Jangan lupa tinggalkan jejak kehidupan kalian dengan cara ribut di kolom komentar. Oh iya, ceritanya aku rombak jadi semi baku ya. Semoga suka~~
•--•
"Kak... bangun."
Aku menghela napas pelan.
Sebenarnya tidak enak membangunkan Kak Chan yang telah terlelap dalam tidurnya hanya karena aku menginginkan makanan yang Kak Chan masak. Tapi mau bagaimana lagi, bukan hanya aku yang menginginkan makanan olahannya, tapi bayi yang berada di dalam perutku. Buah hati kami berdua.
Tanganku terulur untuk mengusap rambutnya sehingga membuat kerutan yang berada di keningnya terlihat jelas. Beberapa detik kemudian netranya terbuka dan bertemu tatap dengan milikku.
"Hmm..." Kak Chan bergumam. Walau terlihat jelas kalau ia masih sangat mengantuk, Kak Chan mengelus pipi gue dengan mata sipitnya yang sebenarnya terlihat kurang tidur itu. "Kenapa sayang?" Tanya Kak Chan dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Laper... Terus juga baby-nya pengen masakan Papa... Masakin ya?"
Kak Chan tersenyum tipis, kemudian dia memaksakan untuk bangun lalu mengecup puncak kepalaku.
"Kamu tunggu di sini ya, biar aku yang masak di dapur."
Tentu saja aku langsung menggelengkan kepala, "Gak mau Kak Chan... baby-nya pengen lihat Papanya masak."
Kak Chan terkekeh, ia mencubit gemas hidungku sampai aku merengek minta dilepaskan. "Yang pengen liat Papa itu Baby apa Mamanya?"
Aku hanya bisa tersenyum malu, "Hehe... Sekalian Mamanya pengen liat."
"Dasar..." Kak Chan sekali lagi tersenyum. Ia bangkit dari atas kasur dan mengambil sweater rajut miliknya yang ada di dalam lemari.
"Kamu pakai ini ya, biar kalian gak kedinginan."
Aku mengangguk menurutinya, setelah memakainya ke tubuhku tiba-tiba saja badanku terangkat, membuatku menjengit kaget lalu mengalungkan kedua tanganku ke leher Kak Chan yang menggendongku ala bridal style.
"Eh! Kak aku bisa jalan sendiri."
Kak Chan malah mendengus lalu mencuri kecupan di bibirku. "Papa gak mau kalo Mama sama Baby-nya kecapean."
Daripada berdebat lebih baik aku menuruti ucapan Kak Chan. Akhirnya Kak Chan membawaku sampai ke dapur, kemudian ia mendudukkan ku di kursi.
"Kamu mau kakak masakin apa, hmm?"
"Kata baby-nya asal papa yang masakin dia suka kok."
Kak Chan menganggukkan kepalanya paham. Kemudian dia berjalan menuju kulkas dan memulai ritual memasaknya. Aku hanya diam memperhatikan punggung lebar kak Chan. Tiba-tiba saja aku merasa beruntung karena menikah dengannya, walau awal-awal mengenal Kak Chan selalu saja dibatasi oleh kecanggungan di antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ft. Stray Kids [TAMAT]
Short Story[FOLLOW SEBELUM BACA] "Imagining is as good as reality" imagine story using (your/name) bahasa -shortstory Started : 26-04-2018 Ended : 28-08-2020 aesthetic cover by @GYUWOOST ©Marklipss,2018