Gue yang sedang belajar karena besok ulangan fisika pun mendesah berat.
Sesekali gue melirik jam didinding, masih banyak yang belum gue pahami.
Tepat ketika jarum jam menunjuk ke angka sepuluh malam gue menyerah.
Gue berharap, kali ini Jisung mau nyontekin jawaban ulangan fisika.
Iya. Jisung memang lebih ahli soal hitung-menghitung dari pada gue.
Keahlian gue apa, juga gue gak tau. Hehe.
Terdengar mustahil memang. Tapi semoga besok dia salah minum obat, lalu berbaik hati buat nyontekin gue.
Kenapa gue bilang mustahil?
Karena jisung itu musuh gue.
Ah, kenapa sampai gue bilang musuh? Sulit dijelasin emang, intinya dia itu 'pengganggu'.
Dengan tergesa-gesa gue memasuki ruangan kelas.
"Jisung mana?"Tanya gue ketika sudah masuk ke dalam.
Somi yang sedang bercermin mengalihkan pandangannya ke gue. "Tumben nyariin musuh bebuyutan?"
Gue menghela nafas kasar. "Penting ini. Hidup dan mati gue dipertaruhkan."
Somi hanya mendengus kesal. "Alay anjir. Tuh orangnya main hp dipojokan."
Oh iya. Kok gue gak liat?
Dengan langkah pasti gue melangkahkan kaki menuju ke tempat duduk jisung yang berada di pojokan kelas.
Jisung yang tengah memainkan handphonenya, merasakan ada seseorang yang mendekatinya mengalihkan atensinya ke gue.
Alisnya naik sebelah dengan wajah menatap gue bingung, "Kenapa lo be-?"
"Be-, apaan maksud lo? Nama gue gak ada be nya perasaan." Tanya gue bingung.
"Be, cabe. Hehe." Jawab jisung cengengesan. Yang gue balas dengan menggeplak kepalanya.
"Ya Tuhan. Apa salah dan dosa cogan, kenapa gue bisa ditakdirkan bertemu cewek berotot seperti dia."
Gue mendelik kaget dengan apa yang telah diucapkan oleh Jisung. Reflek gue menjambak rambutnya.
"Eee anjirrr sakit woyy."
"Mampusin. Siapa suruh nyari gara-gara."
Setelah puas menjambak rambut jisung gue duduk di hadapannya, masih dengan tatapan mengancam.
"Apaan orang yang datengin gue lo duluan. Jadi lo dong yang gangguin gue."
—eh bener juga.
Gue menghembuskan nafas pelan, kemudian tersenyum manis ke jisung.
"Jisung contekin gue ulangan fisika nanti yaa."
Jisung nampak berpikir dengan tangan bertumpu pada dagunya.
"Boleh.......tapi ada syaratnya."
Gue yang sudah kepepet nyari bahan contekan pun mengangguk semangat. "Apa syaratnya?"
Jisung nge-smirk. Membuat perasaan gue jadi gak enak. Jangan bilang dia mau jadiin gue babu dalam sehari.
"Temenin gue nonton nanti sore."
Gue menghembuskan nafas lega. Setidaknya menemaninya menonton tidak semengerikan menjadi babu seharinya jisung.
Dan benar. Selama ulangan berlangsung jisung sangat amat berbaik hati memberikan semua jawabannya ke gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ft. Stray Kids [TAMAT]
Historia Corta[FOLLOW SEBELUM BACA] "Imagining is as good as reality" imagine story using (your/name) bahasa -shortstory Started : 26-04-2018 Ended : 28-08-2020 aesthetic cover by @GYUWOOST ©Marklipss,2018