[Jeongin] - Nol

12.2K 1.1K 51
                                    

Gue dan Kak Minho sedang duduk berdua di dalam perpustakaan sekolah. Hari ini gue pengen jujur mengenai perasaan gue. Walau gue tau ujung-ujungnya gue cuma bisa jujur tanpa harus memilikinya.

"Kak--"

"Selamat ya, Kakak kaget loh denger kamu sama Jeongin tunangan kemarin."

Gue menatap Kak Minho yang kini tersenyum manis ke gue dengan bingung.

"K-kakak tau dari mana?"

Kak Minho terkekeh, tangannya mengusap rambut gue. "Tau dari Jeongin. Yha, walau kakak sakit sih dengernya tapi mau gimana lagi."

"H-hah?? Maksudnya sakit??"

Kak Minho lagi lagi tersenyum manis. "Kakak suka sama kamu. Tapi kamu udah sama Jeongin."





















"JEONGIIIIIIIIN."

Jeongin yang sedang mengerjakan tugasnya refleks menoleh ke pintu kelasnya. Dimana gue kini berkacak pinggang dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Dengan langkah pasti gue mendekat ke arah mejanya. "Lo ngomong apa sama Kak Minho tadi pagi?!"

Alis Jeongin terangkat sebelah, "gue cuma bilang kalo lo itu tunangan gue. Udah gitu doang sih."

"Astaga." Gue memijat pangkal hidung gue.

Gue kira dengan acara perjodohan dadakan kemarin ga bakal membuat gue jadi seribet ini. Tau kalau seperti ini jadinya, mending gue batalin aja kemarin.

"Lo ga tau apa, Kak Minho itu orang yang gue suka dari awal masuk SMA ini. Lo ga ngerti gimana rasanya jadi gue." Seru gue.

Jeongin berdiri, dia menatap gue dengan tatapan yang gak gue mengerti. "Lo juga ga ngerti."

"Ehh???"

"Akh, tau ah percuma ngomong sama lo ujung-ujungnya ga paham juga."

Setelah mengatakan hal tersebut Jeongin langsung pergi meninggalkan gue. Tiba-tiba datang Lia yang menepuk pelan bahu gue.

"Kenapa sama si Jeongin?"

Gue cuma menggelengkan kepala. "Ga tau."
















"Gimana, seneng ga lo ternyata tunangan lo itu orang yang lo suka selama tiga tahun ini?" Tanya Felix yang kini tengah bersandar pada tembok rooftop.

Jeongin menghembuskan asap rokoknya. Ia menengadah menatap langit. "Ga tau, gue malah bingung."

"Bingung kenapa?"

Jeongin mematikan puntung rokoknya, lalu menatap Felix dengan pandangan sedihnya. "Kayaknya, gue emang gak pantes buat si (y/n)."

"Kenapa lo ngomong gitu?"

"Dia ga pernah nganggep gue ada. Di hatinya udah ada cowok lain yang lebih sempurna dan dewasa dari gue."

Felix mendekati Jeongin, lalu ia menepuk bahu temannya itu.

"Lo harus sabar, salah lo sendiri ga mau jujur dari awal tentang perasaan lo. Tapi, coba buat dia merasakan nyaman setiap lo ada di sisinya. Gue harap lo sama (y/n) bisa sama-sama saling menyayangi."

"Gue harap juga kayak gitu." Ucap Jeongin pelan.

"Lo ga mau ke lapangan volly? Mumpung kita lagi jam kosong, kelas (y/n) kan yang olahraga hari ini?"

Jeongin menganggukkan kepalanya, "ya udah... ayo."

Setelah itu, baik Felix maupun Jeongin mereka berdua sama-sama berjalan menuju lapangan volly.

Imagine ft. Stray Kids [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang