Jaehyun membawa Dinis dengan motor ninja hitamnya. Dinis benar2 dipaksa ikut dengannya, upayanya kabur terasa begitu sia2 karena tangan Jaehyun benar2 mencengkram kuat tangan kanannya.
Di belakang motor, tampak Dinis yang sama sekali tak bergeming dengan perlakuan Jaehyun. Bukannya takut dengan dirinya, tapi dia tidak bisa kemana2 kalau sekarang ini Jaehyun membawanya dengan motor yang kecepatannya melebihi batas normal.
"Turun" suruh Jaehyun ketika mereka sampai di sebuah parkiran rumah Sakit kota.
Dinis menurut saja, dia segera turun.
Baru saja dia mau kabur dari sana tangan Jaehyun kembali mencengkram erat pergelangan tangannya.
"Lepas ih! Gue gak ada masalah sama lo, kenapa malah nyandra gue sih"
"Berisik, ikut gue" Jaehyun berusaha menarik tubuh Dinis yang sedari tadi meronta meminta dilepaskan.
"Gak mau, dasar psikopat sinting! Gue gak ada urusan sama lo bego! Lo rabun kali ya, lo salah orang, gue bukan kak Bila! Anjir, sakit bego, lepasiiin" rengek Dinis seraya berusaha melepaskan genggaman Jaehyun.
Jaehyun terlihat begitu santai. Dia sama sekali tak melihat ke arah Dinis.
Mereka masuk ke Rumah Sakit besar itu. Baru saja sampai di lorong depan Dinis sudah meronta habis habisan. Pasalnya dia benar2 benci dengan apapun yang berhubungan dengan obat, menciumnya saja sudah membuatnya muntah, apa lagi masuk ke rumah sakit yang tak bisa dipungkiri bahwa di setiap sudutnya bertebaran bau obat obatan.
"Jaehyun sinting! Lo mau bawa gue kamana? Gak mau, gue gak mau masuk, lepasin gak!"
Jaehyun masih tak menyaut, dia terus membawa Dinis semakin masuk ke dalam.
"Jae mau kemana sih, gak mau Jae, gue mau pulang anjir. Lepasin gue!"
"Jae gak mau Jae, beneran, sumpah gue gak mau masuk, Jae...hiks, gak mau...bau..hiks...Jae keluar gak sekarang, gue treak nih kalo lo gak bawa gue keluar! Hiks..hiks" Dinis berusaha menyeka air matanya yang tiba2 keluar. Dia benar2 benci aroma obat2an.
"Jae!!"
Jaehyun menengok mendengar sentakan dari Dinis. Gadis itu sekarang tampak sangat berantakan. Air matanya sudah mebasahi seluruh pipinya.
"Gak mau" lirih Dinis pelan seraya menarik tangannya dari genggaman Jaehyun yang mulai melonggar.
Jaehyun sendiri begitu terkejut melihatnya. Dia tidak menyangka kalau Dinis akan menangis.
"Hiks..keluar....gue gak suka..hiks..bau obat!" ujar Dinis yang masih sesenggukan.
Jaehyun mengangguk paham. Dia memutar langkahnya ke belakang. Tangan Dinis kembali di tarik paksa olehnya, tapi kali ini tidak sekasar sebelumnya.
Jaehyun membawanya ke sebuah taman di dekat Rumah Sakit. Mereka duduk di kursi panjang yang ada di tengah taman.
Dinis masih saja sesenggukan. Padahal dia sudah menahan agar tidak menangis saat ini. Tapi tetap saja, air matanya tak mau berhenti keluar.
"Maaf" lirih Jaehyun pelan tapi masih bisa terdengar oleh Dinis.
Dinis tersenyum kecut. Dia sama sekali tak mengerti apa alasan Jaehyun melakukan semua itu.
"Jangan nangis, udah berhenti, lo jelek kalo nangis" ucap Jaehyun sembari menatap dan mengusap lembut pipi kanan Dinis yang penuh dengan air mata.
Dinis masih sesenggukan, dia berusaha mengatur agar air matanya tak lagi keluar.
"Lo gila!" bentak Dinis. Dia menatap sinis Jaehyun yang ada di hadapannya.
"Gue salah apa sampe lo harus giniin gue segala, oke kalo gue salah karena udah maki2 lo gue minta maaf, tapi lo gak bisa seenaknya bawa gue ke sini, gue bahkan belum ngabarin nyokap gue, lo gak tau apa gimana marahnya dia kalo sampe gue pulang telat" ujar Dinis yang terdengar seperti sedang menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [Lai Guanlin]
FanfictionGuanlin anak basket. Nyebelin banget sumpah. *** Gue bukan cewek cengeng atau pun lemah yang gak bisa jaga diri. Tapi semenjak dia datang dan ninggalin gue gitu aja..gue bener-bener gak kenal lagi siapa diri gue. ***** Bahasa non baku # setan # rese...