(30) On that day

2.1K 190 0
                                    

Author Pov

"Re, lo beneran gakpapa kan?" tanya Gadis ketika mereka sampai di kelas.

"Gakpapa, cuma kaget aja..akhh pala gue masih perih..gila itu cewek" balas Reya sambil mengusap kepalanya berkali-kali.

"Lo ada masalah apa emang sama dia?" sekarang Dinis tengah duduk di kursi depan meja Gadis dan Reya.

"Tau, kemaren pas abis Libasma sih dia ngechat gue bilang jangan deket2 Guanlin" ucap Reya tak perduli.

"Dia pacarnya Kak Guanlin kan ya, pantesan" kini Dera dan Alda juga ikut merubungi meja Reya.

"Gue udah tekenin, gue gak gatel ke Guanlin tapi emang dia yang rese, masalah cowok aja kudu malu2in orang"

"Sabar"

"Gue mah apa sih yang gak sabar, ngadepin lo pada udah buat gue sabar banget:v" ucap Reya menghibur diri bercanda seraya menidurkan kepalanya di atas meja.

***


Setelah libasma

Guanlin tampak cemas dengan keadaan Reya sekarang. Ia terus memperhatikannya dari depan hall, masih dengan Yuzu yang bergelayutan ditangan kananya.

Reya kembali berjalan setelah lama menunggu sepasang kekasih dihadapannya yang tak mau minggir sedari tadi. Ia bejalan ke arah gerbang seorang diri dengan wajah yang memerah.

"Zu, lo tunggu di depan gerbang, gue mau ambil motor dulu" ucap Guanlin pada Yuzu seraya pergi ke parkiran untuk mengambil motor.

Setibanya di depan gerbang ia begitu terkejut melihat Reya yang sudah menangis tak karuwan. Pasalnya ia tau Reya tak akan menangis hanya karena hal sepele, bahkan ia tak menangis ketika ia panggil dengan sebutan jalang empat bulan yang lalu atau karena Guanlin tinggal sendirian di tempat sepi waktu pulang dari mall.

Srak

Guanlin menarik kasar tangan Reya yang tengah menangis sambil beridiri, menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Tolol..ngapain nangis disitu lo" ucap Guanlin yang sedikit mebentak. Entah kenapa ia begitu tak suka saat melihat Reya menangisi orang lain yang jelas tak pernah melihat ke arahnya itu.

Ya, Guanlin sadar bahawa Reya sedang sangat kesal karena apa yang dilihatnya barusan. Taeyong yang sedang bemesraan dengan Bila dihadapannya.

"Guanlin sakit...Liin...hiks" rengek Reya karena cekalan tangan Guanlin yang begitu erat pada lengannya.

Guanlin lalu membawa Reya kembali masuk ke area sekolah. Dia menyeretnya ke depan aula yang letaknya tepat di belakang gerbang masuk.

"Napa lo" tanya Guanlin datar.

"Bukan urusan lo" jawab Reya yang malah menaikkan volume suaranya.

"Gue biang kenapa!" Guanlin ikut membentak Reya. Entah kenapa ia pun tak mengerti. Ia hanya tak mau Reya menangis karena hal bodoh semacam itu.

"Urusin aja pacar lo noh!" bales Reya masih dengan nada tinggi, ia menunjuk Yuzu yang sudah berada di depan gerbang.

"Gak usah ngeles...gue tanya lo kenapa..." tanya Guanlin sekali lagi, setiap kalimatnya terasa dingin di telinga Reya.

"Hiks...hiks...sakit Liiin" Reya meringis kesakitan karena cekalan Guanlin tak lepas sejak tadi.

"Eh sori..gue lepas udah nih" Guanlin melepaskan cengkramanya sambil sesekali mengusap lengan Reya.

Kapten Basket [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang