(40) Pulang

1.9K 181 8
                                    

"Dinis?!" pekik Reya saat melihat arah tunjuk Guanlin.

Jaehyun yang mendengarnya langsung menoleh dan mendapati Reya yang tengah berlari ke arahnya.

"Heh bngst. Lo apain temen gue ha?!" bentak Reya saat ini sudah berada di depan mereka.

"Punya mata gak? Gak liat kalo temen lo yang lagi nyusahin gue. Udah nih bawa, pegel gue gak gerak sejam!" Jaehyun mendorong dorog badan Dinis pelan. Dia memang tak merubah posisinya sejak kepala Dinis ada di bahunya.

"Apaan coba. Lo yang nyulik, knp lo juga yang ngamuk. Terus ini kenapa Dinis bisa tidur di sini?" sekarang Reya sudah menggantikan Jaehyun menopang kepala Dinis. Dia duduk di samping kanan Dinis, sedangkan Jaehyun masih di sebelah kirinya.

"Ck...mana ngebo banget lagi nih bocah kalo udah tidur" gumam Reya sembari mengguncang tubuh Dinis, berniat membangunkannya.

Jaehyun berdiri dan menatap Guanlin.

"Gue cabut, lo yang anterin dia pulang" suruh Jaehyun santai.

"Eh, apaan lo. Malah nyururuh Guanlin. Ya gak bisa lah, lo yang bawa dia ke sini, jadi lo juga yang harus mulangin ini bocah! Lagian cowok gak tanggung jawab banget sih, situ cowok apa bukan!" nyinyir Reya.

Jaehyun sama sekali tak berkomentar, dia berniat berjalan ke parkiran mengambil motornya.

"Sialan! Gue ngomong woi! Balik gak lo. Eh Jaehyun! Lo pikir gue mau balik sama siapa ha kalo Guanlin nganterin Dinis!"

Jaehyun pun membalikkan badannya, sekarang dia tengah berhadap hadapan dengan Reya.

"Apa?! Mau protes? Cepet pesen taksi, anterin Dinis pulang ke rumahnya." ketus Reya yang tampaknya sangat tak memperdulikan reaksi dan jawaban Jaehyun.

Jaehyun masih diam, "Gue gak tau rumahnya" jawabnya, tetap ingin menghindar.

"Gak mau tau, lo harus tanggung jawab lah, salah sendiri pake acara nyulik anak orang segala. Udah sekarang lo pesen taksi aja dulu. Entar alamatnya gue sms in dari hp nya Guanlin" balas Reya, menurunkan intonasi suaranya.

Jaehyun hanya berdehem singkat sebelum akhirnya berjalan ke arah jalan raya dan mencari taksi.

"Padahal tadi gue bilangnya pesen, bikan nyari. Goblok dasar. Pake grab kan bisa oon"

Guanlin sendiri dari tadi hanya diam. Antara bingung dengan sikap Jaehyun yang tiba2 berubah dan makian Reya yang menurutnya sangat benar.

"Lin hp lo" Reya mengulurkan tangannnya meminta hp Guanlin.

Guanlin menyerahkannya. Reya segera menuliskan alamat rumah Dinis dan mengirimkannya ke nomor Jaehyun.

Tak lama Jahyun datang. Ia mengerutkan dahinya.

"Temen lo belum bangun?"

"Hmm, ada aer gak?"

"Lo mau nyiram dia?" tanya Guanlin.

"Cipratin dikit" jawab Reya santai.

Jaehyun pun memberikan sebotol akua yang dibelinya satu jam lalu di kantin rumah sakit.

Reya memercikkan banyak air ke wajah Dinis, membuatnya langsung tersadar dan bangun dari posisinya.

"njir. Sialan, siapa yang nyiram gue?!" protes Dinis tak terima.

"Gue, napa?" jawab Reya ikutan nyolot.

Dinis mengerjap beberapa kali. Amarahnya mereda setelah dia mengingat ingat beberapa kejadian sebelumnya. Kini senyumnya mulai.merekah menyadari keberadaan Reya.

Kapten Basket [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang