunya lagi mencoba sabar.
Namun nyatanya Sunghyun tidak mau dengar. Si sulung itu kekeh mau minum buble tea rasa coklatnya sekarang. Lalu kembali deh Sunghyun berguling di lantai.
"Ya ampun anak ini kalau sudah maunya, harus sekarang juga dituruti. Sunghyunie sayang, berhenti menangis. Sudah malam ini kasihan nanti tetangganya berisik-"
"Huwaaaaaaaa..... " Si sulung itu tak kena untuk di bujuk. Malah tangisannya semakin kuat.
Hal tersebut, otomatis mengundang sang ayah untuk menghampiri mereka. Demi Tuhan! Sunghyunie sudah menangis hampir sejam. Dan tangisannya kencang sekali. Kyuhyun yang sedang pusing dengan berkas-berkas laporan akhir bulan jadi di buat agak kesal juga.
"Sunghyunie udah dong nangisnya! Nuna besok ulangan. Berisik jadi nuna tidak bisa belajar!"
Nah, ada satu lagi yang terganggu dengan suara tangisan Sunghyun. Sandeul merasa jika dirinya tidak bisa konsentrasi belajar karena suara tangisan Sunghyun.
Mendengar hal tersebut, Sunghyun malah semakin menangis kencang. Ia berguling-guling di lantai sembari memukul lantai kayu rumahnya.
"CHO SUNGHYUN!" Habis sudah kesabaran ibunya ketika melihat si sulung itu mengamuk sampai segitunya. Ibunya berseru namun tidak diindahkan olehnya. Balita itu tetap menangis.
Akan tetapi berbeda dengan si bungsu yang ketakutan mendengar suara teriakan ibunya. Sampai-sampai Minghyun yang melihat ibunya yang jarang berteriak jadi ketakutan.
Si bungsu itu mengerinyit, ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di pelukan sang nuna yang juga ketakutan.
"ASTAGA!" Kyuhyun pusing di buatnya. Kepalanya yang sudah pusing semakin di buat pusing.
"Hyungie, Sunghyuni diam sayang, Sama umma ya kita tidur!" Ajak ibunya yang mulai bisa meredam kesalnya. Namun tampaknya si sulung itu tetap keras kepala. Ia hanya akan diam jika keinginannya telah di penuhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE Season 1 (KyuMin-Family)
FanficHanya sebuah cerita singkat tentang keluarga Cho bersama si kecil Sandeul dan si kembar dengan celotehan keseharian mereka. (Season 2 Up) Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang...