Kalian tuh kesel gak sih sama gue? Sama cerita ini? Sama apdetan gue? Gue kok merasa bersalah ya sama kalian. Ada yang ngebandingin cerita ini dan yang lain karena ga sengaja sama alur di salah satu cerita, ada yang bilang keseringan update, lah Hwang Yeji kudu ottokeh?????? Kadang gue sampai kepikiran gara-gara ini, serius.
"Nah kan, putus kan lo..." Jisung meluk gue yang lagi nangis dengan erat. "Udah gue bilang... Kalau pacaran tuh dilihat dulu cowoknya kayak gimana."
Gue mendongak menatap Jisung dengan sesegukan. "G-gue kira... Hyunjin gak kayak gitu... Hueee Jisooooong."
"Lo sih, pasti lo doanya kayak gini kemarin... Ya Tuhan, jodohkanlah aku dengan Han Jisung. Kalau gak berjodoh, sama temennya si dower Hwang Hyunjin juga boleh. Hayooo ngaku gak lo?!"
Gue nyubit pinggang Jisung karena kesal. "Apasih!! Enggak enggak."
Jisung terkekeh. Dia membawa badan gue yang masih di dalam pelukannya duduk di sofa rumahnya, dengan gue yang duduk di atas pangkuan dia.
"Kan udah gue bilangin kemarin... Mending kalau mau deketin temen gue sama Kak Chan atau Kak Minho aja. Selain mereka buaya semua."
"Lo juga termasuk?"
"Ya enggak lah." Jisung mendorong kepala gue pelan. "Gue kan manusia berhati malaikat."
"Malaikat pencabut nyawa."
"Ya Tuhan... Gemes banget pengen gue gigit aja hidung lo."
"Heh, jangan macem-macem!"
Jisung terkekeh. "Iya-iya... Sahabat kecilku yang imut ini mau makan apa? Kak Changbin belum pulang kan ke rumah lo?"
Gue nganggukin kepala.
"Ya sudah, gue ke dapur dulu. Nasi goreng mau gak?"
Gue nganggukin kepala sekali lagi.
"Pedes ya?"
"Gak. Lo gak kuat makan pedes, dah tunggu disini ya."
Setelah itu Jisung meninggalkan gue yang sekarang menatap sendu ke punggung lebar miliknya yang melangkah ke dapur.
Gue menarik nafas panjang, kemudian menangis sekali lagi.
"Jadi gini ya rasanya, suka sama sahabat sendiri." Gue menghapus cairan bening yang mengalir di pipi kanan gue. "Mau nyoba ke hati yang lain pun tetep aja gak bisa, ujung-ujungnya gue juga yang diselingkuhin."
Alasan gue menangis juga bukanlah karena gue diselingkuhin Hyunjin. Gue nangis karena Jisung hanya menganggap gue sebagai seorang sahabat.
Gue kira mengobati hati yang terluka dengan menambah hati yang lain dapat membuat luka gue membaik. Ternyata tidak, luka gue semakin menganga lebar dan gue rasa gue gak punya kepercayaan diri buat jatuh cinta lagi.
•--•
"Kak Changbin, aku nebeng motor kakak yaa?"
Gue gelendotan di lengannya Kak Changbin. Posisinya sekarang gue lagi di ruang tamu, sopir yang biasa nganterin gue lagi sakit jadi gue gak ada yang nganterin ke sekolah.
"Kakak mau jemput pacar dek, aduh kamu kok gak peka sih."
Gue mengerucutkan bibir kesal. Kemudian menghentak-hentakkan kaki gue melangkah keluar rumah.
"Ya udah aku jalan aja."
Kesel dong kalau jadi gue. Lagian gue sama Kak Changbin kan satu sekolahan, tapi dia malah gak mau nganterin gue dan malah mentingin orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ft. Stray Kids [TAMAT]
Short Story[FOLLOW SEBELUM BACA] "Imagining is as good as reality" imagine story using (your/name) bahasa -shortstory Started : 26-04-2018 Ended : 28-08-2020 aesthetic cover by @GYUWOOST ©Marklipss,2018