(67) Pertemuan?

1.7K 183 11
                                    

Akhir-akhir ini Guanlin sudah mulai sibuk mengurusi persiapan ujian Nasional nya. Ia bahkan sampai kembali ke rumah nya tanpa perduli lagi dengan kehadiran Chanyeol karena banyak tugas yang memaksanya diselesaikan di rumah. Jadwalnya sungguh padat hingga minggu ini dia sama sekali tidak ada waktu bertemu dengan Reya.
.
.

Reya ingin maklum dengannya. Tapi entahlah, mengapa sulit sekali melakukan itu. Sesibuk sibuknya Guanlin seharusnya ia masih menyisihkan waktu untuk mengabari Reya. Tapi ini tidak. Rasanya seperti Guanlin lenyap begitu saja. Bahkan saat disekolah pun Reya jarang sekali bisa melihat atau pun sekedar berpapasan dengannya.

"Ck. Bego"

Baru dua menit sejak bel istirahat berbunyi tapi Reya sudah duduk santai di gazebo yang cukup jauh dari kelasnya.

Ia sendirian. Berharap akan sdatang seseorang yang sudah lama tak ditemuinya.

Banci rese

Reya : Lin. Sumpah ya. Kalo gak lo bales lagi gue samperin nih ke kelas lo!

Reya : BEGOO! BALES NYET

Reya : Heh anj*g lo punya hp buat apa kalo gak pernah bisa bales chat gue? Mending jual tuh hp sekalian!!

Wajah Reya merah padam. Ia benar-benar akan membunuh Guanlin kalau sampai bertemu dengannya.

Sudah berapa kali Guanlin mengabaikan pesan Reya. Entahlah. Susah sekali hanya untuk mengajak cowok itu bertemu.

Reya menghela nafas panjang. Mengatur nya agar jangan sampai pingsan karena sesak napas.

"Re" panggil seseorang di belakangnya. Reya menoleh, "Qian?" gumamnya tak percaya.

"Maaf, baru nyapa lo" ujar Qian dengan senyum merekah diwajahnya.
"Hm? Iya" balas Reya merasa canggung. 3 setengah tahun tak berbicara ternyata memberikan dampak seperti itu pada mereka.

Qian mendekat, duduk di sebelah Reya.

"Lo nggak kaget gue tiba2 pindah ke sini?" tanya Qian tiba2.

"Dikit sih" jawab Reya apa adanya.

Mereka kembali terdiam.

Detik berikutnya ponsel Reya bergetar, menampakkan nama Guanlin disana.

Banci rese is calling you

Reya mengangkat panggilan dari Guanlin. Tanpa menyadiari senyumnya telah mengembang sedari tadi.

"Bego! Ngapain nelfon segala?!" kesal Reya, meracau pada Guanlin yang ada disebrang sana.

"Ke gazebo belakang sekarang atau gue bunuh lo sekarang juga!" ancam Reya tak segan segan. Sedangkan Qian yang mendengarnya hanya tersenyum kecut. Tampaknya ia juga sudah tahu siapa yang menelfon teman lama nya itu sekarang ini.

Reya membutuskan sambungan telpon. Berharap orang itu akan segera datang.

Ah. Sial. Ia baru ingat kalau ada qian disebelahnya. Lihat saja, bagaimana canggungnya ia menghadapinya sebentar lagi.

"Siapa?" tanya qian basa-basi.

"Hm? Orang" jawab Reya asal.

Qian terkekeh pelan. Reya benar2 tidak berubah. Masih sama seprti dulu, selalu asal berbicara meski sedang serius.

"Iya iya, terserah lo"

"Ngomong-ngomong kemaren gue liat mark di depan sekolah. Lo masih kontekan sama dia?" tanya Qian penasaran.

"Gitulah" jawab Reya singkat.

"Kayaknya lo gak nyaman sama gue" ungkap Qian yang sedari tadi menyadari keanehan sikap Reya.

Kapten Basket [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang