Hari ini sesuai janji Mas Chris mengajak aku dan juga Jeongin berkunjung ke kebun binatang. Memang Mas Chris sering sekali mengajak quality time seperti ini ditengah kesibukannya.
Kalau katanya, dia tidak ingin Jeongin tumbuh besar tanpa merasakan kasih sayang dari ayahnya. Iya, Mas Chris takut sekali kalau Jeongin menganggap ayahnya tidak sayang terhadapnya.
"Ayah, Kakak mau lihat kelinci." Jeongin yang duduk di kursi belakang berseru senang, kemudian mulai mengoceh. "Kemarin Yuna bilang kalau Papanya membelikannya kelinci. Bunda... Jeongin boleh memelihara kelinci?"
Aku tertawa pelan kemudian menoleh ke belakang. "Katanya kemarin mintanya kucing, jadi yang mana yang benar Kak?"
Jeongin mengerucutkan bibirnya. "Memang tidak boleh ya pelihara semuanya?"
"Kalau semuanya memang Kakak sanggup merawat dan memberi makannya?" Mas Chris melirik Jeongin dari kaca spion dalam mobil lalu tersenyum.
Jeongin mengerucutkan bibirnya, sepertinya putraku bingung menjawab pertanyaan sang ayah.
"Jeongin kan mau memberikan teman untuk Berry, Ayah... Kalau Berry banyak temannya kan seru."
Mas Chris tersenyum setelah mendengar maksud yang telah dijelaskan Jeongin. Setelah memarkirkan mobil dan melepas sabuk pengamannya Mas Chris menoleh ke belakang.
"Kalau nilai Kakak bagus di sekolah nanti ayah belikan kelinci dan kucingnya."
"Yeay sayang ayah!"
Mas Chris keluar dari mobil yang ku susul setelahnya. Dia membuka pintu belakang lalu mengeluarkan Jeongin, "Mau digandeng Bunda atau dengan Ayah?"
"Mau dengan Ayah." Jeongin memeluk kaki Mas Chris lalu tersenyum senang.
Baik aku maupun Mas Chris terkekeh pelan melihat Jeongin yang tiba-tiba menjadi manja seperti ini. Apalagi putra kami tiba-tiba menempel dengan Mas Chris, aku yakin suamiku itu sangat senang.
"Ayah! Kakak mau pegang kelincinya boleh?"
Mas Chris mendengus lalu ia menggendong tubuh kecil Jeongin. "Kalau mau pegang, kita beli dulu sayuran buat makanan kelincinya."
"Emang ada yang jual sayurnya ya bunda?" Jeongin bertanya padaku dengan raut polosnya.
Aku tersenyum lalu mengusap puncak kepalanya. "Ada sayang, itu di sana kita bisa beli sayurnya."
Dwi netranya mengikuti arah yang ku tunjuk. Jaraknya memang tidak jauh dari kandang kelinci dan di sana banyak sekali sayuran yang disediakan untuk pengunjung memberi makan hewan-hewan kebun binatang.
"Jeongin mau beli wortel yang banyak ayah."
"Iya, nanti kita beli yang banyak."
Pada akhirnya, Jeongin enggan berkeliling. Putra kami terlalu asik bermain di kandang kelinci. Memang sih, kelinci di sini sangat menggemaskan. Apalagi Jeongin tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada kelinci putih kecil yang lucu di dekatnya.
"Ayah, Jeongin mau satu yang seperti itu." Kini Jeongin datang menghampiri aku dan Mas Chris yang mengawasi Jeongin di pinggir kandang.
"Yang mana?" Tanya Mas Chris.
"Itu, yang kecil putih. Jeongin mau yang seperti itu ayah..." Jeongin mulai merengek ke Mas Chris.
Dengan sabar Mas Chris menjelaskan kalau Jeongin boleh memelihara kelinci, tetapi dia harus mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya. Persis seperti di perjanjian awal.
Siangnya, setelah puas melihat Jeongin bermain dengan kelinci-kelinci, Mas Chris memutuskan untuk membawa kami ke restoran Jepang yang berada tak jauh dari kebun binatang itu tadi.
"Jeongin kelihatannya mengantuk sekali dik?" Mas Chris mengusap pipi gembil Jeongin yang kini berada di pangkuanku.
Aku tersenyum kemudian mengusap tangannya. "Dia capek mas, tenaganya diforsir habis untuk bermain kan..."
Mas Chris mengangguk paham. Tanpa aba-aba dia mencium puncak kepala Jeongin lalu keningku setelahnya. Aku menatapnya terkejut. Untung keadaan restoran tidak terlalu ramai sehingga tidak ada yang memperhatikan kami.
"Mas malu..." Aku mencubit pinggangnya yang hanya dibalas dengusan geli olehnya.
"Kenapa malu? Mas kan suami kamu, nggak papa dong nyium istri sendiri. Lagian mas nyium kening kamu bukan bibir kamu."
"Mas..."
Bisa-bisanya dia mengatakan seperti itu didepan Jeongin. Untung saja buah hati kami tertidur, kalau sampai anak itu sadar aku pasti akan menyuruh Mas Chris tanggung jawab.
Karena anaknya ini memiliki rasa ingin tahu yang besar.
***
Kadang gue mikir. Pengen banget punya pacar terus dijadiin suami yang kaya Kak Chan 😭 Tapi baru sadar, Bangchan di dunia ini cuma ada satu 🤧 Beruntung banget yang jadi istrinya dia nanti (个_个)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ft. Stray Kids [TAMAT]
Nouvelles[FOLLOW SEBELUM BACA] "Imagining is as good as reality" imagine story using (your/name) bahasa -shortstory Started : 26-04-2018 Ended : 28-08-2020 aesthetic cover by @GYUWOOST ©Marklipss,2018